Menurut Direktur SSC Mochtar W Oetomo, setidaknya ada delapan faktor yang melatarbelakangi kemenangan Eri Cahyadi - Armuji unggul atas pasangan Machfud Arifin - Mujiaman. Pertama, Surabaya basis tradisional PDIP. Meski ada faksi di PDIP, faktanya soliditas sulit digoyahkan.
(Baca juga: Kalahkan Pensiunan Jenderal, Eri Cahyadi: Hormat dan Respek Kami untuk Pak Machfud Arifin )
"Sikap gotong royong yang sudah menjadi naluri di tubuh PDIP. Otomatis menggelora dan menggelinding dalam konteks tertentu yang diperlukan," katanya, Jumat (11/12/2020).
Baca Juga:
Kedua, faktor Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai endorser. Tingkat kepuasan masyarakat Surabaya pada
Risma yang melebihi 90% memberi pengaruh besar pada Eri Cahyadi. Surat Risma dan video ajakan Risma menjelang coblosan kian menguatkan strategi ini. "Ketiga, blunder video hancurkan Risma. Viral video ini justru sangat menguntungkan Eri Cahyadi. Bahkan swing voters Machfud Arifin diindikasikan banyak berpindah ke Eri Cahyadi," ujar Mochtar.
Keempat, tim dan relawan yang lebih ramping dan efektif. Dengan hanya didukung oleh PDIP dan PSI, tim Eri Cahyadi jauh lebih militan dan efektif, serta lebih simple dan fokus dalam berbagai koordinasi, konsolidasi dan mobilisasi. Berbeda dengan begitu banyaknya partai pendukung Machfud Arifin yang membuat segala koordinasi, konsolidasi dan mobilisasi menjadi lebih kompleks.
"Hingga menimbulkan banyak risiko faksionalitas dan uncoordinated. Hingga munculnya kasus video hancurkan Risma," ungkap pengajar di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) ini.