Meracik Karya di Perbatasan Malinau Menuju Kaltara Maju di Lintas Utara Pasifik Raya
loading...
A
A
A
MALINAU - Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air (Fakta), Mukhlis Ramlan mengatakan garis batas negara di daerah yang berbatasan darat dengan negara tetangga, dinilai bukanlah semata-mata garis demarkasi. Tapi juga sebagai titik singgung, bahkan menjadi struktur kekuatan teritorial nasional .
"Dari negara yang berbatasan langsung tersebut, Kabupaten Malinau sebagai daerah yang lima kecamatannya berbatasan langsung dengan Malaysia yakni Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Pujungan, dan Kecamatan Bahau Ulu," ujar Mukhlis Ramlan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/10/2020).
Menurut Mukhlis, posisi tersebut memiliki memiliki peran strategis dalam menjaga titik singgung. Sehingga, Indonesia mampu memperlihatkan wajahnya melalui sentuhan-sentuhan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malinau, sebagai baris depan penjaga perbatasan di utara Indonesia.
Di sisi lain, kata Mukhlis, terdapat konsekuensi logis yang menjadi bagian dari kemajuan pembangunan daerah yang mempunyai garis perbatasan panjang. Akan ada persoalan-persoalan baru yang muncul seperti permasalahan hukum di lintas batas, narkoba, perdagangan manusia dan lainnya.
Seluruh persoalan tersebut, dianggap merupakan satu paket problematika di perbatasan yang selalu ada, dan butuh sentuhan serius kepala daerah untuk memberikan solusinya.
"Dan Dr. Yansen TP sebagai kepala daerah di Kabupaten Malinau dua periode paham betul dan bersungguh-sungguh, yang selama ini menyatukan berbagai kekuatan baik satgas di perbatasan, team organik yang ada di Malinau dari kecamatan hingga desa dan seluruh masyarkat lokal. Begitupun berbagai kebijakan yang harus dilakukan secara cepat dan konstruktif dalam menjawab segala problematika yang terjadi mustahil wajah Indonesia yang ideal itu dapat dibanggakan," papar Mukhlis.
"Dari negara yang berbatasan langsung tersebut, Kabupaten Malinau sebagai daerah yang lima kecamatannya berbatasan langsung dengan Malaysia yakni Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Pujungan, dan Kecamatan Bahau Ulu," ujar Mukhlis Ramlan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/10/2020).
Menurut Mukhlis, posisi tersebut memiliki memiliki peran strategis dalam menjaga titik singgung. Sehingga, Indonesia mampu memperlihatkan wajahnya melalui sentuhan-sentuhan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Malinau, sebagai baris depan penjaga perbatasan di utara Indonesia.
Di sisi lain, kata Mukhlis, terdapat konsekuensi logis yang menjadi bagian dari kemajuan pembangunan daerah yang mempunyai garis perbatasan panjang. Akan ada persoalan-persoalan baru yang muncul seperti permasalahan hukum di lintas batas, narkoba, perdagangan manusia dan lainnya.
Seluruh persoalan tersebut, dianggap merupakan satu paket problematika di perbatasan yang selalu ada, dan butuh sentuhan serius kepala daerah untuk memberikan solusinya.
"Dan Dr. Yansen TP sebagai kepala daerah di Kabupaten Malinau dua periode paham betul dan bersungguh-sungguh, yang selama ini menyatukan berbagai kekuatan baik satgas di perbatasan, team organik yang ada di Malinau dari kecamatan hingga desa dan seluruh masyarkat lokal. Begitupun berbagai kebijakan yang harus dilakukan secara cepat dan konstruktif dalam menjawab segala problematika yang terjadi mustahil wajah Indonesia yang ideal itu dapat dibanggakan," papar Mukhlis.
(vit)