Niat Bayar Zakat Fitrah Istri dan Anaknya Kandas, Buchori Pergi untuk Selamanya

Rabu, 13 Mei 2020 - 09:23 WIB
loading...
Niat Bayar Zakat Fitrah Istri dan Anaknya Kandas, Buchori Pergi untuk Selamanya
Sejumlah pelayat menggotong peti jenazah Buchri ke rumah duka.(foto/Inews/Yudha Bahar)
A A A
BELAWAN - Suasana duka menyelimuti rumah almarhum Buchori (34) di Jalan Young Panah Hijau, Kelurahan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Marelan, Selasa (12/5/2020) malam. Ayah dua anak ini, merupakan satu dari 7 korban tewas tragedi terbakarnya kapal tanker MT Jag Leela di galangan kapal PT Waruna Nusa Sentana -Belawan, Senin lalu.

Jenazah para korban sebelumnya dilepas Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, setelah diidentififikasi tim Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara TK II Medan. Sebelum diserahkan ke pihak keluarga pelaksanaan fardu kipayah jenazah sudah dilakukan, kemudian dimasukan ke dalam peti jenazah.

Sementara seratusan pelayat di rumah almarhum Buchori sudah menunggu. Suara sirine mobil ambulance memecah keheningan malam di Jalan Young Panah Hijau. Lantunan takbir bergema, mengiringi warga yang mengotong peti jenazah Buchori dari ambulan ke dalam rumah sederhana berdinding papan dan berlantaikan papan.

Isak tangispun memecah. Tak kuasa menahan kesedihan, salah seorang kakak Buchori bahkan sempat jatuh pingsan.

“Tidak ada firasat apapun soal kepergiannya. Cuma kalau di rumah dia selalu termenung. Beberapa hari ini keinginannya untuk bekerja dan mendapatkan gaji begitu kuat sendiri,” ungkap istrinya, Lela (32).

Diceritakan Lela, sebelumnya suaminya Buchori merupakan driver ojek online, namun dua bulan terakhir tak lagi bekerja seperti biasa karena sepinya penumpang imbas dari pandemi virus corona Covid-19.

Sejak itu Buchori banyak di rumah, sedangkan istrinya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Belawan. Karena lama menganggur di rumah, Buchori merasa malu kemudian memohon izin kepada istrinya agar diperkenankan untuk mencari kerjaan.

“Masak adek aja yang kerja, abang enggak. Jadi abang cari kerjalah. Enggak perduli berapa gajinya, yang penting abang bisa bayarkan zakat fitrah kalian,” kata Lela mengenang ungkapan suaminya.

Permohonan Buchori dipenuhi istrinya. Esok harinya, korban menemui mandor kerja di galangan kapal tak jauh dari rumahnya.

Menurut Lela, mandor yang dikenalnya itu sebenarnya tidak mau memasukan orang kerja, namun karena semangat suaminya bekerja begitu kuat maka mandor yang bersangkutan akan mencoba memasukan Buchori untuk bekerja di tempatnya. “Rupanya mulus aja masuknya, Jumat Buchori dinterview dan senin disuruh masuk,” kata Lela, yang kini menjadi ibu sekaligus ayah bagi kedua anak laki-lakinya yang masih kecil-kecil.

Senin 11 Maret 2020, pukul 06.30 WIB Buchori pamit kepadanya untuk berangkat bekerja. Namun menurut temannya pagi itu belum ada kerja, hanya briefing.

Lalu suaminya dan temannya Ilham jalan ke kapal tanker yang sedang diperbaiki di galangan kapal. Tiba-tiba terbakar dan keduanya merasakan panas lalu mencoba menghindar.

“Menurut cerita temannya tiba-tiba muncul api, saat itu Ilham melompat ke atas, sedangkan dia (Buchori) melompat ke bawah hingga akhirnya tewas,” kata Lela, dengan wajah sembab menahan tangis.

Padahal, sebelumnya Lela berharap gaji pertama suaminya selain membayar zakat fitrah, juga akan dipergunakan untuk membayar fidiah puasa semasa mengandung putra keduanya yang kini genap setahun.

“Abang janji ya, kalau nanti terima gaji pertama kita belanja, terus bayarkan fidiah. Namun saat itu dia tidak menjawab, hanya diam aja,” kata Lela, mengenang suaminya yang dimakamkan malam tadi di perkuburan muslim Jalan Young Panah Hijau.
(zai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)