Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya Diapresiasi Tokoh Papua
loading...
A
A
A
INTAN JAYA - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, Papua sudah menyelesaikan investigasi lapangan kasus penembakan yang terjadi pada September 2020 lalu. Para tokoh Papua yang dilibatkan menjadi anggota TGPF mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukan sudah menyeluruh.
"Pendekatan pembangunan terhadap manusia itu jauh lebih penting. Sehingga apa yang dilakukan oleh TGPF adalah bagian dari pintu masuk untuk memulihkan keadaan Papua untuk memulihkan kembali kepercayaan orang Papua terhadap negara, terhadap pemerintah," ujar anggota TGPF dari unsur tokoh pemuda Papua, Victor Abraham Abaidata dalam keterangan tertulis Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Selasa (20/10/2020). (Baca juga: TGPF Intan Jaya Selesai Tugas, Pulihkan Kepercayaan Papua Pada Negara)
Sementara itu, Pendeta Henok Bagau, Tokoh Agama Intan Jaya, menilai upaya pengungkapan fakta seperti ini akan membuat warga Papua semakin percaya pada pemerintah pusat. Henok diketahui dekat dengan Pendeta Yeremias Zanambani, yang tertembak di Intan Jaya 19 September 2020 lalu. (Baca juga: Mahfud MD Sebut TGPF Intan Jaya Ditembaki dari Atas dan Bawah)
Di dalam tim investigasi, Henok mengaku bekerja sama baik dengan unsur TNI, Polri, dan BIN, yang sedikitpun tidak membatasi dirinya untuk bersuara. “Ini merupakan satu terobosan dalam sejarah masyarakat Papua. Kami melihat bahwa tim yang dibentuk benar-benar independen, tidak berpihak pada siapapun dan sungguh-sungguh mengikuti hati nurani dan fakta yang ada,” tuturnya.
Tokoh Papua lainnya yang juga anggota tim adalah Taha Alhamid. Sekjen Dewan Presidium Papua ini mengaku senang dengan cara kerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh tim. Taha yang juga adalah tokoh Muslim Papua ini mengapresiasi unsur TNI di dalam tim, dimana tokoh-tokoh Papua bisa duduk berdampingan dan saling percaya dengan TNI dan Polri.
Diplomat Senior yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia di PBB, Makarim Wibisono menilai arti strategis upaya pemerintah ini dari sisi Hak Azasi Manusia (HAM). Menurutnya, cara penyelesaian seperti ini akan mampu memperbaiki nama Indonesia di bidang HAM, apalagi tokoh-tokoh yang terlibat di dalam tim dipercaya publik.
“Masyarakat merasa atau melihat bahwa pelanggaran HAM itu sebagai luka bangsa. Jadi adanya usaha dari pemerintah untuk membentuk TGPF ini, menunjukan itikad dari pemerintah untuk memperjelas masalahnya itu,” ujarnya.
Foto/Puspen TNI
Lihat Juga: Satgas Yonif 509 Kostrad Beri Pertolongan Medis kepada Warga Sakit di Kampung Pesiga Intan Jaya
"Pendekatan pembangunan terhadap manusia itu jauh lebih penting. Sehingga apa yang dilakukan oleh TGPF adalah bagian dari pintu masuk untuk memulihkan keadaan Papua untuk memulihkan kembali kepercayaan orang Papua terhadap negara, terhadap pemerintah," ujar anggota TGPF dari unsur tokoh pemuda Papua, Victor Abraham Abaidata dalam keterangan tertulis Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Selasa (20/10/2020). (Baca juga: TGPF Intan Jaya Selesai Tugas, Pulihkan Kepercayaan Papua Pada Negara)
Sementara itu, Pendeta Henok Bagau, Tokoh Agama Intan Jaya, menilai upaya pengungkapan fakta seperti ini akan membuat warga Papua semakin percaya pada pemerintah pusat. Henok diketahui dekat dengan Pendeta Yeremias Zanambani, yang tertembak di Intan Jaya 19 September 2020 lalu. (Baca juga: Mahfud MD Sebut TGPF Intan Jaya Ditembaki dari Atas dan Bawah)
Di dalam tim investigasi, Henok mengaku bekerja sama baik dengan unsur TNI, Polri, dan BIN, yang sedikitpun tidak membatasi dirinya untuk bersuara. “Ini merupakan satu terobosan dalam sejarah masyarakat Papua. Kami melihat bahwa tim yang dibentuk benar-benar independen, tidak berpihak pada siapapun dan sungguh-sungguh mengikuti hati nurani dan fakta yang ada,” tuturnya.
Tokoh Papua lainnya yang juga anggota tim adalah Taha Alhamid. Sekjen Dewan Presidium Papua ini mengaku senang dengan cara kerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh tim. Taha yang juga adalah tokoh Muslim Papua ini mengapresiasi unsur TNI di dalam tim, dimana tokoh-tokoh Papua bisa duduk berdampingan dan saling percaya dengan TNI dan Polri.
Diplomat Senior yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia di PBB, Makarim Wibisono menilai arti strategis upaya pemerintah ini dari sisi Hak Azasi Manusia (HAM). Menurutnya, cara penyelesaian seperti ini akan mampu memperbaiki nama Indonesia di bidang HAM, apalagi tokoh-tokoh yang terlibat di dalam tim dipercaya publik.
“Masyarakat merasa atau melihat bahwa pelanggaran HAM itu sebagai luka bangsa. Jadi adanya usaha dari pemerintah untuk membentuk TGPF ini, menunjukan itikad dari pemerintah untuk memperjelas masalahnya itu,” ujarnya.
Foto/Puspen TNI
Lihat Juga: Satgas Yonif 509 Kostrad Beri Pertolongan Medis kepada Warga Sakit di Kampung Pesiga Intan Jaya
(shf)