Tahun 2021, BI Jatim Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Jatim Capai 6,3 Persen
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jawa Timur (Jatim) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Jatim di tahun 2021 tumbuh antara 5,3% hingga 6,3%.
Proyeksi pertumbuhan tersebut bisa tercapai jika didorong masuknya investasi. Baik investasi asing maupun investasi dalam negeri.
Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, sinergi berbagai elemen dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat menjadi kunci pemulihan ekonomi.
Dari sisi pemerintah juga telah mewujudkan percepatan realisasi anggaran triwulan III 2020. Pada periode tersebut, belanja pemerintah Jatim sudah mencapai 65%.
“Semoga di sisa triwulan IV ini daya beli masyarakat bisa terjaga dan sektor konstruksi terus berjalan,” katanya, Jumat (1/1/2021).
Dia menjelaskan, untuk dapat mengembalikan kinerja perekonomian Jatim, perlu dukungan sektor ekonomi dengan multiplier effect tinggi, nilai tambah yang tinggi, dan keterkaitan industri hulu dan hilir. Seperti industri kertas, makan minum, tembakau, farmasi, kayu, dan karet.
“Sektor perikanan, dan pertanian harus tetap didorong untuk mendukung penguatan ekonomi Jatim,” ujar Difi.
Sektor yang menjadi unggulan Jatim, imbuhnya, harus terus dioptimalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Sektor potensial juga harus difasilitasi, untuk meningkatkan daya saing dan sekaligus memperkuat kontribusi terhadap perekonomian Jatim.
(Baca juga: Pandemi, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) Jamin Ketersediaan Pasokan Gas)
“Pengoptimalan kredit untuk berbagai sektor utama Jatim salah kunci percepatan pemulihan ekonomi,” terangnya.
(Baca juga: Dituduh Wanita Cantik Lakukan Penipuan Rp850 Juta, Ini Reaksi JST)
Dia menjelaskan, dibutuhkan dukungan pembiayaan yang lebih besar untuk sektor akomodasi dan makan minum, transportasi, konstruksi, listrik, gas, dan air. Sehingga, sektor-sektor tersebut kinerjanya bisa lebih maksimal.
“Sinergi seluruh pihak terkait menjadi kunci utama dalam membangun optimisme pemulihan ekonomi Jatim,” tandasnya.
Proyeksi pertumbuhan tersebut bisa tercapai jika didorong masuknya investasi. Baik investasi asing maupun investasi dalam negeri.
Kepala KPBI Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, sinergi berbagai elemen dari pemerintah, pengusaha dan masyarakat menjadi kunci pemulihan ekonomi.
Dari sisi pemerintah juga telah mewujudkan percepatan realisasi anggaran triwulan III 2020. Pada periode tersebut, belanja pemerintah Jatim sudah mencapai 65%.
“Semoga di sisa triwulan IV ini daya beli masyarakat bisa terjaga dan sektor konstruksi terus berjalan,” katanya, Jumat (1/1/2021).
Dia menjelaskan, untuk dapat mengembalikan kinerja perekonomian Jatim, perlu dukungan sektor ekonomi dengan multiplier effect tinggi, nilai tambah yang tinggi, dan keterkaitan industri hulu dan hilir. Seperti industri kertas, makan minum, tembakau, farmasi, kayu, dan karet.
“Sektor perikanan, dan pertanian harus tetap didorong untuk mendukung penguatan ekonomi Jatim,” ujar Difi.
Sektor yang menjadi unggulan Jatim, imbuhnya, harus terus dioptimalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Sektor potensial juga harus difasilitasi, untuk meningkatkan daya saing dan sekaligus memperkuat kontribusi terhadap perekonomian Jatim.
(Baca juga: Pandemi, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) Jamin Ketersediaan Pasokan Gas)
“Pengoptimalan kredit untuk berbagai sektor utama Jatim salah kunci percepatan pemulihan ekonomi,” terangnya.
(Baca juga: Dituduh Wanita Cantik Lakukan Penipuan Rp850 Juta, Ini Reaksi JST)
Dia menjelaskan, dibutuhkan dukungan pembiayaan yang lebih besar untuk sektor akomodasi dan makan minum, transportasi, konstruksi, listrik, gas, dan air. Sehingga, sektor-sektor tersebut kinerjanya bisa lebih maksimal.
“Sinergi seluruh pihak terkait menjadi kunci utama dalam membangun optimisme pemulihan ekonomi Jatim,” tandasnya.
(boy)