DPRD Jabar Soroti LKPj Gubernur soal Pariwisata dan Ekonomi Kerakyatan

Senin, 11 Mei 2020 - 21:19 WIB
loading...
DPRD Jabar Soroti LKPj Gubernur soal Pariwisata dan Ekonomi Kerakyatan
Rapat Dengar Pendapat antara DPRD Jabar bersama perwakilan Kadin, Apindo, APPSI, PHRI, GIPPI, Hipmi, HPN, ISSI, dan Saudagar Santri di Ruang Rapat Banggar DPRD Jabar, Senin (11/5/2020). Foto/Dok.DPRD Jabar
A A A
BANDUNG - DPRD Jawa Barat memberikan perhatian khusus terhadap Laporan Keterangan Pertanggunjawaban (LKPj) Gubernur Jabar Ridwan Kamil, terutama soal pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kerakyatan.

Hal itu mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat antara DPRD Jabar bersama perwakilan Kadin, Apindo, APPSI, PHRI, GIPPI, Hipmi, HPN, ISSI, dan Saudagar Santri di Ruang Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jabar, Senin (11/5/2020).

Ketua Komisi III DPRD Jabar Rahmat Hidayat Djati mengatakan, LKPj Gubernur Jabar menjadi momentum untuk evaluasi demi kemajuan pembangunan di Jabar.

Terlebih, pembangunan ekonomi Jabar masih banyak yang perlu dibenahi. "Alhamdulillah, kami dapat banyak masukan dari para asosiasi ekonomi, ini masukan yang luar biasa," kata Rahmat.

Rahmat mecontohkan masukan dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar yang meminta Pemprov Jabar membenahi aspek sumber daya manusia (SDM), destinasi, dan promosi jika ingin menjadikan pariwisata sebagai motor uta­ma penggerak perekonomian daerah.

"Alasannya, hing­ga saat ini, aspek tersebut dinilai ma­sih belum baik yang menyebabkan potensi pariwisata di Jabar belum optimal, padahal potensi pariwisata di Jabar sangat besar," ujarnya.

Diakuinya, pembangunan sektor pariwisata di Jabar hingga kini belum tergali optimal. Bahkan, dengan berbagai perkembangan yang terjadi, kinerja Pemprov Jabar dalam pembangunan pariwisata cenderung stagnan.

"Jika berbicara secara umum, kita harus kerja keras dengan kondisi sekarang karena ­(kondisinya) tidak lebih baik dibandingkan dengan ta­hun lalu atau tahun sebelum. Apalagi, saat ini, akibat COVID-19 sudah lebih dari 500 hotel tutup dan 15.000 karyawan terpaksa harus di rumahkan. Dalam recovery, dibutuhkan pendekatan yang utuh," tutur dia.

Menurut Rahmat, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi tidak menyenangkan tersebut, di antaranya keseriusan Pemprov Jabar dalam mendukung kemajuan sektor pariwisata di Tatar Priangan. (BACA JUGA: Jabar Nihil Klaster Baru Penyebaran COVID-19 )

Dia menyatakan, meskipun Jabar memiliki sejumlah destinasi wisata yang cukup tua dan terkenal di Tanah Air, namun kegiatan promosi harus tetap dilakukan, agar informasi mengenai berbagai destinasi wisata di Jabar terus di­perbarui.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1725 seconds (0.1#10.140)