Bersihkan Sungai, Pemkot Bandung Bakal Gunakan Eco Enzym
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemkot Bandung bakal menggunakan metode eco enzym untuk membantu mengatasi masalah lingkungan di Kota Bandung. Metode ini nantinya salah satunya akan diaplikasikan membersihkan sungai.
Eco enzym merupakan cairan yang dihasilkan dari fermentasi campuran antara sampah organik berupa sayuran atau buah-buahan dengan molase atau gula tebu bisa juga aren. Semua diproses dalam wadah plastik selama beberapa bulan.
Program ini digerakkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, bersama relawan dari komunitas dan kewilayahan.
Namun, karena melalui proses yang panjang pemanfaatan cairan eco enzym tersebut baru bisa dimulai awal Februari 2021 mendatang.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap, metode tersebut bisa menjadi satu konsep baru yang membantu menyelesaikan sampah organik di Kota Bandung.
Pemkot Bandung akan mendorong hal tersebut jika dapat membantu persoalan sampah di Kota Bandung.
"Karena ini digerakkan oleh komunitas, pemerintah tentunya harus ikut mendorong. Mudah-mudahan dapat membantu sekian persen permasalahan sampah organik di Kota Bandung," kata Yana.
(Baca juga: Ditreskrimum Polda Jabar Kirim Surat Panggilan Kedua Habib Rizieq)
Menurut Yana, Kota Bandung yang mempunyai 37 pasar tradisional juga bisa terbantu dengan metode ini. Karena sampah dari pasar seperti buah dan sayuran itu cukup banyak.
Sementara itu, Kepala DPU Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, setiap pekan pihaknya telah membuat eco enzym. Pada pembuatan yang ketujuh disaksikan langsung oleh Wakil Wali Kota di Kantor UPT Tegalega.
(Baca juga: Kecam Radikalisme, Aliansi Warga Tasikmalaya Tolak Habib Rizieq di Kota Santri)
"Sebelumnya sudah dilakukan enam kali. Ini yang ketujuh. Tapi panennya di akhir Januari atau awal februari. Setelah panen kita akan tuangkan ke badan-badan air seperti kolam retensi dan sungai-sungai yang strategis di Kota Bandung," katanya.
Eco enzym merupakan cairan yang dihasilkan dari fermentasi campuran antara sampah organik berupa sayuran atau buah-buahan dengan molase atau gula tebu bisa juga aren. Semua diproses dalam wadah plastik selama beberapa bulan.
Program ini digerakkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, bersama relawan dari komunitas dan kewilayahan.
Namun, karena melalui proses yang panjang pemanfaatan cairan eco enzym tersebut baru bisa dimulai awal Februari 2021 mendatang.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap, metode tersebut bisa menjadi satu konsep baru yang membantu menyelesaikan sampah organik di Kota Bandung.
Pemkot Bandung akan mendorong hal tersebut jika dapat membantu persoalan sampah di Kota Bandung.
"Karena ini digerakkan oleh komunitas, pemerintah tentunya harus ikut mendorong. Mudah-mudahan dapat membantu sekian persen permasalahan sampah organik di Kota Bandung," kata Yana.
(Baca juga: Ditreskrimum Polda Jabar Kirim Surat Panggilan Kedua Habib Rizieq)
Menurut Yana, Kota Bandung yang mempunyai 37 pasar tradisional juga bisa terbantu dengan metode ini. Karena sampah dari pasar seperti buah dan sayuran itu cukup banyak.
Sementara itu, Kepala DPU Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan, setiap pekan pihaknya telah membuat eco enzym. Pada pembuatan yang ketujuh disaksikan langsung oleh Wakil Wali Kota di Kantor UPT Tegalega.
(Baca juga: Kecam Radikalisme, Aliansi Warga Tasikmalaya Tolak Habib Rizieq di Kota Santri)
"Sebelumnya sudah dilakukan enam kali. Ini yang ketujuh. Tapi panennya di akhir Januari atau awal februari. Setelah panen kita akan tuangkan ke badan-badan air seperti kolam retensi dan sungai-sungai yang strategis di Kota Bandung," katanya.
(boy)