Cerita Pimpinan Ponpes Wadi Mubarak Sinjai Berbisnis Sapi Beromzet Rp1 M
loading...
A
A
A
SINJAI - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfizul Quran Wadi Mubarak, Abd Salam ternyata turut berinvestasi sapi potong. Tiap tahun, omzet yang diperoleh dari bisnisnya itu menembus angka Rp1 miliar.
Dari omzet tersebut, pesantren yang berlokasi di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai ini bisa dikelola dan dikembangkan.
Abd Salam menceritakan awal mula dirinya terjun ke bisnis peternakan. Saat itu, sejumlah kerabatnya memelihara ternak sapi. Hanya saja, mereka terkendala pemasaran. Bahkan, banyak sapi dibeli dengan harga murah oleh makelar sapi.
Atas dasar itu, Salam mencoba membuka akses ke sejumlah instansi pemerintah dan swasta yang ada di Kota Makassar. Dengan harapan, sapi milik kerabatnya bisa dibeli dengan harga yang ideal.
"Tahun pertama, hanya beberapa ekor sapi saya angkut ke Kota Makassar karena hanya untuk kebutuhan hewan kurban ," jelasnya, Sabtu (28/11/2020).
Tahun kedua, konsumen mulai percaya dan menyukai kualitas daging sapi asal Sinjai. Apalagi sapi yang dijual terlebih dahulu melalui pemeriksaan kesehatan.
Sehingga, Abd Salam juga makin dipercaya untuk membeli dan memelihara sapi oleh kerabat dan masyarakat yang di Kecamatan Sinjai Selatan.
Hingga kini, usaha ternak sapi milik Salam terus menunjukkan tren positif. Bahkan, dia bisa mengirim sapi potong ke Makassar hingga 150 ekor tiap tahun. Dengan akumulasi penjualan mencapai Rp1 miliar.
"Itu karena sapi-sapi kita bagus dagingnya, karena dijamin oleh petugas hewan setiap kecamatan, ini membuat masyarakat konsumen percaya kalau sapi dari Sinjai memang berkualitas," bebernya.
Selain itu, dia juga memuji program Bupati Sinjai , Andi Seto Asapa (ASA) yang memberikan bibit sapi kepada masyarakat peternak saat ini. Sehingga potensi pengembangan ternak makin terbuka dan membuka kesejahteraan petani dan peternak di Sinjai.
Dari omzet tersebut, pesantren yang berlokasi di Desa Gareccing, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai ini bisa dikelola dan dikembangkan.
Abd Salam menceritakan awal mula dirinya terjun ke bisnis peternakan. Saat itu, sejumlah kerabatnya memelihara ternak sapi. Hanya saja, mereka terkendala pemasaran. Bahkan, banyak sapi dibeli dengan harga murah oleh makelar sapi.
Atas dasar itu, Salam mencoba membuka akses ke sejumlah instansi pemerintah dan swasta yang ada di Kota Makassar. Dengan harapan, sapi milik kerabatnya bisa dibeli dengan harga yang ideal.
"Tahun pertama, hanya beberapa ekor sapi saya angkut ke Kota Makassar karena hanya untuk kebutuhan hewan kurban ," jelasnya, Sabtu (28/11/2020).
Tahun kedua, konsumen mulai percaya dan menyukai kualitas daging sapi asal Sinjai. Apalagi sapi yang dijual terlebih dahulu melalui pemeriksaan kesehatan.
Sehingga, Abd Salam juga makin dipercaya untuk membeli dan memelihara sapi oleh kerabat dan masyarakat yang di Kecamatan Sinjai Selatan.
Hingga kini, usaha ternak sapi milik Salam terus menunjukkan tren positif. Bahkan, dia bisa mengirim sapi potong ke Makassar hingga 150 ekor tiap tahun. Dengan akumulasi penjualan mencapai Rp1 miliar.
"Itu karena sapi-sapi kita bagus dagingnya, karena dijamin oleh petugas hewan setiap kecamatan, ini membuat masyarakat konsumen percaya kalau sapi dari Sinjai memang berkualitas," bebernya.
Selain itu, dia juga memuji program Bupati Sinjai , Andi Seto Asapa (ASA) yang memberikan bibit sapi kepada masyarakat peternak saat ini. Sehingga potensi pengembangan ternak makin terbuka dan membuka kesejahteraan petani dan peternak di Sinjai.
(luq)