Kader Partai Pendukung Nia-Usman Ramai-ramai Berpaling Dukung Bedas
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dukungan terhadap pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati Kabupaten Bandung , Nia Kurnia Gustina-Usman Sayogi tergerus menyusul berpalingnya kader-kader partai pengusung dan pendukungnya ke paslon pesaingnya.
Diketahui, pasangan nomor urut 1 itu diusung oleh Partai Golkar dan Partai Gerindra serta didukung dua partai non-parlemen, yakni PPP dan PBB. Nia Kurnia sendiri merupakan istri Bupati Bandung saat ini, Dadang M Nasser dan Usman Sayogi mantan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bandung.
Hengkangnya kader partai pendukung Nia-Usman diketahui setelah 18 Pengurus PAC PBB dan 28 Pengurus PAC Partai Gerindra mengalihkan dukungannya kepada paslon nomor urut 3 Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan (Bedas) yang diusung PKB, NasDem, Demokrat, dan PKS serta didukung lima partai non-parlemen, di antaranya Partai Perindo.
Para kader senior PBB yang berpaling mendukung Bedas itu menamakan dirinya Forum Penegak Syariah Bulan Bintang. Ketua Forum Penegak Syariah Partai Bulan Bintang, Tatus Sundara menyatakan, kebijakan DPC PBB Kabupaten Bandung menyimpang dari ideologi dan khittah partai.
"PBB adalah partai berlandaskan Islam dan Islam sudah menyatakan bahwa memilih pemimpin itu sudah ada ketentuannya, yaitu harus laki-laki," tegas Tatus mengungkapkan alasannya mendukung Bedas, Sabtu (10/10/2020).
Menurut Tatus, sejak awal pun, keputusan DPC PBB Kabupaten Bandung yang memilih mendukung calon bupati perempuan dipertanyakan seluruh pengurus PAC, tokoh, serta kader PBB dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.
Terlebih, kata dia, para pengurus PAC Bulan Bintang tingkat kecamatan, para tokoh, serta kader PBB tidak diajak bermusyawarah atau setidaknya diajak berdialog untuk menentukan arah dukungan PBB di Pilkada Kabupaten Bandung.
"Mereka gelisah dan kecewa, apalagi sejak awal kami tidak pernah diajak bicara dan semua keberatan dengan keputusan DPC," ungkapnya seraya menyatakan, Forum Penegak Syariah Bulan Bintang akan all out memenangkan Bedas.
Kondisi serupa terjadi di tubuh Partai Gerindra. Sedikitnya 28 PAC dan mantan pengurus Gerindra Kabupaten Bandung menyebrang dan memilih mendukung Bedas. Mereka menyatakan, dukungan Gerindra kepada Nia-Usman menyalahi AD/ART partai.
"Partai Gerindra kan sempat menjalankan mekanisme penjaringan calon bupati yang mendaftar ada lima orang. Mereka sudah mengikuti semua mekanisme, mulai dari pendaftaran hingga fit and proper tes. Tapi, ternyata yang muncul adalah Usman yang tidak mengikuti mekanisme penjaringan ini," beber Tatang.
Bahkan, kata Tatang, ketika para ketua PAC dan kader Gerindra mempertanyakan keputusan partai mengusung Usman Sayogi yang notabene berasal ASN dan bukan kader partai, DPC Gerindra malah memecat para ketua PAC yang menentang dan tidak sejalan dengan keputusannya. (Baca: 12 Bayi di Kota Cirebon Ini Lahir Ditanggal Cantik).
"Saya katanya dipecat, tapi hanya lisan. SK-nya enggak ada. Saya masih punya SK ketua PAC. Ketua PAC yang masih aktif dan para kader, mereka juga siap diberhentikan karena kami sudah bulat mendukung Bedas," tegasnya.
Sementara itu, calon bupati Bandung, Dadang Supriatna mengaku berterima kasih dan mengapresiasi dukungan kader dan pengurus PAC PBB dan Gerindra kepada Bedas. Bahkan, Dadang juga mengaku kaget para kader Gerindra dari 28 kecamatan mendukung dirinya bersama Syahrul Gunawan.
"Saya sangat bersyukur dan benar-benar atas dukungan ini. Bahkan, saya tidak pernah membayangkan mendapat dukungan sukarela dari para kader Partai Gerindra ini. Ini sudah skenario dan ketentuan Allah dan patut disyukuri. Kalau Allah sudah berkehendak, maka tidak ada yang bisa membendungnya," pungkasnya.
