Libur Nataru, Perhutani Berlakukan Sistem Buka Tutup di Objek Wisata

Jum'at, 18 Desember 2020 - 14:27 WIB
loading...
Libur Nataru, Perhutani Berlakukan Sistem Buka Tutup di Objek Wisata
Objek wisata di kawasan Perhutani KPH Bandung Utara akan menerapkan sistem buka tutup saat libur panjang Natal dan Tahun Baru. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Objek wisata di kawasan Perhutani KPH Bandung Utara akan menerapkan sistem buka tutup. Hal ini demi keselamatan wisatawan dan antisipasi kondisi cuaca ekstrem selama libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) .

"Cuaca saat ini sedang tidak menentu. Kondisi ekstrem itu bagi wisatawan outdoor yang ada di kawasan hutan cukup berbahaya. Makanya kami menerapkan sistem buka tutup di sejumlah tempat wisata," terang Administratur KPH Bandung Utara, Komarudin, Jumat (18/12/2020).

Dia menjelaskan, sistem buka tutup ini yakni ketika kondisi aman maka wisatawan diperbolehkan masuk.

Sementara ketika hujan dan situasi tidak memungkinkan maka wisatawan dilarang masuk ke lokasi. Sebab dikhawatirkan ada pohon tumbang atau cuaca buruk.

Seperti kejadian beberapa waktu lalu ada 61 pohon tumbang di sejumlah tempat wisata akibat cuaca ekstrem hujan yang disertai angin kencang.

Di antaranya di wisata Pal 16, Terminal Wisata Grafika Cikole, Zona 235, Orchid Forest, Green Grass, Gerbang LHI, dan Jalan Raya Tangkuban Parahu.

(Baca juga: KPK Nobatkan BPJamsostek Sebagai Lembaga dengan Unit Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2020)

"Kita tidak ingin kejadian seperti itu terjadi, namun antisipasi tetap harus dilakukan. Karena kalau cuaca kan sulit diprediksi, sementara keselamatan pengunjung harus jadi prioritas," imbuhnya.

Secara total ada 30 objek wisata yang ada di kawasan Perhutani KPH Bandung Utara dan berada di empat kabupaten.

Protokol kesehatan diterapkan bagi wisatawan yang datang. Carrying capacity yang diperbolehkan hanya 50%, namun ketika pengnjung sudah 30% maka dilakukan pengaturan.

(Baca juga: Berubah Aturan, Anggaran Vaksin COVID-19 di Purwakarta Masih Dirinci)

"Untuk menghindari kerumunan massa, kalau pengunjung sudah 30% maka diatur untuk disebar ke objek wisata lainnya yang kosong," pungkasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)