Sumur.id dan FinanKu Kenalkan Industri Fintech di Kalangan Mahasiswa DIY

Selasa, 13 Oktober 2020 - 11:02 WIB
loading...
Sumur.id dan FinanKu Kenalkan Industri Fintech di Kalangan Mahasiswa DIY
CEO Sumur.id, Agus Tjandra.Foto/ist
A A A
YOGYAKARTA - Tingkat literasi keuangan di Jawa Tengah meningkat signifikan di angka 47,38 persen dengan inklusi keuangan di angka 65,71 persen. Angka ini merupakan hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019 yang mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan.

Angka tersebut meningkat jika dibandingkan hasil survei OJK pada 2016 yaitu indeks literasi keuangan 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen.

Upaya konsisten untuk mencetak generasi sadar finansial di tengah tengah pandemi global yang saat ini dialami banyak negara termasuk Indonesia, platform fintech P2P lending terdaftar OJK, PT. Solusi Bijak Indonesia (Sumur.id) dan PT. Smart Karya Digital (FinanKu) menyelenggarakan talkshow dengan mahasiswa STIE YKP Yogyakarta.

Sumur.id dan FinanKu Kenalkan Industri Fintech di Kalangan Mahasiswa DIY

IT & Digital Marketing Finanku, Niki

Talkshow digelar hari ini Selasa, 13 Oktober 2020 secara daring melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.

(Baca juga: Kolaborasi Fintech Lending dan Perbankan Bantu Pemulihan Ekonomi )

CEO Sumur.id, Dr. Agus Tjandra sangat berharap adanya kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial yang lebih luas untuk masyarakat terutama UMKM Yogyakarta.

"Data yang telah diterima oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/10/2020).

Berdasarkan data OJK yang dirilis pada Rabu (12/8/2020), nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan.

(Baca juga: Kadin dan Apindo Jateng Dukung UU Ciptaker, Ini Alasannya )

IT & Digital Marketing FinanKu, Niki Dwi Adityas menambahkan dengan adanya edukasi daring ini, diharapkan masyarakat Jawa Tengah khususnya Yogyakarta dapat memanfaatkan layanan produk P2P lending untuk kebutuhan dalam menghadapi masa pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa STIE YKP Yogyakarta ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat antusias menyambut menyambut kehadiran Fintech untuk mewujudkan akses keuangan ke seluruh wilayah Indonesia.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1939 seconds (0.1#10.140)