Jembatan Sumatera - Bangka Segera Terwujud, Ini Konsep dan Dampaknya
loading...
A
A
A
PANGKALPINANG - Jembatan penghubung dua pulau beda provinsi antara Bangka dan Sumatera, sudah mencapai tahap kesepakatan.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, bersama Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru, telah berucap sepakat menyamai persepsi terkait pembangunan jembatan tersebut, saat bertemu di Pangkalpinang belum lama ini.
Pembangunan jembatan penghubung ini tentu akan menguntungkan bagi dua wilayah terutama dari sisi ekonomi.
Menurut Staf Ahli Gubernur Babel, Profesor Saprudin, Babel merupakan provinsi kepulauan yang masih minim konektivitas antar pulau baik antar pulau di dalam provinsi maupun keluar provinsi.
"Konektivitas hanya melalui jalur laut dan udara. Disisi lain, Pulau Sumatera merupakan pulau terbesar kedua di Indonesia, terdiri atas 8 provinsi dan pertumbuhan ekonominya tertinggi setelah pulau Jawa serta memiliki sumber daya kehidupan yang melimpah," kata Saparudin, Sabtu (19/9/2020). (BACA JUGA: Oknum Polisi yang Dilaporkan Setubuhi Gadis Pelanggar Lalu Lintas Terancam Dipecat)
Sementara itu, ujar pria yang akrab di sapa Prof Udin ini, di Babel banyak komoditas yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, masih harus didatangkan dari luar Babel terutama Sumatera dan Jawa. Selama ini pengiriman barang ke/dari Bangka menggunakan transportasi laut dan udara.
"Transportasi laut memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan transportasi melalui udara biayanya relatif mahal. Hal tersebut menjadikan harga komoditi di Bangka menjadi mahal dan seringkali pada masa-masa gelombang laut tinggi terjadi kelangkaan barang yang berakibat kebutuhan hidup di Babel semakin tinggi. Data statistik menunjukkan biaya hidup di Bangka Belitung merupakan yang tertinggi di Indonesia," jelasnya.
Demikian juga sebaliknya, sambung Prof Udin, banyak komoditas di Babel seperti lada, karet, sawit maupun produk UMKM dan lainnya kurang bersaing dari sisi harga jual dengan komoditi yang sama di luar Babel, karena biaya pengiriman/transportasi produk-produk tersebut keluar Babel relatif mahal dan perlu waktu lama.
"Babel telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai daerah pariwisata. Sebagai destinasi wisata diperlukan konektivitas dan aksesibilitas ke daerah lain melalui berbagai moda transportasi darat, laut, maupun udara sehingga destinasi wisata di Babel semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan," paparnya.
"Delapan provinsi di Sumatera telah terhubung melalui jalan tol dan kereta lintas Sumatera dari Lampung sampai ke Aceh. Jembatan Bangka Sumatera akan menghubungkan pulau Bangka ke jalur tol Sumatera," sambungnya.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, bersama Gubernur Sumatra Selatan (Sumsel) Herman Deru, telah berucap sepakat menyamai persepsi terkait pembangunan jembatan tersebut, saat bertemu di Pangkalpinang belum lama ini.
Pembangunan jembatan penghubung ini tentu akan menguntungkan bagi dua wilayah terutama dari sisi ekonomi.
Menurut Staf Ahli Gubernur Babel, Profesor Saprudin, Babel merupakan provinsi kepulauan yang masih minim konektivitas antar pulau baik antar pulau di dalam provinsi maupun keluar provinsi.
"Konektivitas hanya melalui jalur laut dan udara. Disisi lain, Pulau Sumatera merupakan pulau terbesar kedua di Indonesia, terdiri atas 8 provinsi dan pertumbuhan ekonominya tertinggi setelah pulau Jawa serta memiliki sumber daya kehidupan yang melimpah," kata Saparudin, Sabtu (19/9/2020). (BACA JUGA: Oknum Polisi yang Dilaporkan Setubuhi Gadis Pelanggar Lalu Lintas Terancam Dipecat)
Sementara itu, ujar pria yang akrab di sapa Prof Udin ini, di Babel banyak komoditas yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat, masih harus didatangkan dari luar Babel terutama Sumatera dan Jawa. Selama ini pengiriman barang ke/dari Bangka menggunakan transportasi laut dan udara.
"Transportasi laut memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan transportasi melalui udara biayanya relatif mahal. Hal tersebut menjadikan harga komoditi di Bangka menjadi mahal dan seringkali pada masa-masa gelombang laut tinggi terjadi kelangkaan barang yang berakibat kebutuhan hidup di Babel semakin tinggi. Data statistik menunjukkan biaya hidup di Bangka Belitung merupakan yang tertinggi di Indonesia," jelasnya.
Demikian juga sebaliknya, sambung Prof Udin, banyak komoditas di Babel seperti lada, karet, sawit maupun produk UMKM dan lainnya kurang bersaing dari sisi harga jual dengan komoditi yang sama di luar Babel, karena biaya pengiriman/transportasi produk-produk tersebut keluar Babel relatif mahal dan perlu waktu lama.
"Babel telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai daerah pariwisata. Sebagai destinasi wisata diperlukan konektivitas dan aksesibilitas ke daerah lain melalui berbagai moda transportasi darat, laut, maupun udara sehingga destinasi wisata di Babel semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan," paparnya.
"Delapan provinsi di Sumatera telah terhubung melalui jalan tol dan kereta lintas Sumatera dari Lampung sampai ke Aceh. Jembatan Bangka Sumatera akan menghubungkan pulau Bangka ke jalur tol Sumatera," sambungnya.