Diketahui, pasangan nomor urut 1 itu diusung oleh Partai Golkar dan Partai Gerindra serta didukung dua partai non-parlemen, yakni PPP dan PBB. Nia Kurnia sendiri merupakan istri Bupati Bandung saat ini, Dadang M Nasser dan Usman Sayogi mantan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Bandung.
Hengkangnya kader partai pendukung Nia-Usman diketahui setelah 18 Pengurus PAC PBB dan 28 Pengurus PAC Partai Gerindra mengalihkan dukungannya kepada paslon nomor urut 3 Dadang Supriatna-Syahrul Gunawan (Bedas) yang diusung PKB, NasDem, Demokrat, dan PKS serta didukung lima partai non-parlemen, di antaranya Partai Perindo.
Para kader senior PBB yang berpaling mendukung Bedas itu menamakan dirinya Forum Penegak Syariah Bulan Bintang. Ketua Forum Penegak Syariah Partai Bulan Bintang, Tatus Sundara menyatakan, kebijakan DPC PBB Kabupaten Bandung menyimpang dari ideologi dan khittah partai.
"PBB adalah partai berlandaskan Islam dan Islam sudah menyatakan bahwa memilih pemimpin itu sudah ada ketentuannya, yaitu harus laki-laki," tegas Tatus mengungkapkan alasannya mendukung Bedas, Sabtu (10/10/2020).
Menurut Tatus, sejak awal pun, keputusan DPC PBB Kabupaten Bandung yang memilih mendukung calon bupati perempuan dipertanyakan seluruh pengurus PAC, tokoh, serta kader PBB dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung.
Terlebih, kata dia, para pengurus PAC Bulan Bintang tingkat kecamatan, para tokoh, serta kader PBB tidak diajak bermusyawarah atau setidaknya diajak berdialog untuk menentukan arah dukungan PBB di Pilkada Kabupaten Bandung.
"Mereka gelisah dan kecewa, apalagi sejak awal kami tidak pernah diajak bicara dan semua keberatan dengan keputusan DPC," ungkapnya seraya menyatakan, Forum Penegak Syariah Bulan Bintang akan all out memenangkan Bedas.
Kondisi serupa terjadi di tubuh Partai Gerindra. Sedikitnya 28 PAC dan mantan pengurus Gerindra Kabupaten Bandung menyebrang dan memilih mendukung Bedas. Mereka menyatakan, dukungan Gerindra kepada Nia-Usman menyalahi AD/ART partai.
"Partai Gerindra kan sempat menjalankan mekanisme penjaringan calon bupati yang mendaftar ada lima orang. Mereka sudah mengikuti semua mekanisme, mulai dari pendaftaran hingga fit and proper tes. Tapi, ternyata yang muncul adalah Usman yang tidak mengikuti mekanisme penjaringan ini," beber Tatang.
Bahkan, kata Tatang, ketika para ketua PAC dan kader Gerindra mempertanyakan keputusan partai mengusung Usman Sayogi yang notabene berasal ASN dan bukan kader partai, DPC Gerindra malah memecat para ketua PAC yang menentang dan tidak sejalan dengan keputusannya. (Baca: 12 Bayi di Kota Cirebon Ini Lahir Ditanggal Cantik).
"Saya katanya dipecat, tapi hanya lisan. SK-nya enggak ada. Saya masih punya SK ketua PAC. Ketua PAC yang masih aktif dan para kader, mereka juga siap diberhentikan karena kami sudah bulat mendukung Bedas," tegasnya.
Sementara itu, calon bupati Bandung, Dadang Supriatna mengaku berterima kasih dan mengapresiasi dukungan kader dan pengurus PAC PBB dan Gerindra kepada Bedas. Bahkan, Dadang juga mengaku kaget para kader Gerindra dari 28 kecamatan mendukung dirinya bersama Syahrul Gunawan.
"Saya sangat bersyukur dan benar-benar atas dukungan ini. Bahkan, saya tidak pernah membayangkan mendapat dukungan sukarela dari para kader Partai Gerindra ini. Ini sudah skenario dan ketentuan Allah dan patut disyukuri. Kalau Allah sudah berkehendak, maka tidak ada yang bisa membendungnya," pungkasnya.
(nag)