Sosok Aditya Halindra Faridzki Calon Pemimpin Tuban yang Tampan, Gaul dan Jomblo

Sabtu, 02 Januari 2021 - 13:15 WIB
loading...
Sosok Aditya Halindra Faridzki Calon Pemimpin Tuban yang Tampan, Gaul dan Jomblo
Aditya Halindra Faridzki akhirnya terpilih menjadi pemimpin di Kabupaten Tuban. Foto by Instagram Aditya Halindra Faridzki
A A A
TUBAN - Aditya Halindra Faridzki akhirnya terpilih menjadi pemimpin di Kabupaten Tuban. Berdasarkan hasil rekapitulasi rapat pleno terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pilkada Tuban 2020. Lindra, panggilan karib Aditya Halindra Faridzki menang di seluruh kecamatan di Tuban dengan perolehan 423.236 suara atau secara persentase mencapai 60%.

Disusul pasangan Khozanah Hidayati-Muhammad Anwar yang meraih 170.955 suara atau 24,2%. Sementara, pasangan Setiajit-RM Armaya Mangkunegara meraih 110.998 suara atau 15,08%.

Lindra, yang berpasangan dengan Riyadi, diusung tiga partai politik. Yakni Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

(Baca: iNews Siang Live di iNews dan RCTI+ Senin Pukul 11.00: Ini Bupati Tuban, Muda, Tampan dan Jomblo!)

Namun siapa sangka, calon pemimpin Kabupaten Tuban masih berusia 28 tahun. Usia yang hampir mirip dengan Soekarno ketika memimpin Partai Nasionalis Indonesia (PNI) pada 1927 silam.

Lalu Muammar Al Gaddafi saat menjadi pemimpin Libya. Dengan usia yang masih 28 tahun, Lindra salah satu dari tiga kepala daerah termuda di Jatim.

Antara lain Nur Arifin, bupati Trenggalek yang kini berusia 30 tahun. Bupati Kediri terpilih, Hanindhito Himawan Pramono, berusia 28 tahun. Bupati Sidoarjo terpilih Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor berusia 29 tahun.

(Baca juga: MUI, PBNU hingga Muhammadiyah Apresiasi Pilkada Aman dan Lancar)

Bagi warga Tuban, Lindra bukan sosok yang asing. Lelaki kelahiran Surabaya pada 15 April 1992 itu merupakan anak dari mantan Bupati Tuban dua periode, Haeny Relawati Rini Widyastuti.

Haeny merupakan kepala daerah perempuan pertama di Jatim. Haeny menjabat bupati Tuban untuk periode 2001-2006 dan 2006-2011. Lindra merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saat ini, masih berstatus lajang atau belum menikah.

Alumnus Universitas Airlangga (Unair) 2014 ini memulai karir politiknya melalui organisasi pemuda sayap Partai Golkar. Yakni Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Selain itu, Lindra juga juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Tuban periode 2020-2025.

Sebelum mengikuti kontestasi Pilkada Tuban 2020, Lindra menjabat sebagai anggota DPRD Jatim dari Fraksi Partai Golkar. Saat duduk di kursi wakil rakyat, Lindra berusia 27 tahun dan menjadi yang termuda di jajaran anggota dewan. Hingga akhirnya, Dia mengundurkan diri agar bisa mengikuti Kontestasi Pilkada Tuban 2020.

Di tengah kesibukannya sebagai politisi, Lindra juga akrab dengan media sosial, sama seperti kaum milenial pada umumnya. Mengintip dari akun media sosial pribadinya, Lindra kini memiliki 65.700 followers.

Lewat akun Instagramnya tersebut, tak jarang Lindra membagikan momen dirinya saat kampanye, saat bersama keluarga dan juga kala travelling ke berbagai tempat.

Bagaimana soal kekayaan?, mengutip website kpk.go.id, harta kekayaan Lindra mencapai Rp4.319.644.631. Rinciannya, harta tanah Rp132.132.000, transportasi Rp27.000.000 dan kas atau setara kas Rp4.106.513.631, penerimaan dari pekerjaan Rp354.538.010 dan penerimaan dari usaha dan kekayaan Rp202.147.644.

Kini, pekerjaan berat menanti Lindra, yakni memajukan dan mensejahterakan warga Tuban. Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis, yakni di perbatasan Provinsi Jatim dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara.

Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2.
Tuban memiliki banyak potensi ekonomi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tuban tahun 2018 mencatat, terdapat lima sektor utama yang menopang perputaran ekonomi daerah ini. Sektor pertanian dan perikanan. Kedua sektor perdagangan, ketiga industri manufaktur. Keempat pertambangan dan penggalian. Kelima sektor pariwisata.

Potensi usaha rakyat juga cukup berkembang. Antara lain, budidaya padi, jagung, budidaya sapi potong, budidaya kacang tanah, penangkapan ikan laut, dan penggalian batu kapur.

Tuban juga memiliki kekayaan budaya tenun dan batik yang sudah turun temurun. Daerah sentra pengrajin tenun dan batik di Tuban terletak di Kecamatan Kerek, Tuban. Ciri khasnya adalahtenun gedog.

Lindra mengatakan, sesuai dengan jargon 'Mbangun Deso Noto Kuto', pihaknya membangun dan menumbuh kembangkan pemuda untuk berwirausaha. Jadi selain pemuda, masyarakat usia produktif, usia pencari kerja, akan diikutkan dalam program kewirausahaan.

"Kewirausahaan ini akan dikembangkan dan direncanakan dengan baik dan melibatkan warga. Untuk jenis kegiatan dan produknya seperti apa, akan dipetakan. Kita juga akan bantu pemasaran," katanya.

Pihaknya juga akan mengembangkan UMKM. Yakni dengan memberikan pelatihan skill, pelatihan manajemen pengelolaan usaha serta mengawal hingga pemasaran produk yang dihasilkan.

"Program UMKM akan diikuti dengan pembangunan dan menumbuh kembangkan koperasi," katanya.

Lindra juga akan memaksimalkan fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan bersinergi dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Tuban. Melalui kemitraan akan diciptakan program bersama antara perusahaan dengan CSR-nya dan Pemkab Tuban.

"Kami juga akan perkuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Satu Desa Satu Produk Unggulan. Keduanya saling menunjang, karena pengelolaan Satu Desa Satu Produk Unggulan bisa dilakukan oleh BUMDes," tandas Lindra.
(sms)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1364 seconds (0.1#10.140)