Kebakaran, 20 Lebih Rumah Warga di Bima Ludes Terbakar
loading...
A
A
A
BIMA - Puluhan rumah panggung milik warga di Desa Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), ludes terbakar dilalap si jago merah pada Jumat (8/5).
Dari total yang terbakar lebih dari 20 rumah, terhitung sebanyak 17 rumah terbakar hingga rata dengan tanah. Api cepat merambat ke rumah warga lainnya karena saat kebakaran terjadi juga disertai angin kencang.
Kondisi perkampungan yang begitu padat dan sempit, membuat Mobil Pemadam Kebakaran sulit mendekat dan memadamkan api yang berkobar. Terlebih, lorong masuk ke perkampungan yang begitu sempit membuat damkar tak bisa berbuat apa apa.
Guna mengantisipasi banyaknya korban, terpaksa warga setempat harus berjibaku dengan peralatan seadanya untuk memadamkan api. Api baru berhasil dipadamkan setelah lebih dari 20 rumah warga ludes terbakar.
"Saya belum mengetahui persis berapa jumlah rumah yang terbakar, tapi karena wilayah Kampo Nae sangat besar, kami perkirakan lebih dari 20 unit rumah," jelas Aflan warga setempat yang dikonfirmasi.
Dijelaskannya, rumah warga yang terletak persisi di Kampo Nae adalah rumah panggung yang rata-rata terbuat dari bahan kayu jati dan sonokling sehingga dapat mudah terbakar. Sementara sumber api belum bisa diketahui pasti entah konsleting arus pendek atau berasal dari kompor gas.
"Sumber api dari salah satu rumah warga, tapi orangnya sedang tidak ada di tempat, kami belum mengetahui apakah konsleting listrik atau apa," jelas Aflan.
Awalnya, api diketahui oleh warga sekitar, setelah melihat asap mengepul di bagian atap rumah, untuk memadamkan api, warga berusaha memadamkan dengan peralatan seadanya.
"Warga menggunakan mesin pompa air, tapi karena angin begitu kencang, sehingga api melahap satu persatu rumah warga," kata dia.
Sejumlah warga panik, dan beberapa di antaranya berusaha menyelamatkan barang berharga yang masih bisa diselamatkan di sekitar rumah yang terbakar.
"Mobil pemadam kebakaran lama baru tiba lokasi, itupun susah masuk, sampai saat ini belum ada informasi ada korban jiwa," pungkasnya.
Dari total yang terbakar lebih dari 20 rumah, terhitung sebanyak 17 rumah terbakar hingga rata dengan tanah. Api cepat merambat ke rumah warga lainnya karena saat kebakaran terjadi juga disertai angin kencang.
Kondisi perkampungan yang begitu padat dan sempit, membuat Mobil Pemadam Kebakaran sulit mendekat dan memadamkan api yang berkobar. Terlebih, lorong masuk ke perkampungan yang begitu sempit membuat damkar tak bisa berbuat apa apa.
Guna mengantisipasi banyaknya korban, terpaksa warga setempat harus berjibaku dengan peralatan seadanya untuk memadamkan api. Api baru berhasil dipadamkan setelah lebih dari 20 rumah warga ludes terbakar.
"Saya belum mengetahui persis berapa jumlah rumah yang terbakar, tapi karena wilayah Kampo Nae sangat besar, kami perkirakan lebih dari 20 unit rumah," jelas Aflan warga setempat yang dikonfirmasi.
Dijelaskannya, rumah warga yang terletak persisi di Kampo Nae adalah rumah panggung yang rata-rata terbuat dari bahan kayu jati dan sonokling sehingga dapat mudah terbakar. Sementara sumber api belum bisa diketahui pasti entah konsleting arus pendek atau berasal dari kompor gas.
"Sumber api dari salah satu rumah warga, tapi orangnya sedang tidak ada di tempat, kami belum mengetahui apakah konsleting listrik atau apa," jelas Aflan.
Awalnya, api diketahui oleh warga sekitar, setelah melihat asap mengepul di bagian atap rumah, untuk memadamkan api, warga berusaha memadamkan dengan peralatan seadanya.
"Warga menggunakan mesin pompa air, tapi karena angin begitu kencang, sehingga api melahap satu persatu rumah warga," kata dia.
Sejumlah warga panik, dan beberapa di antaranya berusaha menyelamatkan barang berharga yang masih bisa diselamatkan di sekitar rumah yang terbakar.
"Mobil pemadam kebakaran lama baru tiba lokasi, itupun susah masuk, sampai saat ini belum ada informasi ada korban jiwa," pungkasnya.
(mpw)