Belajar Islam dan Kemerdekaan Beragama Dari KH Oesman Mansoer

Senin, 26 Oktober 2020 - 20:31 WIB
loading...
Belajar Islam dan Kemerdekaan Beragama Dari KH Oesman Mansoer
Bedah buku tentang Pemikiran KH. Oesman Mansoer, Islam dan Kemerdekaan Beragama digelar FEB Unisma, Senin (26/10/2020). Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
MALANG - Indonesia, lahir dari keberagaman . Kondisi ini juga dipotret oleh KH. Oesman Mansoer, dalam pemikirannya yang dituangkan di naskah tertulis tahun 1958, dan tahun 1968.

(Baca juga: Awas, Berpolitik di Masjid Akibatkan Perpecahan Umat )

Naskah yang berjudul "Islam dan Kemerdekaan Ber agama " tersebut, menghadirkan bagaimana cara pandang seorang kyai tentang visi kebangsaan di tengah keberagaman , dan tantangan zaman yang terus berubah.

KH. Oesman Mansoer, merupakan salah satu tokoh Sabilillah yang terlibat dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia, telah mencetuskan pemikiran tentang Islam moderat, di tengah keberagaman Indonesia.

Naskah-naskah tentang keberagaman , toleransi, dan Islam yang ramah itu, dituliskan pemilik bintang gerilya tersebut, sejak tahun 1958 dalam sebuah seminar yang digelar Mabes Angkatan Darat (AD), tentang rumusan penafsiran Pancasila dari tinjauan Islam.

(Baca juga: Kampus Memiliki Peran Penting dalam Membangun Tata Kelola Desa )

Pemikiran-pemikiran keberagaman itu ditulis kembali pada tahun 1968, saat KH. Oesman Mansoer menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang. Naskah pidato tersebut, dibacakannya di hadapan Menteri Agama KH. M. Dahlan, dalam acara dies natalis Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang.

Keberagaman yang dimiliki Bangsa Indonesia, dalam naskah yang dikemukanan KH. Oesman Mansoer, merupakan kekuatan besar yang dibingkai dalam semangat Bhineka Tunggal Ika. Kekuatan besar dalam keberagaman tersebut, juga bisa menjadi bencana apabila tidak dikelola dengan baik. Apalagi tumbuh sikap intoleransi akibat faktor kepentingan politik praktis.

Pemikiran tentang keindonesiaan tersebut, kini kembali diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul " Islam dan Kemerdekaan Beragama", dan dibedah dalam sebuah forum diskusi yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma).

"Menurut pandangan keluarga besar KH. Oesman Mansoer, buku ini harus dicetak ulang dikarenakan situasi nasional yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia, di mana isu-isu agama menjadi fenomena sosial terkait dengan isu politik dan identitas dengan jargon teks-teks agama Islam ," ujar putra ke delapan KH. Oesman Mansoer, Muhammad Nurudin.

(Baca juga: Sinergi Bergizi Bersama UMKM Menjaga Ekonomi )

Pria yang akrab disapa Gus Din ini menyebutkan, naskah pemikiran KH. Oesman Mansoer ini mempresentasikan Islam moderat, yang mampu memahami kemajemukan Indonesia, dari latar belakang suku bangsa dan pemeluk agama yang diyakni oleh masyarakat Indonesia.

Hadir dalam diskusi bedah buku ini, antara lain Koordinator Nasional Gusdurian, Alisa Wahid; CEO The Initiative Institute serta Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi; Guru besar sosiologi agama dan Wakil Rektor 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Zainuddin, dan Pengajar di Institut Pendidikan Theologi Balewijaya GKJW Malang, Pendeta Chrysta Andrea.

Dalam pemaparannya, Alisa Wahid menyampaikan bahwa buku KH. Oesman Mansoer bisa menjadi pegangan dalam mengahadapi situasi saat ini. "Negara Indonesia adalah negara berdasarkan domkrasi yang dibangun atas kontrak sosial yaitu Pancasila, bukan berdasarkan kaum mayoritas atau menang-menangan," tegasnya.

Senada dengan Alisa, Zainuddin menyampaikan, bila dibandingkan dengan negara-negara lain, kehidupan beragama di Negara Indonesia sangat harmonis, hampir tidak ada konflik yang berarti. "Kalaupun ada konflik lebih pada ditunggangi kepentingan tertentu," ujarnya.

(Baca juga: BPPTKG Sebut Erupsi Gunung Merapi Semakin Dekat )

Sementara menurut Airlangga, pemikiran KH. Oesman Mansoer dapat digunakan sebagai rujukan Islam progresif di Indonesia, yang berisi adanya seruan yang lebih adil, toleran, dan solidaritas. "KH. Oesman Mansoer mengajarkan Islam , yang lebih bertumpu pada pemahaman nilai, yang relefan dengan situasi zaman," ungkapnya.

Melalui naskah pemikiran KH. Oesman Mansoer, yang merupakan rektor pertama Unisma, dan juga pengajar Islamologi di GKJW, Pendeta Chrysta menyebutkan, KH. Oesman Mansoer sangat berjasa dengan pemikirannya untuk Indonesia dan peradaban dunia, yaitu kerukunan yang merupakan keharusan dalam menghadapi masalah yang lebih besar.

Dekan FEB Unisma , Nur Diana menyampaikan, pembahasan pemikiran KH. Oesman Mansoer ini sangat penting pada kondisi Indonesia, saat ini. Di mana kondisi intoleransi sedang mewabah, dan mengganggu kerukunan kehidupan masyarakat yang sudah terbangun sejak lama.

"Terinspirasi dari buku inilah, kami berharap generasi penerus bangsa ini mampu memahami problem-problem intoleransi, dan bagaimana Islam mengajarkan kemerdekaan dalam beragama, sehingga Indonesia tetap bisa bersatu dalam segala keberagamannya," tegasnya.

(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0986 seconds (0.1#10.140)