Senyum Tim Medis di Balik APD dan Cucuran Keringat
loading...
A
A
A
SURABAYA - Mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap memang cukup ribet. Selain pergerakan tubuh menjadi susah, memakai APD yang kedap angin ini cukup menguras keringat.
(Baca juga: Dok! PSBB Malang Raya Dilaksanakan Mulai Minggu (17/5/2020) )
Namun apapun itu, bagi tim medis Covid-19 tetap dilakukan supaya terhindar dari paparan virus Corona. "Mau coba pakai ini ta mas?," celetuk tim medis pada awak media yang membidikkan kameranya saat melakukan rapid test pada warga kampung Gubeng Masjid, Kelurahan Pacar Keling, Kota Surabaya, Rabu (13/5/2020).
Garda terdepan penanganan virus Corona inipun terlihat tetap ceria meski bekerja dibawah paparan sinar matahari yang terselinap diantara atap rumah warga. Bahkan mereka menyempatkan diri berswafoto dan melayani pemotretan para pewarta foto. "Lumayanlah, ketawa-ketawa ini bisa menambah imun," sahut salah satu tim medis usai berpose.
Rapis test COVID-19 di lingkungan warga RT I dan RT II RW VII Jalan Gubeng Masjid, Kelurahan Pacar Keling, Kota Surabaya itu merupakan salah satu upaya menelusuri adanya penularan virus corona. Mengingat sebelumnya ditempat tersebut ada dua warga yang terkonfirmasi positif dan salah satunya meninggal dunia.
Kegiatan yang digelar mulai pukul 14.00 WIB tersebut diikuti oleh 100 warga. Dalam rapid test itu, ada empat petugas yang menggunakan APD lengkap, satu persatu warga dilakukan rapid test.
"Rapid test ini dilakukan karena Surabaya ini sudah zona merah. Ini screening di Gubeng masjid gang I ini, ada warganya yang konfirm (positif)," kata Kepala Puskesmas Pacar Keling, Suluh kepada wartawan di lokasi.
Ia mengatakan, awalnya pihaknya menyediakan 50 alat rapid test. Namun karena antusias warga akhirnya ditambah lagi 50 alat rapid test. Selain adanya dua warga yang terkonfirmasi positif dan salah satunya meninggal dunia. Kondisi lingkungan dikawasan Gubeng Masjid Gang I tersebut cukup padat.
"Karena kondisi lingkungan erat kayak begini. Kalau mereka berinteraksi, pasti mereka berinteraksi ya. Makanya perlu dilakukan rapid test. Tapi kalau seperti imbaun pemerintah seperti sosial distancing, pakai masker, cuci tangan pasti sudah dilaksanakan," kata dia.
Dari ratusan warga yang dilakukan rapid test, Suluh menyebutkan nantinya jika ada yang reaktif rapid test, oleh pihak Pemkot Surabaya akan ditindak lanjuti dengan dilakukan test swab.
"Nanti yang reaktif nanti akan dilakukan swab. Ketika hasil tes swabnya confirm, dia harus masuk rumah sakit. Untuk memnutus penyebaran COVID-19," ujar Suluh.
Sementara itu, Suluh masih belum berani menjukan hasil rapid test yang digelar kepada ratusan warga Gubeng Masjid Gang I. Menurutnya yang bisa menjelaskan hasil rapid test ialah Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
"Kalau hasilnya untuk rapid test, hari inuli langsung jadi. Tapi ini nanti tetap akan kita laporkan. Jadi Dinas nanti yang lebih bekompenten untuk menjelaskan hasilnya," tandasnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(Baca juga: Dok! PSBB Malang Raya Dilaksanakan Mulai Minggu (17/5/2020) )
Namun apapun itu, bagi tim medis Covid-19 tetap dilakukan supaya terhindar dari paparan virus Corona. "Mau coba pakai ini ta mas?," celetuk tim medis pada awak media yang membidikkan kameranya saat melakukan rapid test pada warga kampung Gubeng Masjid, Kelurahan Pacar Keling, Kota Surabaya, Rabu (13/5/2020).
Garda terdepan penanganan virus Corona inipun terlihat tetap ceria meski bekerja dibawah paparan sinar matahari yang terselinap diantara atap rumah warga. Bahkan mereka menyempatkan diri berswafoto dan melayani pemotretan para pewarta foto. "Lumayanlah, ketawa-ketawa ini bisa menambah imun," sahut salah satu tim medis usai berpose.
Rapis test COVID-19 di lingkungan warga RT I dan RT II RW VII Jalan Gubeng Masjid, Kelurahan Pacar Keling, Kota Surabaya itu merupakan salah satu upaya menelusuri adanya penularan virus corona. Mengingat sebelumnya ditempat tersebut ada dua warga yang terkonfirmasi positif dan salah satunya meninggal dunia.
Kegiatan yang digelar mulai pukul 14.00 WIB tersebut diikuti oleh 100 warga. Dalam rapid test itu, ada empat petugas yang menggunakan APD lengkap, satu persatu warga dilakukan rapid test.
"Rapid test ini dilakukan karena Surabaya ini sudah zona merah. Ini screening di Gubeng masjid gang I ini, ada warganya yang konfirm (positif)," kata Kepala Puskesmas Pacar Keling, Suluh kepada wartawan di lokasi.
Ia mengatakan, awalnya pihaknya menyediakan 50 alat rapid test. Namun karena antusias warga akhirnya ditambah lagi 50 alat rapid test. Selain adanya dua warga yang terkonfirmasi positif dan salah satunya meninggal dunia. Kondisi lingkungan dikawasan Gubeng Masjid Gang I tersebut cukup padat.
"Karena kondisi lingkungan erat kayak begini. Kalau mereka berinteraksi, pasti mereka berinteraksi ya. Makanya perlu dilakukan rapid test. Tapi kalau seperti imbaun pemerintah seperti sosial distancing, pakai masker, cuci tangan pasti sudah dilaksanakan," kata dia.
Dari ratusan warga yang dilakukan rapid test, Suluh menyebutkan nantinya jika ada yang reaktif rapid test, oleh pihak Pemkot Surabaya akan ditindak lanjuti dengan dilakukan test swab.
"Nanti yang reaktif nanti akan dilakukan swab. Ketika hasil tes swabnya confirm, dia harus masuk rumah sakit. Untuk memnutus penyebaran COVID-19," ujar Suluh.
Sementara itu, Suluh masih belum berani menjukan hasil rapid test yang digelar kepada ratusan warga Gubeng Masjid Gang I. Menurutnya yang bisa menjelaskan hasil rapid test ialah Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
"Kalau hasilnya untuk rapid test, hari inuli langsung jadi. Tapi ini nanti tetap akan kita laporkan. Jadi Dinas nanti yang lebih bekompenten untuk menjelaskan hasilnya," tandasnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(eyt)