Gerakan Moderasi Pendidikan Dapat Cegah Radikalisme dan Terorisme

Rabu, 07 Oktober 2020 - 20:59 WIB
loading...
Gerakan Moderasi Pendidikan Dapat Cegah Radikalisme dan Terorisme
Budayawan Ngatawi Al Zastrauw saat diskusi Moderasi dari Sekolah oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur.Foto/ist
A A A
MALANG - Gerakan moderasi di sektor pendidikan adalah proses menata dan melembutkan hati yang dapat mencegah tindak radikalisme dan terorisme. Hal ini diungkapkan budayawan yang dekat dengan Gus Dur, Presiden ke-4 RI, Ngatawi Al Zastrauw.

Zaztraw menyampaikan ini ketika menjadi narasumber diskusi Moderasi dari Sekolah oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jawa Timur, Rabu (7/10/2020).

Acara yang digelar di Malang ini diikuti 80 orang kepala sekolah, guru PAI SD/MI, SMP/MTs juga guru Agama Kristen dan Hindu dengan tema Internalisasi Nilai-Nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam menumbuhkan Moderasi Beragama.

(Baca juga: Jatim Bebas Zona Merah, Khofifah Minta Warga Tetap Terapkan 3M )

Zastrauw menjelaskan, moderasi disebutkan sebagai proses menerima perbedaan secara ikhlas. "Menerima perbedaan yang ada secara ikhlas sehingga bisa hidup bersama orang-orang yang memiliki perbedaan adalah pengertian harfiah dari moderasi,” ungkap staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Indonesia itu.

Dia menambahkan, proses internalisasi nilai-nilai agama dan budaya memerlukan strategi khusus dan harus dimulai sejak dini khususnya di periode tumbuh kembang anak.

“Strategi internalisasi nilai-nilai agama sering dilakukan dengan pendekatan budaya, hal ini sebaiknya dilakukan saat masih anak-anak. Dulu proses pengenalan syariat agama baik islam, kristen, hindu selalu dilakukan dengan penuh suka cita kepada anak-anak sehingga anak sejak dini mengenal nilai-nilai spiritualitas dengan baik tanpa ada paksaan,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT, R. Ahmad Nurwakhid menyebutkan selain melakukan penanggulangan terorisme dengan aspek penegakan hukum tegas, BNPT juga melakukan pendekatan secara lunak dengan program-program soft approach.

(Baca juga: Muncul Klaster Jagong Bayi di Ponorogo, 48 Warga Diswab )

“Moderasi dari sekolah termasuk di dalamnya upaya internalisasi nilai-nilai agama dan budaya di sekolah dalam menghadapi terorisme merupakan bentuk penanganan radikalisme secara soft approach [pendekatan lunak],” kata Ahmad dalam smabutannya yang dibacakan Kasubdit Pengawasan BNPT Chairil Anwar
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)