Masjid Awal yang Pernah Dibakar Belanda Jadi Bukti Toleransi Umat Beragama di Simalungun
loading...
A
A
A
TOLERANSI antar umat beragama di Kabupaten Simalungun , Sumatera Utara terjaga sangat harmonis sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini.
Salah satu bukti sejarah keharmonisan hubungan antar umat beragama di Kabupaten Simalungun yang masih ada saat ini adalah Masjid Awal di Desa Dame Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
Masjid yang terletak di pinggir jalan Raya-Pematangsiantar didirikan di masa penjajahan Belanda pada 1927 atau sudah berusia sekitar 93 tahun. (BACA JUGA: Ini Cara Jenderal Maraden Panggabean Membuat Perampok Kendaraan Menjadi Kapok)
Berada di pemukiman yang warga mayoritas non-Muslim, masjid ini justru terus berkembang dan bangunannya terus mengalami renovasi meskipun dengan swadaya masyarakat atau jamaah.
Di masa kolonial Belanda, Masjid Awal yang dibangun atas inisiatif Wilson Saragih yang memeluk agama Islam setelah menikah dengan Saimah Boru Purba, pernah dibakar tentara Belanda.
Meski sejauh ini tidak dapat dipastikan, namun diperkirkan Masjid Awal merupakan mesjid tertua di Kabupaten Simalungun, Warga sekitar menyebutkan merupakan salah satu mesjid tertua di Simalungun dan menjadi pusat penyebaran agama Islam di Kecamatan Raya. (BACA JUGA: Uniknya Masjid Al Osmani di Kota Medan Hasil Karya Arsitektur Jerman)
Pengurus Masjid Awal, Uliaman Saragih, menceritakan, pendirian masjid di tanah seluas ratusan meter persegi atas insisiatif ayahnya, almarhum Wilson Saragih yang memeluk agama Islam setelah menikah dengan ibunya Saimah Purba.
Uliaman mengatakan semula Masjid Awal sederhana dan kecil,maklum, penganut agama Islam tidak banyak di Kecamatan Raya karena daerah itu mayoritas beragama Kristen.
"Salutnya, hubungan antar pemeluk agama di Kecamatan Raya damai dan rukun,sehingga sampai saat ini Masjid Awal masih berdiri di tengah masyarakat yang mayoritas non-Muslim," sebut Uliaman.
Uliaman mengatakan masyatakat antar umat beragama di Kecamatan Raya saling menghormati dan membantu di setiap kegiatan, termasuk pembangunan masjid, non Muslim pun turut berpartisipasi, tenaga dan uang. (BACA JUGA: Kapten Ramses Harahap Penembak Mati Jenderal SH Spoor yang Berakhir Dieksekusi)
"Indahnya, kedamaian dan kerukunan itu langgeng sampai sekarang ini di Kecamatan Raya," ujarnya.
Kini, masjid yang fisik bangunannya kecil dengan kapasitas 60- an jamaah tetap didatangi 50 kepala keluarga serta pelintas jalan provinsi Pematangsiantar- Raya Masjid masih berdiri kokoh di atas tanah yang lebih tinggi dari jalan,sehingga seolah-olah berada di atas bukit.
Masjid Awal merupakan salah satu simbol terjaganya keharmonisan hubungan antar umat beragama dan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kecamatan Raya ibukota Kabupaten Simalungun.
Lihat Juga: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Ratusan Warga Asahan Tutup Jalan Provinsi Kisaran-Simalungun
Salah satu bukti sejarah keharmonisan hubungan antar umat beragama di Kabupaten Simalungun yang masih ada saat ini adalah Masjid Awal di Desa Dame Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
Masjid yang terletak di pinggir jalan Raya-Pematangsiantar didirikan di masa penjajahan Belanda pada 1927 atau sudah berusia sekitar 93 tahun. (BACA JUGA: Ini Cara Jenderal Maraden Panggabean Membuat Perampok Kendaraan Menjadi Kapok)
Berada di pemukiman yang warga mayoritas non-Muslim, masjid ini justru terus berkembang dan bangunannya terus mengalami renovasi meskipun dengan swadaya masyarakat atau jamaah.
Di masa kolonial Belanda, Masjid Awal yang dibangun atas inisiatif Wilson Saragih yang memeluk agama Islam setelah menikah dengan Saimah Boru Purba, pernah dibakar tentara Belanda.
Meski sejauh ini tidak dapat dipastikan, namun diperkirkan Masjid Awal merupakan mesjid tertua di Kabupaten Simalungun, Warga sekitar menyebutkan merupakan salah satu mesjid tertua di Simalungun dan menjadi pusat penyebaran agama Islam di Kecamatan Raya. (BACA JUGA: Uniknya Masjid Al Osmani di Kota Medan Hasil Karya Arsitektur Jerman)
Pengurus Masjid Awal, Uliaman Saragih, menceritakan, pendirian masjid di tanah seluas ratusan meter persegi atas insisiatif ayahnya, almarhum Wilson Saragih yang memeluk agama Islam setelah menikah dengan ibunya Saimah Purba.
Uliaman mengatakan semula Masjid Awal sederhana dan kecil,maklum, penganut agama Islam tidak banyak di Kecamatan Raya karena daerah itu mayoritas beragama Kristen.
"Salutnya, hubungan antar pemeluk agama di Kecamatan Raya damai dan rukun,sehingga sampai saat ini Masjid Awal masih berdiri di tengah masyarakat yang mayoritas non-Muslim," sebut Uliaman.
Uliaman mengatakan masyatakat antar umat beragama di Kecamatan Raya saling menghormati dan membantu di setiap kegiatan, termasuk pembangunan masjid, non Muslim pun turut berpartisipasi, tenaga dan uang. (BACA JUGA: Kapten Ramses Harahap Penembak Mati Jenderal SH Spoor yang Berakhir Dieksekusi)
"Indahnya, kedamaian dan kerukunan itu langgeng sampai sekarang ini di Kecamatan Raya," ujarnya.
Kini, masjid yang fisik bangunannya kecil dengan kapasitas 60- an jamaah tetap didatangi 50 kepala keluarga serta pelintas jalan provinsi Pematangsiantar- Raya Masjid masih berdiri kokoh di atas tanah yang lebih tinggi dari jalan,sehingga seolah-olah berada di atas bukit.
Masjid Awal merupakan salah satu simbol terjaganya keharmonisan hubungan antar umat beragama dan salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kecamatan Raya ibukota Kabupaten Simalungun.
Lihat Juga: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Ratusan Warga Asahan Tutup Jalan Provinsi Kisaran-Simalungun
(vit)