PTPN V Budidayakan 1,5 Juta Bibit Sawit Unggul Percepat PSR
loading...
A
A
A
PEKANBARU - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V membudidayakan sebanyak 1,5 juta bibit kelapa sawit unggul sebagai salah satu bentuk bagi percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR) serta diversifikasi bisnis perusahaan.
Hal tersebut diungkapkan CEO PTPN V, Jatmiko K Santosa usai melihat proyek Kerja Sama Operasional (KSO) bibitan kelapa sawit antara PTPN V dengan penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, di Kota Dumai, Riau.
Dia menjelaskan, Proyek KSO Dumai merupakan satu dari tujuh pusat pengembangan budidaya bibit unggul perusahaan di Provinsi Riau, dengan luas total 160 hektare serta mampu menghasilkan 1.557.319 bibit yang peruntukannya terbuka untuk umum.
"Sejak PTPN V didirikan, baru sekarang perusahaan menyediakan bibit yang tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma. Namun juga untuk para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap kita layani," kata Jatmiko Senin (5/10/2020).
Dia berharap, dengan penyediaan bibit ini, dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang berkualitas baik, mendorong percepatan PSR, demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Ia mengatakan bibit unggul varietas DxP 540 dan DxP SMB yang dikelola PTPN V dengan melibatkan tenaga profesional tersebut memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya potensi produktivitas yang relatif tinggi.
"Bibit unggul ini, jika ditanam di lahan marjinal, dengan pemeliharaan yang baik, rata-rata produktivitasnya mencapai 25 ton per hektare/tahun. Sementara jika dibudidayakan di lahan dengan kategori sangat sesuai, rerata produktivitas sawitnya mencapai 29 ton perhektare/tahun", ujar dia.
Bahkan saat ini, Tanaman Menghasilkan Tahun ketiga (TM III) milik kebun plasma perusahaan, produktifitas rata-ratanya telah mencapai 26 ton TBS perhektare/tahun.
"Itu jauh di atas standar produktifitas sawit berdasarkan usia yang ditetapkan oleh PPKS, atau sering disebut standar nasional, yakni sebesar 19 ton TBS/Ha/tahun", tukasnya.
Sebagai jaminan, ia mengatakan bibit tersebut juga telah dilengkapi sertifikat dari penyedia benih pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Meski begitu, ia memastikan jika harga yang dilepas ke para petani juga lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasaran.
"Bibit sawit PTPN V tersertifikasi UPT Pembenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Riau. Kemudian harga yang dilepas juga terjangkau dan bersaing, dibudidayakan oleh tenaga ahli dan profesional di bidangnya, terjamin mutu dan keasliannya serta telah melalui proses seleksi yang ketat," jelasnya.
Jatmiko mengatakan segala keunggulan itu dilengkapi dengan langkah perusahaan melalui program pendampingan pemeliharaan kepada para petani yang membeli bibit perusahaan.
"Terutama petani mitra yang membeli bibit dari perusahaan. Dengan begitu, hasil tanaman sawit yang diremajakan akan memberikan hasil produktivitas maksimal di kemudian hari," urainya. (Baca juga: 13 Provokator Bentrok di Tuapukan Kupang Ditangkap Polisi, Barang Bukti Alat untuk Perang Diamankan)
Pada 2021, ia menargetkan dapat melepas sedikitnya 911.094 bibit kepada para petani mitra dengan potensi nilai penjualan mencapai Rp37 miliar. (Baca juga: TMMD 109 Kaimana, Medan Berat Tidak Menyurutkan Semangat TNI Membangun Desa)
PTPN V, kata dia, menilai bahwa bisnis pembibitan sawit unggul memiliki prospek yang cerah, mengingat kedepannya sekitar 9.000 hektare perkebunan sawit milik mitra perusahaan akan diremajakan.
"Selain itu, kita juga berusaha memenuhi permintaan bibit unggul dari provinsi tetangga untuk program PSR seperti di Jambi," tuturnya.
Hal tersebut diungkapkan CEO PTPN V, Jatmiko K Santosa usai melihat proyek Kerja Sama Operasional (KSO) bibitan kelapa sawit antara PTPN V dengan penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, di Kota Dumai, Riau.
Dia menjelaskan, Proyek KSO Dumai merupakan satu dari tujuh pusat pengembangan budidaya bibit unggul perusahaan di Provinsi Riau, dengan luas total 160 hektare serta mampu menghasilkan 1.557.319 bibit yang peruntukannya terbuka untuk umum.
"Sejak PTPN V didirikan, baru sekarang perusahaan menyediakan bibit yang tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma. Namun juga untuk para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap kita layani," kata Jatmiko Senin (5/10/2020).
Dia berharap, dengan penyediaan bibit ini, dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang berkualitas baik, mendorong percepatan PSR, demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Ia mengatakan bibit unggul varietas DxP 540 dan DxP SMB yang dikelola PTPN V dengan melibatkan tenaga profesional tersebut memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya potensi produktivitas yang relatif tinggi.
"Bibit unggul ini, jika ditanam di lahan marjinal, dengan pemeliharaan yang baik, rata-rata produktivitasnya mencapai 25 ton per hektare/tahun. Sementara jika dibudidayakan di lahan dengan kategori sangat sesuai, rerata produktivitas sawitnya mencapai 29 ton perhektare/tahun", ujar dia.
Bahkan saat ini, Tanaman Menghasilkan Tahun ketiga (TM III) milik kebun plasma perusahaan, produktifitas rata-ratanya telah mencapai 26 ton TBS perhektare/tahun.
"Itu jauh di atas standar produktifitas sawit berdasarkan usia yang ditetapkan oleh PPKS, atau sering disebut standar nasional, yakni sebesar 19 ton TBS/Ha/tahun", tukasnya.
Sebagai jaminan, ia mengatakan bibit tersebut juga telah dilengkapi sertifikat dari penyedia benih pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
Meski begitu, ia memastikan jika harga yang dilepas ke para petani juga lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasaran.
"Bibit sawit PTPN V tersertifikasi UPT Pembenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Riau. Kemudian harga yang dilepas juga terjangkau dan bersaing, dibudidayakan oleh tenaga ahli dan profesional di bidangnya, terjamin mutu dan keasliannya serta telah melalui proses seleksi yang ketat," jelasnya.
Jatmiko mengatakan segala keunggulan itu dilengkapi dengan langkah perusahaan melalui program pendampingan pemeliharaan kepada para petani yang membeli bibit perusahaan.
"Terutama petani mitra yang membeli bibit dari perusahaan. Dengan begitu, hasil tanaman sawit yang diremajakan akan memberikan hasil produktivitas maksimal di kemudian hari," urainya. (Baca juga: 13 Provokator Bentrok di Tuapukan Kupang Ditangkap Polisi, Barang Bukti Alat untuk Perang Diamankan)
Pada 2021, ia menargetkan dapat melepas sedikitnya 911.094 bibit kepada para petani mitra dengan potensi nilai penjualan mencapai Rp37 miliar. (Baca juga: TMMD 109 Kaimana, Medan Berat Tidak Menyurutkan Semangat TNI Membangun Desa)
PTPN V, kata dia, menilai bahwa bisnis pembibitan sawit unggul memiliki prospek yang cerah, mengingat kedepannya sekitar 9.000 hektare perkebunan sawit milik mitra perusahaan akan diremajakan.
"Selain itu, kita juga berusaha memenuhi permintaan bibit unggul dari provinsi tetangga untuk program PSR seperti di Jambi," tuturnya.
(boy)