Keren, Aplikasi Telepon Pintar dari Unpad Ini Mampu Deteksi Kualitas Padi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung menciptakan inovasi untuk membantu petani dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dalam produksi padi. Inovasi yang dikembangkan berupa aplikasi pada perangkat telepon pintar yang memudahkan petani dan PPL dalam mengidentifikasi kecukupan pupuk serta potensi serangan penyakit pada tanaman padi.
Aplikasi “Decision Support System (DSS) Padi” ini dikembangkan oleh tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan Fakultas Pertanian Unpad. Ketua Peneliti, Mimin Muhaemin menjelaskan, DSS Padi dinilai lebih praktis untuk melakukan identifikasi tanaman padi ketimbang alat identifikasi yang ada di lapangan.
(Baca juga: Inovasi, Dosen Unpad Ini Ciptakan Aplikasi Pengukur Stres dari Ponsel)
“Sebenarnya ada alat dari pemerintah berupa bagan warna daun, tetapi banyak petani yang tidak menggunakannya dengan alasan kurang praktis. Kalau lewat handphone, semua petani dan PPL pasti akan membawa,” ujar Mimin, Jumat (27/11/2020).
(Baca juga: Tragis, Usai Nyanyi Karaoke dengan Tamu, Pemandu Lagu Tewas Dibantai Suami)
Di sisi lain, banyak petani dan PPL yang kurang menguasai beragam permasalahan di lapangan terkait tanaman padi. Padahal, selama ini sudah banyak hasil penelitian dan publikasi ilmiah yang sudah dilakukan para ilmuwan.
Untuk itu, Mimin dan tim mencoba menjembatani hasil penelitian tersebut kepada para petani dan PPL. Pengembangan aplikasi diharapkan akan lebih efektif, karena hampir semua petani maupun PPL memiliki telepon pintar.
Mimin menjelaskan, aplikasi DSS Padi dikembangkan sejak 2018. Pada awalnya, aplikasi DSS Padi awalnya bertujuan untuk petani untuk melakukan identifikasi kecukupan pemberian pupuk nitorgen pada padi.
Selanjutnya dibantu dosen dari Departemen Hama dan Penyakit Tanaman Faperta Unpad, tim mengembangkan kembali aplikasi agar bisa mengidentifikasi serangan penyakit, khususnya serangan blast dan brownspot.
Dosen FTIP Unpad yang juga menjadi anggota tim peneliti, Muhammad Saukat menjelaskan, untuk menggunakannya, pengguna terlebih dahulu melakukan registrasi awal. Registrasi ini diperlukan untuk mengidentifikasi nama pengguna, lokasi tanam, serta jenis padi yang ditanam. Nantinya, data ini akan tersimpan di database untuk keperluan pengembangan aplikasi ke depan.
Aplikasi “Decision Support System (DSS) Padi” ini dikembangkan oleh tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan Fakultas Pertanian Unpad. Ketua Peneliti, Mimin Muhaemin menjelaskan, DSS Padi dinilai lebih praktis untuk melakukan identifikasi tanaman padi ketimbang alat identifikasi yang ada di lapangan.
(Baca juga: Inovasi, Dosen Unpad Ini Ciptakan Aplikasi Pengukur Stres dari Ponsel)
“Sebenarnya ada alat dari pemerintah berupa bagan warna daun, tetapi banyak petani yang tidak menggunakannya dengan alasan kurang praktis. Kalau lewat handphone, semua petani dan PPL pasti akan membawa,” ujar Mimin, Jumat (27/11/2020).
(Baca juga: Tragis, Usai Nyanyi Karaoke dengan Tamu, Pemandu Lagu Tewas Dibantai Suami)
Di sisi lain, banyak petani dan PPL yang kurang menguasai beragam permasalahan di lapangan terkait tanaman padi. Padahal, selama ini sudah banyak hasil penelitian dan publikasi ilmiah yang sudah dilakukan para ilmuwan.
Untuk itu, Mimin dan tim mencoba menjembatani hasil penelitian tersebut kepada para petani dan PPL. Pengembangan aplikasi diharapkan akan lebih efektif, karena hampir semua petani maupun PPL memiliki telepon pintar.
Mimin menjelaskan, aplikasi DSS Padi dikembangkan sejak 2018. Pada awalnya, aplikasi DSS Padi awalnya bertujuan untuk petani untuk melakukan identifikasi kecukupan pemberian pupuk nitorgen pada padi.
Selanjutnya dibantu dosen dari Departemen Hama dan Penyakit Tanaman Faperta Unpad, tim mengembangkan kembali aplikasi agar bisa mengidentifikasi serangan penyakit, khususnya serangan blast dan brownspot.
Dosen FTIP Unpad yang juga menjadi anggota tim peneliti, Muhammad Saukat menjelaskan, untuk menggunakannya, pengguna terlebih dahulu melakukan registrasi awal. Registrasi ini diperlukan untuk mengidentifikasi nama pengguna, lokasi tanam, serta jenis padi yang ditanam. Nantinya, data ini akan tersimpan di database untuk keperluan pengembangan aplikasi ke depan.