Kembali Bergeliat, Indah Karya Ekspor Limbah Kayu ke Korea dan Kanada
loading...
A
A
A
BANDUNG - Setelah sempat terhenti selama hampir empat bulanan sejak Indonesia dilanda wabah COVID-19 , aktivitas ekspor PT Indah Karya kembali menggeliat.
BUMN yang berkantor di kawasan Armanik, Kota Bandung dan diantaranya bergerak di bidang material bangunan (plywood) ini sudah melakukan ekspor perdana plywood di era new normal pada 3 September 2020 lalu.
Hingga saat ini, Indah Karya terus melakukan ekspor plywood ke negara lainnya selain Malaysia dan Singapura.
Bahkan, pada pekan ini, perusahaan mengarahkan tujuan ekspornya ke Taiwan bersama Mitra KSO Buana Kassiti Grup.
"Hari Jumat dan Sabtu kemarin kami mengirim (ekspor) lagi untuk yang keempat dan kelima kalinya ke negara tujuan. Untuk bulan depan, order juga sudah penuh," ungkap Direktur Utama (Dirut) PT Indah Karya, Nel Adianto, Minggu (20/9/2020).
Tidak hanya itu, lanjut Nel, dengan skema kerja sama kemitraan (bagi hasil) atau bentuk yang lebih ditingkatkan, pihaknya pun terus berupaya melanjutkan langkah-langkah membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi, di antaranya lewat rencana ekspor wood pellet dengan kapasitas senilai Rp 40-50 miliar per tahun.
"Wood pellet adalah salah satu EBT (energi baru terbarukan) yang dihasilkan dari limbah kayu olahan dari produksi plywood dan dari kayu buangan atau sisa dari masyarakat lainnya yang diolah menghasilkan serbuk yang dipadatkan, sehingga menghasilkan kalori tertentu. Biasanya, bahan wood pellet digunakan sebagai alternatif pengganti batubara," terangnya.
Untuk membangun industri wood pellet ini, pihaknya terilhami konsep tidak ada limbah yang terbuang percuma.
Selama ini, pihaknya memproduksi plywood yang menghasilkan limbah yang terbuang begitu saja. Selain itu, limbah yang sama pun berasal dari masyarakat.
Sayangnya, tidak ada nilai tambah dari limbah kayu tersebut. Akhirnya, dilakukan study pengelolaan limbah plywood menjadi wood pellet yang mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi dan bisa diekspor.
BUMN yang berkantor di kawasan Armanik, Kota Bandung dan diantaranya bergerak di bidang material bangunan (plywood) ini sudah melakukan ekspor perdana plywood di era new normal pada 3 September 2020 lalu.
Hingga saat ini, Indah Karya terus melakukan ekspor plywood ke negara lainnya selain Malaysia dan Singapura.
Bahkan, pada pekan ini, perusahaan mengarahkan tujuan ekspornya ke Taiwan bersama Mitra KSO Buana Kassiti Grup.
"Hari Jumat dan Sabtu kemarin kami mengirim (ekspor) lagi untuk yang keempat dan kelima kalinya ke negara tujuan. Untuk bulan depan, order juga sudah penuh," ungkap Direktur Utama (Dirut) PT Indah Karya, Nel Adianto, Minggu (20/9/2020).
Tidak hanya itu, lanjut Nel, dengan skema kerja sama kemitraan (bagi hasil) atau bentuk yang lebih ditingkatkan, pihaknya pun terus berupaya melanjutkan langkah-langkah membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi, di antaranya lewat rencana ekspor wood pellet dengan kapasitas senilai Rp 40-50 miliar per tahun.
"Wood pellet adalah salah satu EBT (energi baru terbarukan) yang dihasilkan dari limbah kayu olahan dari produksi plywood dan dari kayu buangan atau sisa dari masyarakat lainnya yang diolah menghasilkan serbuk yang dipadatkan, sehingga menghasilkan kalori tertentu. Biasanya, bahan wood pellet digunakan sebagai alternatif pengganti batubara," terangnya.
Untuk membangun industri wood pellet ini, pihaknya terilhami konsep tidak ada limbah yang terbuang percuma.
Selama ini, pihaknya memproduksi plywood yang menghasilkan limbah yang terbuang begitu saja. Selain itu, limbah yang sama pun berasal dari masyarakat.
Sayangnya, tidak ada nilai tambah dari limbah kayu tersebut. Akhirnya, dilakukan study pengelolaan limbah plywood menjadi wood pellet yang mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi dan bisa diekspor.