Minim Aduan, Sekretariat DPRD Minta Warga Manfaatkan Aplikasi Ajamma
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Aplikasi Ajamma (aduan) besutan Sekretariat DPRD Kota Makassar dalam menyaring aspirasi warga dalam beberapa bulan terakhir kurang dimanfaatkan, padahal aduan-aduan tersebut sangat penting untuk mengetahui persoalan di masyarakat saat ini.
Kepala Sub Bagiam Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) DPRD Kota Makassar Andi Taufiq Natsir cukup menyayangkan minimnya animo masyarakat, untuk memanfaatkan aplikasi ini.
Dirinya meminta kepada masyarakat untuk senantiasa melaporkan masalahnya ke aplikasi tersebut agar bisa ditindaklanjuti oleh DPRD Kota Makassar melalui daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
"Jadi kita minta masyarakat manfaatkan aplikasi ini, daripada repot-repot lewat audiensi lagi dengan dewan, lebih baik gunakan media ini," katanya.
Lebih lanjut Taufiq mengatakan, ada kecenderungan penyebab lain minimnya aplikasi tersebut dimanfaatkan karena rata-rata pengguna smartphone juga didominasi oleh kalangan menengah ke atas, sementara masalah biasanya cukup banyak dihinggapi oleh masyarakat menengah ke bawah.
"Terkhusus pelayanan publik misalnya, atau lingkungan, bisa jadi juga hal ini karena persoalan yang banyak dihadapi atau dilaporkan justru kebijakan pusat yang jelas-jelas bukan ranah kami," katanya.
Lanjut Taufiq, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi lewat daring, rencana sosialisasi langsung saat ini sulit dilakukan lantaran adanya pandemi COVID-19 .
Sementara itu berdasarkan laporan Admin Web dan Aplikasi Ajamma Rezi Fathurrahman, hingga Oktober ini laporan yang masuk hanya tiga buah, di mana laporan tersebut terkait bantuan sosial per Juli lalu.
"Yang masuk sampai sekarang itu masih tiga, kemarin itu rata-rata terkait bantuan sosial COVID-19 sekitar tiga bulan lalu," ucapnya.
Dirinya juga sangat menyayangkan minimnya animo masyarakat terkait aplikasi tersebut, padahal aplikasi itu telah diperbaiki sejak awal COVID-19 lalu.
"Memang dari semua racikan aplikasi pemerintah itu yang paling sulit adalah mensosialisasikan ini, kemarin kan bagus karena kita luncurlan kegiatan itu berdampingan dengan kegiatan dewan," katanya.
Sosialisasi terus dilakukan melalui sosial media, namun laporan yang masuk sama sekali tidak bertambah. Padahal aplikasi yang sempat mendapat penghargaan dengan kategori top inovasi daerah dari mantan Pj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb tersebut sempat dibanjiri aduan pada awal rilis.
Menurut Rezi salah satu penyebab lain laporan pada aplikasi menurun karena adanya pergantian server, sehingga aplikasi tersebut kembali harus diulang dari nol.
"Jadi kayak kita kembali dari nol untuk mensosialisasikan ini, kita selaluji sosialsisasikan, apalagi didampingkan lewat web DPRD Kota sama akun Youtubenya, akun sosial media selalu diikut sertakan," pungkasnya.
Kepala Sub Bagiam Hubungan Masyarakat (Kasubag Humas) DPRD Kota Makassar Andi Taufiq Natsir cukup menyayangkan minimnya animo masyarakat, untuk memanfaatkan aplikasi ini.
Dirinya meminta kepada masyarakat untuk senantiasa melaporkan masalahnya ke aplikasi tersebut agar bisa ditindaklanjuti oleh DPRD Kota Makassar melalui daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
"Jadi kita minta masyarakat manfaatkan aplikasi ini, daripada repot-repot lewat audiensi lagi dengan dewan, lebih baik gunakan media ini," katanya.
Lebih lanjut Taufiq mengatakan, ada kecenderungan penyebab lain minimnya aplikasi tersebut dimanfaatkan karena rata-rata pengguna smartphone juga didominasi oleh kalangan menengah ke atas, sementara masalah biasanya cukup banyak dihinggapi oleh masyarakat menengah ke bawah.
"Terkhusus pelayanan publik misalnya, atau lingkungan, bisa jadi juga hal ini karena persoalan yang banyak dihadapi atau dilaporkan justru kebijakan pusat yang jelas-jelas bukan ranah kami," katanya.
Lanjut Taufiq, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi lewat daring, rencana sosialisasi langsung saat ini sulit dilakukan lantaran adanya pandemi COVID-19 .
Sementara itu berdasarkan laporan Admin Web dan Aplikasi Ajamma Rezi Fathurrahman, hingga Oktober ini laporan yang masuk hanya tiga buah, di mana laporan tersebut terkait bantuan sosial per Juli lalu.
"Yang masuk sampai sekarang itu masih tiga, kemarin itu rata-rata terkait bantuan sosial COVID-19 sekitar tiga bulan lalu," ucapnya.
Dirinya juga sangat menyayangkan minimnya animo masyarakat terkait aplikasi tersebut, padahal aplikasi itu telah diperbaiki sejak awal COVID-19 lalu.
"Memang dari semua racikan aplikasi pemerintah itu yang paling sulit adalah mensosialisasikan ini, kemarin kan bagus karena kita luncurlan kegiatan itu berdampingan dengan kegiatan dewan," katanya.
Sosialisasi terus dilakukan melalui sosial media, namun laporan yang masuk sama sekali tidak bertambah. Padahal aplikasi yang sempat mendapat penghargaan dengan kategori top inovasi daerah dari mantan Pj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb tersebut sempat dibanjiri aduan pada awal rilis.
Menurut Rezi salah satu penyebab lain laporan pada aplikasi menurun karena adanya pergantian server, sehingga aplikasi tersebut kembali harus diulang dari nol.
"Jadi kayak kita kembali dari nol untuk mensosialisasikan ini, kita selaluji sosialsisasikan, apalagi didampingkan lewat web DPRD Kota sama akun Youtubenya, akun sosial media selalu diikut sertakan," pungkasnya.
(agn)