Surat Risma untuk Pilih ErJi Bisa Picu Gesekan Warga
loading...
A
A
A
SURABAYA - Surat dari Tri Rismaharini kepada warga memantik reaksi beragam di masyarakat. Surat yang berisi ajakan mencoblos salah satu paslon , menurut sejumah warga dianggap sebagai pemaksaan.
Surat beramplop coklat itu dikirimkan ke segenap warga Selasa (1/12/2020). Ada stempel bertulisan ”Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya” dikirimkan melalui kurir. Bentuknya sangat mirip dengan surat resmi dari pemkot. Lengkap dengan stempel bertinta ungu.
(Baca juga: Sambil Menangis Gus Mus Sampaikan Pesan Ini kepada Pemuka Agama )
”Dalam situasi yang semakin menghangat seperti ini, warga butuh wali kota yang mengayomi semua,” kata Umar Sholahudin, dosen Fisip, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
”Yang terjadi malah sebaliknya, Bu Risma berkirim surat yang isinya kampanye. Ini saya rasa tidak bijak, malah membuat situasi di tengah masyarakat panas,” lanjutnya.
Masyarakat Surabaya saat ini sudah terbagi. Ada yang pro paslon 1 Eri Cahyadi-Armuji, ada pula yang mantab memilih paslon 2 Machfud Arifin-Mujiaman. Surat itu akan membuat kristalisasi suka dan tidak suka di tengah masyarakat semakin mengeras.
”Surat itu kesannya pemaksaan kepada yang sudah mantab akan memilih Machfud-Mujiaman untuk memilih Eri-Armuji. Saya khawatir, surat itu akan menimbulkan gesekan di tengah masyarakat,” jelas Umar.
(Baca juga: Bertambah 5.533, Total Ada 549.508 Kasus Covid-19 di Indonesia )
Dalam kontestasi pilkada atau pemilihan di Indonesia, Umar baru sekali ini menemukan kejadian seorang wali kota aktif berkirim surat keseluruh warganya untuk memilih salah satu paslon.
”Ini pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif. Demokrasi Surabaya bisa mati kalau penguasa melakukan hal seperti ini,” kecam Umar.
Surat beramplop coklat itu dikirimkan ke segenap warga Selasa (1/12/2020). Ada stempel bertulisan ”Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya” dikirimkan melalui kurir. Bentuknya sangat mirip dengan surat resmi dari pemkot. Lengkap dengan stempel bertinta ungu.
(Baca juga: Sambil Menangis Gus Mus Sampaikan Pesan Ini kepada Pemuka Agama )
”Dalam situasi yang semakin menghangat seperti ini, warga butuh wali kota yang mengayomi semua,” kata Umar Sholahudin, dosen Fisip, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
”Yang terjadi malah sebaliknya, Bu Risma berkirim surat yang isinya kampanye. Ini saya rasa tidak bijak, malah membuat situasi di tengah masyarakat panas,” lanjutnya.
Masyarakat Surabaya saat ini sudah terbagi. Ada yang pro paslon 1 Eri Cahyadi-Armuji, ada pula yang mantab memilih paslon 2 Machfud Arifin-Mujiaman. Surat itu akan membuat kristalisasi suka dan tidak suka di tengah masyarakat semakin mengeras.
”Surat itu kesannya pemaksaan kepada yang sudah mantab akan memilih Machfud-Mujiaman untuk memilih Eri-Armuji. Saya khawatir, surat itu akan menimbulkan gesekan di tengah masyarakat,” jelas Umar.
(Baca juga: Bertambah 5.533, Total Ada 549.508 Kasus Covid-19 di Indonesia )
Dalam kontestasi pilkada atau pemilihan di Indonesia, Umar baru sekali ini menemukan kejadian seorang wali kota aktif berkirim surat keseluruh warganya untuk memilih salah satu paslon.
”Ini pelanggaran yang terstruktur, sistematis, dan masif. Demokrasi Surabaya bisa mati kalau penguasa melakukan hal seperti ini,” kecam Umar.