532 Usaha Wisata di Badung Bali Tutup Akibat Pandemi
loading...
A
A
A
BADUNG - Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan benar-benar membuat industri pariwisata di Bali hampir kolaps. Tercatat sudah ada 532 perusahaan yang bergerak di industri pariwisata tutup.
"Kebanyakan adalah hotel, villa dan restoran," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, Ida Bagus Oka Dirga, Kamis (1/9/2020). (Baca juga: Kasihan, Hiu Tutul Terdampar di Pantai Pekutatan Bali Akhirnya Mati)
Dia menjelaskan, angka itu merupakan data per Juli 2020. Hingga akhir September, tentu jumlahnya bertambah seiring masuknya laporan sejumlah perusahaan yang melakukan langkah serupa. (Baca juga: Cerita Menegangkan Kapten Sanjoto saat Memburu DN Aidit di Kota Semarang)
Selain hotel, villa dan restoran, tempat usaha lainnya yang juga menutup operasionalnya adalah biro perjalanan wisata, art shop atau toko oleh-oleh, penukaran uang dan masih banyak lagi.
Menurut Dirga, penutupan itu telah berdampak pada terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). "Ada 1.551 yang di PHK dan yang dirumahkan 42.409 orang," ungkapnya.
Jumlah itu dipastikan akan terus bertambah seiring pandemi COVID-19 yang belum bisa dipastikan kapan berakhirnya. "Kita cuma bisa berdoa semoga cepat pulih," harap Dirga.
Hingga kini, pariwisata Bali masih ditutup bagi kunjungan wisatawan asing. Rencana membuka pariwisata untuk turis asing pada 11 September lalu dibatalkan karena masih tingginya kasus COVID-19.
"Kebanyakan adalah hotel, villa dan restoran," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung, Ida Bagus Oka Dirga, Kamis (1/9/2020). (Baca juga: Kasihan, Hiu Tutul Terdampar di Pantai Pekutatan Bali Akhirnya Mati)
Dia menjelaskan, angka itu merupakan data per Juli 2020. Hingga akhir September, tentu jumlahnya bertambah seiring masuknya laporan sejumlah perusahaan yang melakukan langkah serupa. (Baca juga: Cerita Menegangkan Kapten Sanjoto saat Memburu DN Aidit di Kota Semarang)
Selain hotel, villa dan restoran, tempat usaha lainnya yang juga menutup operasionalnya adalah biro perjalanan wisata, art shop atau toko oleh-oleh, penukaran uang dan masih banyak lagi.
Menurut Dirga, penutupan itu telah berdampak pada terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). "Ada 1.551 yang di PHK dan yang dirumahkan 42.409 orang," ungkapnya.
Jumlah itu dipastikan akan terus bertambah seiring pandemi COVID-19 yang belum bisa dipastikan kapan berakhirnya. "Kita cuma bisa berdoa semoga cepat pulih," harap Dirga.
Hingga kini, pariwisata Bali masih ditutup bagi kunjungan wisatawan asing. Rencana membuka pariwisata untuk turis asing pada 11 September lalu dibatalkan karena masih tingginya kasus COVID-19.
(shf)