Bumi Alumni Unpad Ajak Pelaku UMKM Bangun Jejaring Pasar di Jepang
loading...
A
A
A
BANDUNG - Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) yang merupakan wadah mandiri alumni Unpad , mendorong pelaku UMKM di Tanah Air untuk berani membuka peluang penjualan ke pasar luar negeri, khususnya Jepang.
Jepang selama ini dikenal sebagai mitra dagang, baik impor maupun ekspornya yang terbesar di Indonesia. Pemilihan Jepang juga sebagai langkah awal agar pelaku UMKM lebih memperluas jejaring pasarnya hingga ke negara-negara lainnya, selain Jepang nantinya.
(baca juga: Gerakan UMKM Alumni Unpad Buat Webinar Soal Bisnis Buat Pemula )
Nah, peluang membuka pasar UMKM terungkap saat Webinar bertajuk "Membangun Jaringan Alumni Peluang Pasar di Jepang" yang digelar PBA Alumni Unpad, Bandung.
Ketua Umum PBA Alumni Unpad Ary Zulfikar (Azoo) mengatakan, selama ini pelaku UMKM belum sepenuhnya melihat Jepang sebagai peluang. Padahal, kata dia, pasar Jepang sangat terbuka untuk pelaku UMKM, termasuk dari Indonesia. Para pelaku UMKM punya potensi membangun dan mempertahankan bisnisnya di Jepang.
"Lewat webinar ini pelaku usaha langsung bisa mengambil manfaat dari para narasumber yaang sudah menembus pasar di Jepang," kata dia, Sabtu (28/11/2020).
Networking, kata dia, juga perlu dibina sehingga bisa membaca peluang, tidak hanya di Jepang tapi juga di negara lainnya.
Owner Hanamaza Pan Bakery Halal di Jepang, Siti Nurjannah, dalam webinar tersebut menceritakan awal masuk usahanya ke Jepang. Siti menyampaikan, awal yang baik untuk membuka bisnis yakni melihat kebutuhan masyarakat Jepang. Dirinya sendiri mengaku memutuskan membangun bisnis roti karena melihat pergeseran pola konsumsi masyarakat Jepang.
(baca juga: Pacu Ekonomi Kerakyatan, UMKM Alumni Unpad Jalin Kerja Sama dengan Kadin Bandung )
"Alasan membuat bisnis roti karena di Jepang makanan pokok bergeser dari nasi ke roti," kata Siti.
Di samping itu, Siti juga melihat peluang banyaknya masyarakat muslim Jepang yang membutuhkan makanan halal. Menurutnya, agak sulit mencari roti yang halal di Jepang. "Jadi saya ingin memasuki unsur halal. Bakery-nya bagus tapi hampir semua tidak bisa dimakan," katanya.
Tidak hanya melihat peluang pasar, Siti juga melihat perkembangan teknologi yang mempengaruhi konsumsi masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat Jepang juga senang memesan makanan melalui online.
Sementara itu pengurus PBA Alumni Unpad yang juga moderator Dewi Tenty mengatakan, terjadi peningkatan jumlah warga Indonesia yang bermukim di Jepang. Data 2019 menunjukan, 12,7% atau lebih dari 56 ribu penduduk Indonesia bermukim di Jepang.
"Nah inikan peluang pasar UMKM terutama kuliner karena orang di Indonesia akan kangen dengan masakan kampung halaman. Jadi, peluang UMKM Alumni Unpad dan lainnya masih terbuka luas dan sekaligus menjadi tantangan," ujar Dewi.
Jepang selama ini dikenal sebagai mitra dagang, baik impor maupun ekspornya yang terbesar di Indonesia. Pemilihan Jepang juga sebagai langkah awal agar pelaku UMKM lebih memperluas jejaring pasarnya hingga ke negara-negara lainnya, selain Jepang nantinya.
(baca juga: Gerakan UMKM Alumni Unpad Buat Webinar Soal Bisnis Buat Pemula )
Nah, peluang membuka pasar UMKM terungkap saat Webinar bertajuk "Membangun Jaringan Alumni Peluang Pasar di Jepang" yang digelar PBA Alumni Unpad, Bandung.
Ketua Umum PBA Alumni Unpad Ary Zulfikar (Azoo) mengatakan, selama ini pelaku UMKM belum sepenuhnya melihat Jepang sebagai peluang. Padahal, kata dia, pasar Jepang sangat terbuka untuk pelaku UMKM, termasuk dari Indonesia. Para pelaku UMKM punya potensi membangun dan mempertahankan bisnisnya di Jepang.
"Lewat webinar ini pelaku usaha langsung bisa mengambil manfaat dari para narasumber yaang sudah menembus pasar di Jepang," kata dia, Sabtu (28/11/2020).
Networking, kata dia, juga perlu dibina sehingga bisa membaca peluang, tidak hanya di Jepang tapi juga di negara lainnya.
Owner Hanamaza Pan Bakery Halal di Jepang, Siti Nurjannah, dalam webinar tersebut menceritakan awal masuk usahanya ke Jepang. Siti menyampaikan, awal yang baik untuk membuka bisnis yakni melihat kebutuhan masyarakat Jepang. Dirinya sendiri mengaku memutuskan membangun bisnis roti karena melihat pergeseran pola konsumsi masyarakat Jepang.
(baca juga: Pacu Ekonomi Kerakyatan, UMKM Alumni Unpad Jalin Kerja Sama dengan Kadin Bandung )
"Alasan membuat bisnis roti karena di Jepang makanan pokok bergeser dari nasi ke roti," kata Siti.
Di samping itu, Siti juga melihat peluang banyaknya masyarakat muslim Jepang yang membutuhkan makanan halal. Menurutnya, agak sulit mencari roti yang halal di Jepang. "Jadi saya ingin memasuki unsur halal. Bakery-nya bagus tapi hampir semua tidak bisa dimakan," katanya.
Tidak hanya melihat peluang pasar, Siti juga melihat perkembangan teknologi yang mempengaruhi konsumsi masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat Jepang juga senang memesan makanan melalui online.
Sementara itu pengurus PBA Alumni Unpad yang juga moderator Dewi Tenty mengatakan, terjadi peningkatan jumlah warga Indonesia yang bermukim di Jepang. Data 2019 menunjukan, 12,7% atau lebih dari 56 ribu penduduk Indonesia bermukim di Jepang.
"Nah inikan peluang pasar UMKM terutama kuliner karena orang di Indonesia akan kangen dengan masakan kampung halaman. Jadi, peluang UMKM Alumni Unpad dan lainnya masih terbuka luas dan sekaligus menjadi tantangan," ujar Dewi.
(end)