Dongkrak Pariwisata, Jabar Kembangkan 76 Objek Wisata Baru Berbasis Alam

Rabu, 18 November 2020 - 10:03 WIB
loading...
Dongkrak Pariwisata, Jabar Kembangkan 76 Objek Wisata Baru Berbasis Alam
Objek wisata alam Air Terjun Pelangi di Kota Cimahi, Jabar. Dok/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat mulai mengembangkan 76 objek wisata baru berbasis alam yang tersebar di 21 kabupaten/kota dengan total investasi senilai Rp5,8 triliun.

Sebanyak 76 objek wisata baru berbasis alam tersebut berada di kawasan milik PTPN, Perhutani, dan pihak swasta lainnya yang dikategorikan atau masuk dalam beberapa kelompok, seperti brown book, blue book, dan green book.

"Khusus kelompok brown book sudah mantap semuanya, termasuk feasibility study dan detail engineering design-nya sudah selesai," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Dedi Taufik, Rabu (18/11/2020).

Dedi melanjutkan, optimalisasi pengembangan 76 objek wisata baru di Jabar merupakan strategi Pemprov Jabar dalam upaya pemulihan ekonomi sekaligus mendongkrak kembali geliat sektor pariwisata di tengah pandemi COVID-19 tanpa mengabaikan aspek kesehatan.

"Sektor pariwisata ini merasakan sekali dampak dari pandemi COVID-19. Karenanya, kita gali potensi-potensi pariwisata baru," katanya.

Diakui Dedi, pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah untuk mengembangkan objek wisata baru.

Terlebih, anggaran pemerintah daerah, termasuk bantuan dari pemerintah pusat untuk sektor pariwisata tersedot untuk penanganan COVID-19.

"Kalau mengandalkan APBN atau ABPD tidak akan selesai membangun pariwisata, apalagi kita (Disparbud Jabar) pun terkena re-focusing anggaran hampir Rp6 triliun untuk emergency kesehatan COVID-19," imbuhnya.

Oleh karena itu, pihaknya pun menyambut baik kerja sama yang dibangun PTPN VIII dan BUMD PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar atau Jaswita Jabar terkait pengembangan objek wisata baru dalam ajang West Java Investment Summit (WJIS) 2020, Selasa (17/11/2020) kemarin.

"Lewat kerja sama tersebut, investor lain diharapkan segera melakukan kerja sama dalam pengembangan objek wisata baru mengingat besarnya market pariwisata Jabar. Apalagi, sekitar 70 persen milenial memiliki ketertarikan ke wisata alam, ini potensi yang perlu kita kolaborasikan bersama," katanya.

Sementara itu, Direktur PTPN VIII Muhammad Yudayat mengatakan, bisnis utama PTPN VIII selama ini adalah komoditas teh, sawit dan karet. Namun, saat ini, pihaknya ingin mengembangkan pariwisata potensial di lahan PTPN VIII.

"Sekarang kami melihat peluang lain, ada aset-aset kami yang optimalisasinya masih rendah yang bisa kami kembangkan. (Perkebunan teh) Ciwidey, Pangalengan, Gunung Mas, itu semua lahan-lahan milik PTPN VIII yang cocok dikembangkan untuk pariwisata," sebutnya.

Selain itu, tambah Yudayat, pihaknya juga tengah melakukan finalisasi kerja sama pengembangan objek pariwisata baru di Kawasan Ciater, Kabupaten Subang. (Baca juga: Telkom Apresiasi Minat Masyarakat pada Teknologi Artificial Intelligence)

"Ciater ini puncaknya Bandung, udaranya sejuk, hamparan teh bagus, dan pemandangan indah. Minggu lalu Pak Gubernur Jabar dan tim sudah ke sana dan meyakini ini bisa dikembangkan lebih lanjut pariwisatanya," kata Yudayat.

Dia mengatakan, pola kerja sama terkait optimalisasi pengembangan pariwisata di lahan milik PTPN VII yang dilakukan pihaknya bermacam-macam, namun tetap ramah lingkungan. (Baca juga: Mencekam, Sekelompok Pemuda Serang Gudang Beras di Indihiang Tasikamalaya)

"Terbuka mulai dari usaha kecil, anggaran kecil, hingga anggaran besar, seperti pengembangan di Ciater. Tapi, kami mengembangkan yang ramah lingkungan dalam agrowisata ini," tandasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2370 seconds (0.1#10.140)