Astaga, Demi Ujian Sekolah Pelajar di Sigi Seberangi Sungai Naik Ekskavator

Rabu, 02 Desember 2020 - 19:06 WIB
loading...
Astaga, Demi Ujian Sekolah Pelajar di Sigi Seberangi Sungai Naik Ekskavator
Pelajar Madrasah Aliyah (MA) Vumbulangi, Desa Bangga, Sigi, Sulteng terpaksa harus naik mesin pengeruk untuk menyeberangi sungai demi tetap bisa sekolah. Foto/Facebook @Hikmah Ladjidji
A A A
SIGI - Pelajar Madrasah Aliyah (MA) Vumbulangi, Desa Bangga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah terpaksa harus naikekskavator untuk menyeberangi sungai demi tetap bisa sekolah.

Mau tidak mau, mereka harus tetap mengikuti ujian akhir semester secara tatap muka. Sebab, Desa Bangga belum dijangkau jaringan internet dengan baik pasca bencana alam dua tahun silam. Akibatnya, para pelajar tidak dapat melakukan ujian secara online seperti di sekolah lain. (Baca juga: Januari Mulai Sekolah Tatap Muka, Ini Aturan yang Harus Dipenuhi Sekolah)

Melalui unggahan Facebook, pengguna dengan nama akun @Hikmah Ladjidji membagikan video yang merekam perjuangan para pelajar MA Vumbulangi Desa Bangga untuk berangkat ke sekolah. Mereka harus menyeberangi sungai dengan menumpai ekskavator atau mesin pengeruk. (Baca juga: Lama Menghilang, Buaya Berkalung Ban Muncul Lagi dengan Wanita Misterius)

“Perjuangan siswa-siswi MA Vumbulangi Desa Bangga, Kabu. Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka harus mengikuti ujian akhir semester secara tatap muka. Di desa tsb jaringan internet tdk tersedia buat ujian secara online,” tulis akun tersebut, dikutip pada Rabu (2/12/2020).

Dalam video berdurasi 20 detik itu tampak para pelajar puteri yang tengah diangkut menggunakan ‘belalai’ ekskavator. Bagian pengeruk pada mesin tersebut mampu mengangkut empat orang pelajar. Mereka justru tampak riang, terdengar dari suara gelak tawa di video.

Hikmah Ladjidji dalam keterangan video menjelaskan, kondisi Desa Bangga pasca bencana alam sejak dua tahun lalu memang belum pulih seutuhnya. Bahkan, mara penduduk masih ada yang terpaksa tinggal di hunian sementara (huntara) yang diantaranya banyak dibangun oleh para relawan Lembaga swadaya masyarakat (LSM).
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)