Enam desa yang terendam banjir dua diantaranya terisolir karena ketinggian air mencapai 150 cm, masing-masing Desa Tanah Garo dan Desa Embacang Gedang.
Pemerintah Kabupaten Tebo telah menyediakan sejumlah tenda darurat menampung para pengungsi, bahkan mendirikan posko-posko kesehatan 24 jam bagi warga korban banjir, sehubungan ditutupnya sejumlah puskesmas karena terendam air. Namun dari pantauan media, masih saja ada warga yang tetap bertahan di rumah masing-masing.
Banjir yang terjadi sejak tiga hari lalu selain disebabkan tingginya curah hujan sehingga meluapnya sungai Tabir merendam rumah dan fasilitas umum lainnya juga melumpuhkan jalan utama sehingga menyulitkan warga untuk melintas. BACA JUGA : Zidane: Saya Tahu Matahari Muncul Setelah Badai
Baca Juga:
Wakil Bupati Tebo , Syahlan Arfan mengatakan banjir yang merendam pemukiman masyarakat disebabkan tingginya curah hujan sehingga sungai Tebo meluap. Pihaknya kesulitan untuk menempu pemukiman penduduk di dua desa, disebabkan akses jalan utama tertutup air yang sangat dalam.
"Untuk dua desa sulit dijangkau untuk menyuplai bantuan pangan karena kita tidak memiliki perahu karet, sementara akses utama ketinggian air cukup dalam," terangnya.
Hingga saat ini, sambung Wabup Syahlan, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebo bersama TNI, Polri serta relawan masih terus membantu mengevakuasi warga sekaligus mendirikan tenda dan posko pengungsian. "Semua pihak bersama BPBD masih terus bersiaga dan membantu warga, apalagi cuaca masih tetap hujan hingga sekarang," ujarnya. BACA JUGA : Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Teheran Sudah Jadi Jalan yang Disusuri Mossad?
Menurut Eka, warga setempat mengatakan banjir yang terjadi merupakan bencana tahunan disetiap musiim penghujan. "Setahun ini sudah beberapa kali, namun yang sekarang paling besar," ujarnya.
(zai)