PDAM Cari Solusi Atasi Krisis Air Bersih di Kota Makassar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Laporan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Kota Makassar beberapa pekan terakhir terus berdatangan. PDAM masih terus melakukan penyelesaian masalah dengan mencari sumber air baku untuk daerah utara dan sebagian timur kota.
Dihubungi via seluler, Humas PDAM Kota Makassar , Muhammad Rusli mengatakan, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi dari laporan kekeringan dua pekan lalu, sehingga masyarakat diminta bersabar dan seefektif mungkin menggunakan air.
"Kondisinya masih sama dengan kemarin, jadi kita minta masyarakat melapor, nanti diatur, ada delapan tangki air kami yang siap beroperasi, kemarin kita terjunkan 16," ujarnya, Senin (5/10/2020).
PDAM masih terus mengupayakan penambahan suplai air dari berbagai sumber air baku, termasuk kolam regulasi Nipa-nipa yang sebelumnya masih payau akibat tercampur air laut.
"Posisinya kan di sana payau, kita sudah komunikasi dengan Bili-bili untuk dialirkan airnya, nantinya itu jadi penetralisir air yang payau itu, tapi kita habis pantau di sana itu juga kering jadi kita juga masih tunggu," ucapnya.
Selain itu PDAM juga dalam waktu dekat akan kembali melakukan pemantauan pada sumber air baku Lekopancing Maros, pasalnya suplai air di sana cukup sulit mencapai kota, di mana total hanya 20% yang bisa mengalir, namun habis di pipa sepanjang 29 km.
Rusli mengatakan, kebutuhan Makassar untuk air setidaknya bisa mencapai 1600 liter pedetik, sementara kondisi saat ini hanya 400 liter untuk daerah utara dan sebagian timur, sehingga sangat wajar jika kekeringan air terjadi di sejumlah daerah.
Saat ini pihaknya telah mengupayakan tambahan air dari imtek Mallengkeri di mana suplai di sana diperkirakan sebanyak 300 liter dan intake Moncong Loe sebanyak 600 liter.
Sebelumnya PDAM sempat menuai kritik dari Komisi B DPRD Kota Makassar yang menerima banyaknya laporan kekeringan, utamanya di Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, sebagian Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkananyya serta Kecamatan Manggala.
Dihubungi via seluler, Humas PDAM Kota Makassar , Muhammad Rusli mengatakan, tidak ada perubahan signifikan yang terjadi dari laporan kekeringan dua pekan lalu, sehingga masyarakat diminta bersabar dan seefektif mungkin menggunakan air.
"Kondisinya masih sama dengan kemarin, jadi kita minta masyarakat melapor, nanti diatur, ada delapan tangki air kami yang siap beroperasi, kemarin kita terjunkan 16," ujarnya, Senin (5/10/2020).
PDAM masih terus mengupayakan penambahan suplai air dari berbagai sumber air baku, termasuk kolam regulasi Nipa-nipa yang sebelumnya masih payau akibat tercampur air laut.
"Posisinya kan di sana payau, kita sudah komunikasi dengan Bili-bili untuk dialirkan airnya, nantinya itu jadi penetralisir air yang payau itu, tapi kita habis pantau di sana itu juga kering jadi kita juga masih tunggu," ucapnya.
Selain itu PDAM juga dalam waktu dekat akan kembali melakukan pemantauan pada sumber air baku Lekopancing Maros, pasalnya suplai air di sana cukup sulit mencapai kota, di mana total hanya 20% yang bisa mengalir, namun habis di pipa sepanjang 29 km.
Rusli mengatakan, kebutuhan Makassar untuk air setidaknya bisa mencapai 1600 liter pedetik, sementara kondisi saat ini hanya 400 liter untuk daerah utara dan sebagian timur, sehingga sangat wajar jika kekeringan air terjadi di sejumlah daerah.
Saat ini pihaknya telah mengupayakan tambahan air dari imtek Mallengkeri di mana suplai di sana diperkirakan sebanyak 300 liter dan intake Moncong Loe sebanyak 600 liter.
Sebelumnya PDAM sempat menuai kritik dari Komisi B DPRD Kota Makassar yang menerima banyaknya laporan kekeringan, utamanya di Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah, sebagian Kecamatan Panakkukang, Kecamatan Tamalanrea dan Kecamatan Biringkananyya serta Kecamatan Manggala.