Hayandra Gelar Webinar Menjaga Kesehatan Wanita di Masa Menopause

Minggu, 18 Oktober 2020 - 17:02 WIB
loading...
Hayandra Gelar Webinar Menjaga Kesehatan Wanita di Masa Menopause
Klinik Hayandra menggelar webinar berjudul Menjaga Kesehatan dan Fungsi Seksual Wanita di Masa Menopause secara Komprehensif. Foto/Ist
A A A
BOGOR - Seiring dengan peningkatan usia, akan terjadi proses penuaan (aging). Salah satu proses aging normal pada wanita akan bermanifestasi menjadi fase menopause .

Berdasarkan data dari World Health Organization ( WHO ), pada tahun 2000, total populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta orang, tahun 2010 mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai 1,2 milyar orang. (Baca juga: Usir Keluhan Menopause dengan Kedelai )

Menopause merupakan tahap akhir proses biologis pada wanita, di mana menstruasi telah berhenti selama 1 tahun dan kemampuan reproduksi telah berakhir. Terjadinya perubahan hormonal berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron, kerap diikuti dengan berbagai gejala yang mengganggu, seperti hot flashes (rasa kepanasan), kulit kering, perubahan mood, sulit tidur, serta menurunnya kelenturan organ intim disertai dryness yang mengganggu fungsi seksual wanita. (Baca juga: Rentan Terkena Covid-19, Jaga dan Lindungi Lansia )

Pada webinar awam yang berjudul “Menjaga Kesehatan dan Fungsi Seksual Wanita di Masa Menopause secara Komprehensif”, sekaligus peluncuran “Center Menopause” dari Klinik Hayandra, Minggu (18/10/2020), dr Anggara Mahardika, SpOG, menjelaskan, menopause akan dialami oleh seluruh wanita.

“Gejala menopause terdiri dari 3 bagian, yaitu gejala somatik seperti nyeri sendi, vagina kering, dyspareunia atau nyeri berhubungan intim, lalu gejala vasomotor seperti keringat malam dan hot flashes, serta gejala psikis seperti insomnia dan mood swing,” kata Anggara.

Dia mengatakan, tatalaksana untuk keluhan-keluhan ini dapat berupa terapi non hormonal seperti pengaturan pola makan, asupan suplemen, serta dapat berupa pemberian terapi hormon.

“Perlu diingat bahwa walaupun pemberian terapi hormon memiliki keuntungan menekan gejala menopause serta mengurangi resiko osteoporosis, namun terdapat pula peningkatan risiko terjadinya kanker rahim dan kanker usus besar. Sehingga pemeriksaan yang komprehensif dalam suatu center menopause akan sangat menolong para wanita usia menopause untuk mendapatkan terapi yang terbaik,” kata dia.

Sementara itu Apoteker Nina Indarwaty SFarm mengingatkan tentang perlunya pengaturan pola makan serta asupan suplemen kalsium dan vitamin D3. Termasuk mencermati kegunaan nutraceutical (terapi herbal) dan isoflavone dalam penatalaksanaan keluhan akibat menopause.

”Kekurangan vitamin D pada wanita menopause dapat memperburuk kondisi osteoporosis, serta menurunnya sistim pertahanan tubuh sehingga meningkatkan resiko penyakit kanker. Menurut literatur, pemberian rutin vitamin D3 dosis 2000-4800 IU/hari dapat memperbaiki defisiensi vitamin D dan mempertahankan kadar normal D3 dalam darah,” kata dia.

Dokter spesialis Obstetri Ginekologi konsultan Uroginekologi Rekonstruksi Klinik Hayandra dan Klinik Moegni, dr Fernandi Moegni SpOG(K), menjelaskan, peran laser dan cell therapy dalam perbaikan tampilan dan fungsi seksual wanita menopause.

Menurut dia, gangguan berkemih yang paling umum terjadi pada kaum menopause adalah kencing berulang yang disebabkan kekurangan hormon estrogen, serta kencing bocor saat batuk, bersin dan beraktivitas akibat dari kelemahan struktur jaringan dinding vagina.

"Teknologi kesehatan terkini utk mengatasinya dapat dilakukan melalui terapi Laser Vagina yang dikombinasi dengan activated PRP (Platelet-Rich Plasma) yang diproses secara khusus," kata dia.

Menurut dia, hal ini sangat membantu pertumbuhan serta penguatan struktur jaringan dinding vagina, maupun penanganan dryness dan gatal pada vaginal atrophy (penipisan dinding vagina) pada kondisi kurang hormon. Untuk kencing bocor dengan gejala berat dapat dilakukan terapi pemasangan pita melalui vagina yang berbasis one day care tanpa rawat inap.

“Teknik non invasive dan mutakhir semacam ini membuat pasien nyaman beraktivitas seperti biasa pasca terapi,” kata dr Fernandi.

Doktor bidang ilmu biomedik, spesialis bedah plastik, CEO Klinik Hayandra dan staf pengajar FK UPN Veteran Jakarta, Dr dr Karina SpBP-RE menjelaskan, proses rejuvenasi atau peremajaan sel menjadi faktor penting dalam ilmu anti aging.

Dia mengungkapkan bahwa berbagai literatur telah menunjukkan bahwa terapi sel mutakhir seperti stem cell, stromal vascular fraction (SVF), platelet-rich plasma (PRP) maupun immune cell therapy (ICT), kesemuanya berperan penting bagi wanita usia menopause, bahkan dapat menurunkan resiko osteoporosis serta berbagai penyakit degeneratif.

“Tak hanya itu, teknologi minimal invasive seperti laser dan fat graft atau transfer lemak yang dipadukan dengan cell therapy, baik ke wajah, tangan yang mulai keriput dan bahkan ke area intim wanita, ternyata tidak hanya memperbaiki penampilan tapi juga memperbaiki kontur kulit dan elastisitas jaringan. Mengapa? Karena stem cell yang terbawa di lemak tersebut akan bekerja memperbaiki jaringan tempat lemak ditanamkan,” jelas Dr Karina.

Menyadari akan pentingnya layanan komprehensif bagi wanita usia menopause, Klinik Hayandra meluncurkan “Center Menopause” dengan layanan berteknologi canggih seperti cell therapy, deteksi dini kanker melalui pemeriksaan DNA, pemeriksaan hormon, laser rejuvenasi dan rekonstruksi area intim, endometrial sampling biopsy, USG 4 dimensi untuk mendeteksi kelemahan otot dasar panggul serta layanan estetik.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0177 seconds (0.1#10.140)