Kemenparekraf Gelar Gerakan BISA di Lima Destinasi Wisata Sulawesi Utara

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 23:00 WIB
loading...
Kemenparekraf Gelar...
Kemenparekraf/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Kebijakan Strategis kembali menggelar kegiatan Gerakan BISA di Sulawesi Utara.
A A A
MANADO - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Deputi Bidang Kebijakan Strategis menggelar kegiatan Gerakan BISA lagi. Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian terhadap pelaku ekonomi kreatif, serta membangun kesiapan destinasi pariwisata menyambut era kenormalan baru.

Berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Dinas Kehutananan Provinsi Sulawesi Utara, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Minahasa, serta Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Kemenparekraf berhasil mengajak 500 pelaku parekraf untuk turut andil dalam meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan dan keamanan destinasi pariwisata.

Provinsi Sulawesi Utara menjadi titik pelaksanaan ke-14 dari seluruh rangkaian kegiatan Gerakan BISA. Pada Kamis (08/10/2020), kegiatan dibuka secara serentak dari 5 lokasi yaitu di Kabupaten Minahasa (Bukit Kasih Kanonang, Benteng Moraya, dan Suma ru Endo) dan Kota Tomohon (Taman Wisata Alam Kota Tomohon dan Gunung Mahawu).

(Baca juga: Kemenparekraf Terapkan Gerakan BISA di Taman Wisata Alam Tomohon )

Pada kesempatan ini, Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kurleni Ukar menyampaikan bahwa di masa pandemi, agar roda perekonomian dapat terus bergerak, masyarakat tetap produktif dengan tetap memprioritaskan kesehatan masyarakat maka kuncinya terletak pada penerapan protokol kesehatan.

“Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang dijalankan oleh seluruh pihak untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Kurleni Ukar, Jumat (9/10/2020).

Mendukung pernyataan tersebut, Direktur Pengendalian Kebijakan Strategis Hassan Abud menyatakan bahwa daerah yang berhasil menerapkan protokol kesehatan maka akan berhasil mempertahankan status zona hijau, secara langsung akan mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung.

(Baca juga: Adaptasi Kebiasaan Baru, Objek Wisata Sumaru Endo Dibenahi )

“Butuh kesadaran dan komitmen dari seluruh pihak, baik pemerintah daerah, pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, hingga masyarakat umum untuk menjadikan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) sebagai kebiasaan baru, dan 3T (testing, tracing, treatment) secara berkelanjutan," jelasnya

Selain itu, aspek kebersihan, kesehatan, keselamatan dan lingkungan (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environment/CHSE) juga merupakan salah satu faktor penting yang berkontribusi pada peringkat Indonesia dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) Kemenparekraf mengedukasi para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian lebih pada hal ini, utamanya di era normal baru.

Berbagai sarana pendukung CHSE diberikan untuk mendukung kesiapan destinasi, seperti alat semprot disinfektan, wastafel portabel, papan informasi Covid-19, cat tembok, cat kayu, cangkul, sapu, pengki, tempat sampah dan seterusnya. Diharapkan kegiatan ini dapat diteruskan oleh Pemerintah Daerah, menjadi suatu kegiatan rutin yang dapat secara perlahan namun pasti akan memberi dampak signifikan untuk kebersihan, keindahan, keamanan destinasi.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2167 seconds (0.1#10.140)