Pertamina-Rumah Hijau Denassa Lestarikan Spesies Endemik Asli Makassar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Tak banyak yang tahu bahwa Kota Makassar punya spesies burung endemik yang statusnya hampir punah . Burung endemik tersebut adalah burung kacamata Makassar (zosterops anomalus), burung kacamata Sulawesi (zosterops consobrinorum) dan burung kakak tua Sulawesi (Sulphurea sulphurea)
Adalah Darmawan Denassa, pria kelahiran Jeneponto 34 tahun lalu, yang pertama kali menginisiasi pelestarian burung endemik tersebut. Darmawan mendirikan arboretum mini berisi tanaman pakan yang sekarang dinamakan Rumah Hijau Denassa (RHD).
Didirikan sejak tahun 2017, RHD telah dikunjungi peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, RHD juga menerima kunjungan siswa sekolah maupun masyarakat lain yang ingin belajar mengenai konservasi. Pengunjung yang datang disyaratkan untuk menanam pohon di area RHD.
"Kami menganut prinsip Konservasi, Edukasi dan Harmoni," tutur Darmawan.
Di tahun 2018, Pertamina melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Hasanuddin Marketing Operation Region (MOR) VII, membantu upaya RHD untuk melestarikan binatang endemik tersebut.
Program ini dimulai dengan pembuatan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang binatang endemik itu dengan penanaman pohon sappang (caesalpinia sappan L), rao (drankontamelon dao), dan kapuk randu (Ceiba pentadra) di lahan seluas 2,2 ha.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Laode Syarifuddin Mursali menjelaskan bahwa, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian burung endemik tersebut adalah dengan melakukan penanaman tanaman pakannya.
"Seperti yang dilakukan hari ini (22/9), Pertamina bersama RHD kembali melakukan penanaman awal bibit pohon sappang," jelasnya.
Berdasarkan pendataan awal, populasi burung kacamata Makassar dan burung kacamata Sulawesi di area konservasi hanya berkisar 3-4 pasang dan 20-25 pasang. Setelah upaya pelestarian dilakukan, populasi berkembang menjadi 5-7 pasang untuk burung kacamata Makassar dan 40 pasang untuk burung kacamata Sulawesi. Bersama Pertamina, upaya konservasi yang dilakukan RHD terus berkembang.
Penanaman bibit pohon sappang ini dihadiri Aviation Manager Corp Oper & Serv VII, Sandi Ali Rahman, OH DPPU Hasanuddin Yudho Wibowo dan masyarakat Kecamatan Bontonompo. Selain penanaman bibit, Pertamina juga mengadakan sosialisasi awareness COVID-19 dan program kemitraan Pertamina.
Dua Sikap Pertamina Terhadap UMKM Memberi dan Membeli
Program ini telah diapresiasi beberapa pihak, terbukti dengan predikat proper hijau dua kali berturut-turut sejak tahun 2018 yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan .
"Semoga program ini juga dapat menciptakan perubahan mindset (pola pikir) masyarakat untuk lebih peduli terhadap kegiatan penyelamatan kekayaan hayati," pungkas Laode.
Adalah Darmawan Denassa, pria kelahiran Jeneponto 34 tahun lalu, yang pertama kali menginisiasi pelestarian burung endemik tersebut. Darmawan mendirikan arboretum mini berisi tanaman pakan yang sekarang dinamakan Rumah Hijau Denassa (RHD).
Didirikan sejak tahun 2017, RHD telah dikunjungi peneliti baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, RHD juga menerima kunjungan siswa sekolah maupun masyarakat lain yang ingin belajar mengenai konservasi. Pengunjung yang datang disyaratkan untuk menanam pohon di area RHD.
"Kami menganut prinsip Konservasi, Edukasi dan Harmoni," tutur Darmawan.
Di tahun 2018, Pertamina melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Hasanuddin Marketing Operation Region (MOR) VII, membantu upaya RHD untuk melestarikan binatang endemik tersebut.
Program ini dimulai dengan pembuatan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang binatang endemik itu dengan penanaman pohon sappang (caesalpinia sappan L), rao (drankontamelon dao), dan kapuk randu (Ceiba pentadra) di lahan seluas 2,2 ha.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Laode Syarifuddin Mursali menjelaskan bahwa, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian burung endemik tersebut adalah dengan melakukan penanaman tanaman pakannya.
"Seperti yang dilakukan hari ini (22/9), Pertamina bersama RHD kembali melakukan penanaman awal bibit pohon sappang," jelasnya.
Berdasarkan pendataan awal, populasi burung kacamata Makassar dan burung kacamata Sulawesi di area konservasi hanya berkisar 3-4 pasang dan 20-25 pasang. Setelah upaya pelestarian dilakukan, populasi berkembang menjadi 5-7 pasang untuk burung kacamata Makassar dan 40 pasang untuk burung kacamata Sulawesi. Bersama Pertamina, upaya konservasi yang dilakukan RHD terus berkembang.
Penanaman bibit pohon sappang ini dihadiri Aviation Manager Corp Oper & Serv VII, Sandi Ali Rahman, OH DPPU Hasanuddin Yudho Wibowo dan masyarakat Kecamatan Bontonompo. Selain penanaman bibit, Pertamina juga mengadakan sosialisasi awareness COVID-19 dan program kemitraan Pertamina.
Dua Sikap Pertamina Terhadap UMKM Memberi dan Membeli
Program ini telah diapresiasi beberapa pihak, terbukti dengan predikat proper hijau dua kali berturut-turut sejak tahun 2018 yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan .
"Semoga program ini juga dapat menciptakan perubahan mindset (pola pikir) masyarakat untuk lebih peduli terhadap kegiatan penyelamatan kekayaan hayati," pungkas Laode.
(luq)