Situs Gedog Blitar Pernah Dirusak, Ini Ceritanya

Selasa, 27 Oktober 2020 - 06:58 WIB
loading...
A A A
"Seluruhnya ada enam orang yang berjaga. Semuanya warga Gedog," tambah Sugeng yang sudah memiliki tiga cucu itu. Saat menceritakan temuan baru tersebut, ia teringat sepasang lingga yoni yang dulu berada di sebelah selatan kaki pohon beringin.

(Baca juga: Dwarapala Saksi Bisu Ketangguhan Desa Menjaga Arjuna )

Di setiap ada hajat desa, entah acara bersih desa atau hendak menggelar acara kesenian atau kebudayaan yakni seperti kesenian kuda lumping, tempat di mana lambang kesuburan ( lingga yoni ) diletakkan, menjadi lokasi upacara ritual.

Selain ambeng atau nasi tumpeng, juga ada cok bakal, yakni seperangkat ubo rampe berupa kembang tujuh rupa, telur ayam, uang logam pecahan 500, serta kemenyan atau dupa ratus yang dibakar. "Istilahnya nyadran," terang Sugeng.

Istilah nyadran berasal dari kata Sraddha. Yakni upacara ritual umat Hindu jaman dulu yang bertujuan mengenang atau memuliakan arwah leluhur yang sudah meninggal dunia. Pada kekinian semacam ritual selametan , berkirim doa.

Pada suatu hari, kata Sugeng, lingga yang biasanya berdampingan dengan yoni tidak ada di tempatnya. Memang bergeser tidak jauh. Namun kondisinya telah rusak. Meski tidak tahu apa motifnya, Sugeng curiga ada yang sengaja merusak.

"Bentuknya tidak lagi utuh," tambah Sugeng. Rusaknya lingga tidak menghentikan rutinitas nyadran. Ritual tetap berjalan seperti biasa. Entah kapan mulainya, Sugeng tidak lagi ingat, lingga yang sudah rusak itu kemudian lenyap. Banyak yang menduga, mungkin ada yang membuang.

(Baca juga: Belajar Islam dan Kemerdekaan Beragama Dari KH Oesman Mansoer )

Namun yoni yang ukurannya tergolong besar, masih berada di tempatnya sampai hari ini. "Mungkin karena ukurannya (yoni) besar, tidak ikut dibuang," kata Sugeng sembari tertawa. Selain yoni , bongkahan batu berukir Kala juga masih ada.

Sebelumnya di lokasi situs yang tercatat dalam History of Java Thomas Stamford Raffles juga ada sejumlah makam non muslim. Untuk keperluan ekskavasi, semua makam tersebut dipindah. Informasi yang dihimpun SINDOnews.com, pada peristiwa tahun 1965, pengerusakan pernah terjadi. Namun apa motif pengerusakan, belum bisa dipastikan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2602 seconds (0.1#10.140)