Pilbup Bandung, LSI Beberkan Kekuatan Tiga Paslon Jelang Hari Pencoblosan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Beberapa hari jelang pemungutan suara pemilihan bupati (Pilbup) Bandung, lembaga survei ternama, Lingkaran Survei Indonesia ( LSI) Denny JA membeberkan kekuatan tiga pasangan calon (paslon) kepala daerah yang tengah bertarung di ajang pesta demokrasi lima tahunan itu.
Diketahui, Ajang Pilbup Bandung 2020 diikuti oleh tiga paslon, yakni paslon nomor urut 1 Nia Kurnia Agustina-Usman Sayogi, paslon nomor urut 2 Yena Iskandar Ma'soem-Atep Rizal, dan paslon nomor urut 3 Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan.
Peneliti senior LSI Denny JA, Toto Izzul Fatah menerangkan, melalui survei terbaru menjelang hari pencoblosan, 9 Desember mendatang, pihaknya berupaya mengungkap peta kekuatan masing-masing paslon.
(Baca juga: Bawaslu Kerahkan 38.000 Personel Awasi Pilkada Serentak di Jabar )
Survei digelar lewat metodelogi standar, yakni multistage random sampling melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebanuak 1.050 orang responden dan margin of error 3,1 persen yang digelar pada periode 30 November sampai 1 Desember 2020 lalu.
Menurut Toto, berdasarkan hasil survei terakhir tersebut, pihaknya mendapati fakta survei bahwa paslon nomor urut 3 Dadang-Syahrul mengungguli dua paslon lainnya dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas) mencapai 45,7 persen. Sedangkan dua paslon lainnya, yakni Nia-Usman dan Yena-Atep masing-masing meraih dukungan 28,2 persen dan 14,0 persen.
Menurut Toto, mengacu pada hasil survei terbarunya itu, pihaknya tidak menemukan pergerakan elektabilitas yang berarti dibandingkan survei yang digelar sebelumnya. Diketahui, pada survei dua pekan sebelumnya, LSI Denny JA juga membeberkan fakta survei bahwa Dadang-Syahrul meraih elektabilitas 45,9 persen disusul Nia Usman 28,9 persen, dan Yena-Atep 13,4 persen.
"Tidak ada pergerakan elektabilitas yang dinamis karena semua kandidat dalam posisi dukungan yang relatif stabil," ungkap Toto dalam keterangan resminya, Sabtu (5/12/2020).
(Baca juga: Ramai-ramai Tolak Surat Risma, Warga: Maaf Pilihan Kita Berbeda )
Menurut Toto, berdasarkan pengalaman pihaknya yang telah melakukan ratusan kali survei, posisi elektabilitas dengan selisih di atas 15 persen dalam H-7 jelang pencoblosan biasanya tidak pernah mengubah posisi urutan pemenang.
Diketahui, Ajang Pilbup Bandung 2020 diikuti oleh tiga paslon, yakni paslon nomor urut 1 Nia Kurnia Agustina-Usman Sayogi, paslon nomor urut 2 Yena Iskandar Ma'soem-Atep Rizal, dan paslon nomor urut 3 Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan.
Peneliti senior LSI Denny JA, Toto Izzul Fatah menerangkan, melalui survei terbaru menjelang hari pencoblosan, 9 Desember mendatang, pihaknya berupaya mengungkap peta kekuatan masing-masing paslon.
(Baca juga: Bawaslu Kerahkan 38.000 Personel Awasi Pilkada Serentak di Jabar )
Survei digelar lewat metodelogi standar, yakni multistage random sampling melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan jumlah responden sebanuak 1.050 orang responden dan margin of error 3,1 persen yang digelar pada periode 30 November sampai 1 Desember 2020 lalu.
Menurut Toto, berdasarkan hasil survei terakhir tersebut, pihaknya mendapati fakta survei bahwa paslon nomor urut 3 Dadang-Syahrul mengungguli dua paslon lainnya dengan tingkat keterpilihan (elektabilitas) mencapai 45,7 persen. Sedangkan dua paslon lainnya, yakni Nia-Usman dan Yena-Atep masing-masing meraih dukungan 28,2 persen dan 14,0 persen.
Menurut Toto, mengacu pada hasil survei terbarunya itu, pihaknya tidak menemukan pergerakan elektabilitas yang berarti dibandingkan survei yang digelar sebelumnya. Diketahui, pada survei dua pekan sebelumnya, LSI Denny JA juga membeberkan fakta survei bahwa Dadang-Syahrul meraih elektabilitas 45,9 persen disusul Nia Usman 28,9 persen, dan Yena-Atep 13,4 persen.
"Tidak ada pergerakan elektabilitas yang dinamis karena semua kandidat dalam posisi dukungan yang relatif stabil," ungkap Toto dalam keterangan resminya, Sabtu (5/12/2020).
(Baca juga: Ramai-ramai Tolak Surat Risma, Warga: Maaf Pilihan Kita Berbeda )
Menurut Toto, berdasarkan pengalaman pihaknya yang telah melakukan ratusan kali survei, posisi elektabilitas dengan selisih di atas 15 persen dalam H-7 jelang pencoblosan biasanya tidak pernah mengubah posisi urutan pemenang.