Penuhi Kebutuhan Bansos COVID-19, Agro Jabar Serap 1.000 Ton Garam Lokal
loading...
A
A
A
Terlebih, pandemi COVID-19 menyebabkan petani garam bertumbangan. "Di kita ada 110 petani, tapi karena harga tidak stabil, ini tinggal separuhnya," ungkapnya. (Baca juga: Bandung Raya Diramalkan Dibasahi Hujan Ringan Siang Ini)
Dia juga menggambarkan kondisi koperasinya yang kesulitan membayar kuli garam. Pada 2018, pihaknya bisa menyerap garam petani Rp1.400 per kilogram dengan skema bagi hasil, namun saat ini membeli dengan harga Rp1.000 per kilogram pun sulit.
"Agro Jabar menolong petani. Kalau tidak ada Agro Jabar, kasihan banyak produksi petani yang tidak terserap," katanya. (Baca juga: Operasi Gabungan Protokol Kesehatan Bakal Digelar di Jabar, Catat Tanggalnya)
Meski begitu, Cahyono mengakui, dari tiga sentra garam di Losarang dan Kandanghaur Indramayu serta Cirebon, permintaan pengadaan 1.000 ton garam baku agak berat dipenuhi. Pihaknya pun tidak menjanjikan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi 100 persen.
"Saya tidak berani janji 1.000 ton karena tidak mau spekulasi dengan cuaca seperti sekarang," tandasnya.
Dia juga menggambarkan kondisi koperasinya yang kesulitan membayar kuli garam. Pada 2018, pihaknya bisa menyerap garam petani Rp1.400 per kilogram dengan skema bagi hasil, namun saat ini membeli dengan harga Rp1.000 per kilogram pun sulit.
"Agro Jabar menolong petani. Kalau tidak ada Agro Jabar, kasihan banyak produksi petani yang tidak terserap," katanya. (Baca juga: Operasi Gabungan Protokol Kesehatan Bakal Digelar di Jabar, Catat Tanggalnya)
Meski begitu, Cahyono mengakui, dari tiga sentra garam di Losarang dan Kandanghaur Indramayu serta Cirebon, permintaan pengadaan 1.000 ton garam baku agak berat dipenuhi. Pihaknya pun tidak menjanjikan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi 100 persen.
"Saya tidak berani janji 1.000 ton karena tidak mau spekulasi dengan cuaca seperti sekarang," tandasnya.
(boy)