1.192 Pendemo Ditahan, Wagub DKI: 50% Bukan Warga Jakarta
loading...
![1.192 Pendemo Ditahan,...](https://pict.sindonews.net/dyn/732/pena/news/2020/10/09/171/191508/1192-pendemo-ditahan-wagub-dki-50-bukan-warga-jakarta-jdz.jpg)
Wakil Gubernur Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza). Foto/Dok/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1.192 orang yang terlibat dalam masa aksi unjuk rasa pada Kamis 8 Oktober 2020 ditahan di Mapolda Metro Jaya . 50 persen dari ribuan pendemo itu mahasiswa dan pelajar yang bukan warga Jakarta.
"50 persen dari 1.192 itu bukan warga Jakarta," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) setelah menjenguk pendemo yang diamankan polisi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/10/2020).
Ariza menjelaskan, sebagian besar pengunjuk rasa yang ditangkap polisi ini masih berusia dibawah 19 tahun. Dia memastikan mereka ini adalah pelajar SMA. Bukan mahasiswa apalagi buruh. ( )
Politisi Partai Gerindra itu berharap agar kedepan para pelajar ini tidak perlu ikut-ikutan turun ke jalan apalagi sampai melakukan pengrusakan atau terlibat kerusuhan. Ketimbang ikut-ikutan demo, pelajar diminta untuk menyelesaikan tugas mereka sebagai pelajar. ( )
"Lebih dari 60 persen ternyata usianya di bawah 19 tahun atau statusnya pelajar. Bukan mahasiswa atau buruh. Kami minta adik-adik yang saya cintai, tidak usah ikut-ikut. Kalau tidak mengetahui harus hati-hati. Nanti berbahaya, kalau di jalan nanti ada kerusuhan, ada keramaian, tawuran, perkelahian, nanti kena batu, dan sebagainya," tuturnya.
Diketahui sebelumnya, aksi unjuk rasa Kamis kemarin berujung ricuh. Sejumlah fasilitas umum menjadi sasaran aksi unjuk rasa dan Pemprov DKI Jakarta mencatat sedikitnya mengalami kerugian sebesar Rp65 miliar. (Lihat video: Marak Beredar Isi UU Cipta Kerja, Ini Hoax dan Fakta Omnibus Law )
Lihat Juga: Cuaca Ekstrem Jadi Biang Kerok Banjir Jakarta, PDIP Minta Pemprov DKI Evaluasi Sistem Pengendalian Banjir
"50 persen dari 1.192 itu bukan warga Jakarta," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) setelah menjenguk pendemo yang diamankan polisi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/10/2020).
Ariza menjelaskan, sebagian besar pengunjuk rasa yang ditangkap polisi ini masih berusia dibawah 19 tahun. Dia memastikan mereka ini adalah pelajar SMA. Bukan mahasiswa apalagi buruh. ( )
Politisi Partai Gerindra itu berharap agar kedepan para pelajar ini tidak perlu ikut-ikutan turun ke jalan apalagi sampai melakukan pengrusakan atau terlibat kerusuhan. Ketimbang ikut-ikutan demo, pelajar diminta untuk menyelesaikan tugas mereka sebagai pelajar. ( )
"Lebih dari 60 persen ternyata usianya di bawah 19 tahun atau statusnya pelajar. Bukan mahasiswa atau buruh. Kami minta adik-adik yang saya cintai, tidak usah ikut-ikut. Kalau tidak mengetahui harus hati-hati. Nanti berbahaya, kalau di jalan nanti ada kerusuhan, ada keramaian, tawuran, perkelahian, nanti kena batu, dan sebagainya," tuturnya.
Diketahui sebelumnya, aksi unjuk rasa Kamis kemarin berujung ricuh. Sejumlah fasilitas umum menjadi sasaran aksi unjuk rasa dan Pemprov DKI Jakarta mencatat sedikitnya mengalami kerugian sebesar Rp65 miliar. (Lihat video: Marak Beredar Isi UU Cipta Kerja, Ini Hoax dan Fakta Omnibus Law )
Lihat Juga: Cuaca Ekstrem Jadi Biang Kerok Banjir Jakarta, PDIP Minta Pemprov DKI Evaluasi Sistem Pengendalian Banjir
(mhd)