2.045 Kasus COVID-19 di Jabar Didominasi Orang dengan Riwayat Berpergian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 2.045 kasus COVID-19 di Jawa Barat didominasi oleh orang dengan riwayat berpergian. "Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat ada beberapa contoh sebaran kasus, di antaranya adalah mereka yang punya riwayat berpergian,” ungkap Ketua Bidang (Kabid) Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Rabu (23/9/2020). (Baca juga: Terbongkar, Dokter Palsu Ini Sudah 2 Tahun Buka Praktik di Serang Banten)
Dewi mengatakan sebanyak 2.045 kasus tersebut tercatat pernah pergi dari luar negeri, luar kota maupun luar provinsi. "Jadi kalau ada penyelidikan epidemiologi ditanya pernah ada riwayat berpergian enggak? Nah ada 2.045 orang kasus positif yang ternyata memang punya riwayat berpergian baik dari luar negeri atau mungkin luar kota, luar provinsi," urainya. (Baca juga: Licin, Wanita Cantik Penipu Ini Ditangkap setelah Buron 8 Tahun)
Kemudian ada di fasilitas pelayanan kesehatan baik di rumah sakit atau puskesmas ada 710 kasus. Sedangkan kegiatan keagamaan kegiatan keagamaannya juga ternyata terdapat 176 kasus, di klaster keluarga 721 kasus.
"Klaster keluarga ini memang ada seseorang yang terinfeksi positif dia bisa ayahnya, bisa ibunya ini menyebar ke keluarganya,” kata Dewi.
Dewi mengatakan sebanyak 2.045 kasus tersebut tercatat pernah pergi dari luar negeri, luar kota maupun luar provinsi. "Jadi kalau ada penyelidikan epidemiologi ditanya pernah ada riwayat berpergian enggak? Nah ada 2.045 orang kasus positif yang ternyata memang punya riwayat berpergian baik dari luar negeri atau mungkin luar kota, luar provinsi," urainya. (Baca juga: Licin, Wanita Cantik Penipu Ini Ditangkap setelah Buron 8 Tahun)
Kemudian ada di fasilitas pelayanan kesehatan baik di rumah sakit atau puskesmas ada 710 kasus. Sedangkan kegiatan keagamaan kegiatan keagamaannya juga ternyata terdapat 176 kasus, di klaster keluarga 721 kasus.
"Klaster keluarga ini memang ada seseorang yang terinfeksi positif dia bisa ayahnya, bisa ibunya ini menyebar ke keluarganya,” kata Dewi.
(shf)