Lembaga Survei Ini Bongkar Delapan Rahasia Kemenangan Eri Cahyadi

Jum'at, 11 Desember 2020 - 14:00 WIB
loading...
Lembaga Survei Ini Bongkar Delapan Rahasia Kemenangan Eri Cahyadi
Pasangan Eri Cahyadi dan Armuji yang unggul sementara versi hitung cepat Pilkada Surabaya.Foto/dok
A A A
SURABAYA - Dari hasil hitung cepat empat lembaga survei, yakni Surabaya Survey Center (SSC), Charta Politika, Populi Center dan Poltracking di Pilwali Surabaya 2020, pasangan Eri Cahyadi - Armuji unggul atas pasangan Machfud Arifin - Mujiaman dikisaran angka 13 - 15%.

Menurut Direktur SSC Mochtar W Oetomo, setidaknya ada delapan faktor yang melatarbelakangi kemenangan Eri Cahyadi - Armuji unggul atas pasangan Machfud Arifin - Mujiaman. Pertama, Surabaya basis tradisional PDIP. Meski ada faksi di PDIP, faktanya soliditas sulit digoyahkan.

(Baca juga: Kalahkan Pensiunan Jenderal, Eri Cahyadi: Hormat dan Respek Kami untuk Pak Machfud Arifin )

"Sikap gotong royong yang sudah menjadi naluri di tubuh PDIP. Otomatis menggelora dan menggelinding dalam konteks tertentu yang diperlukan," katanya, Jumat (11/12/2020).

Kedua, faktor Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai endorser. Tingkat kepuasan masyarakat Surabaya pada

Risma yang melebihi 90% memberi pengaruh besar pada Eri Cahyadi. Surat Risma dan video ajakan Risma menjelang coblosan kian menguatkan strategi ini. "Ketiga, blunder video hancurkan Risma. Viral video ini justru sangat menguntungkan Eri Cahyadi. Bahkan swing voters Machfud Arifin diindikasikan banyak berpindah ke Eri Cahyadi," ujar Mochtar.

Keempat, tim dan relawan yang lebih ramping dan efektif. Dengan hanya didukung oleh PDIP dan PSI, tim Eri Cahyadi jauh lebih militan dan efektif, serta lebih simple dan fokus dalam berbagai koordinasi, konsolidasi dan mobilisasi. Berbeda dengan begitu banyaknya partai pendukung Machfud Arifin yang membuat segala koordinasi, konsolidasi dan mobilisasi menjadi lebih kompleks.

"Hingga menimbulkan banyak risiko faksionalitas dan uncoordinated. Hingga munculnya kasus video hancurkan Risma," ungkap pengajar di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) ini.

( )

Kelima, sambung Mochtar, Eri menjadi sosok paling pembeda di antara empat kandidat yang ada. Eri usianya paling muda dan tampak memahami dan menguasai tata kelola pemerintahan.

"Keenam, pada debat publik menunjukkan penguasaan data dan masalah pada Eri-Armudji jauh lebih komprehensif dibanding Machfud Arifin - Mujiaman. Kondisi ini memberi andil pada pergerakan swing voters, karena pemilih Surabaya relatif lebih rasional," katanya.

Ketujuh, pemilih rasional berusaha mencari sendiri informasi tentang para kandidat melalui berbagai sumber informasi. Sehingga pemilih ini memiliki preferensi yang mencukupi untuk menentukan pilihannya. Kedelapan, simbolisasi dan dukungan Nahdliyin. Pasangan Eri - Armuji mampu mengawinkan simbolisasi ideal Nasionalis-Religius dengan berhasilnya Eri Cahyadi menampilkan simbolisasi dirinya sebagai Nahdliyin.

"Baik melalui ziarah ke berbagai makam, istighosah dan pengajian. Disamping itu, dukungan jejaring NU di level kota juga menjadi faktor yang tentu tidak bisa diabaikan begitu saja," pungkas Mochtar.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2408 seconds (0.1#10.140)