Ini 17 Program Kerja Gus Muhdlor-Subandi untuk Sidoarjo
loading...
A
A
A
Ketujuh, program peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan kader kesehatan lainnya. Kedelapan, peningkatan kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT), Guru Swasta, Tenaga Honorer. "Bapak/Ibu tenaga kesehatan, para kader Posyandu, kader kesehatan lainnya, para guru, semuanya adalah pilar pembentukan SDM unggul . Beliau-beliau wajib disejahterakan," ujar tokoh muda tersebut.
Kesembilan, insentif plus untuk guru ngaji dan guru keagamaan. "Insentif plus ini mulai peningkatan honor hingga beasiswa studi keagamaan," jelasnya. Kesepuluh, 10.000 beasiswa kuliah. "Anak-anak muda Sidoarjo jangan ada yang kesulitan biaya kuliah. Kami siapkan programnya, bahkan termasuk sebagian bisa kuliah ke luar negeri," ujarnya.
Kesebelas, makanan gratis bergizi tiap hari untuk warga miskin, lansia, difabel, atau memiliki penyakit kronis. "Kami akan antarkan tiap hari tepat di depan pintu rumah masing-masing," ujarnya. Kedua belas, pendirian Sidoarjo Youth Center sebagai pusat kreativitas anak muda. "Kami ingin milenial Sidoarjo bisa mempunyai ruang luas dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas seperti di kota- kota besar lainnya," tuturnya.
(Baca juga: Geliat Wisata Gunung Bromo di Tengah Pandemi COVID-19 )
Ketiga belas, dana operasional Rukun Tetangga (RT) hingga Rp 6 juta per tahun, Keempat belas, peningkatan alokasi dana desa (ADD) untuk peningkatan kesejahteraan perangkat desa. "RT/RW dan perangkat desa adalah ujung tombak pelayanan publik, yang bekerja tak kenal hari libur. Maka sudah seharusnya ada apresiasi yang lebih. Ujungnya adalah warga di kampung dan desa merasakan kehadiran pemerintah, semua permasalahan bisa diselesaikan cepat, tepat, terukur," imbuh Calon Wakil Bupati Sidoarjo , Subandi.
Kelima belas, 24 jam pengaduan rakyat respons cepat. "Semua permasalahan warga, soal kesehatan hingga kriminalitas, bisa diadukan 24 jam secara mudah, dan harus direspons cepat dengan sistem command center yang terintegrasi dengan berbagai stakeholder pelayanan mulai Puskesmas, rumah sakit, kepolisian, dan sebagainya," jelas Subandi.
Keenam belas, penataan kota dan transportasi terpadu untuk mengurai kemacetan yang selama ini menjadi masalah klasik bagi warga Sidoarjo yang bekerja di luar kota seperti Surabaya. Ketujuh belas, perluasan RTH, revitalisasi sungai, dan revolusi manajemen sampah.
Kesembilan, insentif plus untuk guru ngaji dan guru keagamaan. "Insentif plus ini mulai peningkatan honor hingga beasiswa studi keagamaan," jelasnya. Kesepuluh, 10.000 beasiswa kuliah. "Anak-anak muda Sidoarjo jangan ada yang kesulitan biaya kuliah. Kami siapkan programnya, bahkan termasuk sebagian bisa kuliah ke luar negeri," ujarnya.
Kesebelas, makanan gratis bergizi tiap hari untuk warga miskin, lansia, difabel, atau memiliki penyakit kronis. "Kami akan antarkan tiap hari tepat di depan pintu rumah masing-masing," ujarnya. Kedua belas, pendirian Sidoarjo Youth Center sebagai pusat kreativitas anak muda. "Kami ingin milenial Sidoarjo bisa mempunyai ruang luas dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas seperti di kota- kota besar lainnya," tuturnya.
(Baca juga: Geliat Wisata Gunung Bromo di Tengah Pandemi COVID-19 )
Ketiga belas, dana operasional Rukun Tetangga (RT) hingga Rp 6 juta per tahun, Keempat belas, peningkatan alokasi dana desa (ADD) untuk peningkatan kesejahteraan perangkat desa. "RT/RW dan perangkat desa adalah ujung tombak pelayanan publik, yang bekerja tak kenal hari libur. Maka sudah seharusnya ada apresiasi yang lebih. Ujungnya adalah warga di kampung dan desa merasakan kehadiran pemerintah, semua permasalahan bisa diselesaikan cepat, tepat, terukur," imbuh Calon Wakil Bupati Sidoarjo , Subandi.
Kelima belas, 24 jam pengaduan rakyat respons cepat. "Semua permasalahan warga, soal kesehatan hingga kriminalitas, bisa diadukan 24 jam secara mudah, dan harus direspons cepat dengan sistem command center yang terintegrasi dengan berbagai stakeholder pelayanan mulai Puskesmas, rumah sakit, kepolisian, dan sebagainya," jelas Subandi.
Keenam belas, penataan kota dan transportasi terpadu untuk mengurai kemacetan yang selama ini menjadi masalah klasik bagi warga Sidoarjo yang bekerja di luar kota seperti Surabaya. Ketujuh belas, perluasan RTH, revitalisasi sungai, dan revolusi manajemen sampah.
(eyt)