Kapasitas Bed Isolasi Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Jateng Masih Aman

Minggu, 13 September 2020 - 13:03 WIB
loading...
Kapasitas Bed Isolasi Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Jateng Masih Aman
Dokter mengecek kondisi pasien yang terinfeksi positif Corona di sebuah rumah sakit. Foto: Dok SINDOnews
A A A
SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah memastikan ketersediaan bed isolasi rumah sakit di wilayahnya cukup digunakan untuk merawat pasien COVID-19. Setidaknya, baru terpakai 40,5 persen dari kapasitas yang ada.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjelaskan, data per 10 September 2020, pukul 08.00 WIB, dari total 3.343 bed isolasi yang tersedia saat ini sudah 1.355 bed yang terpakai. Selain itu, lanjut Ganjar, sejumlh tempat yang disiapkan untuk isolasi juga masih kosong.

“Umpama kita nyiapin (Asrama Haji) donohudan, belum kepakai. Bank Jateng lama yang ada di (kawasan) Kota Lama itu udah kita siapin itu, sama sekali nggak kepakai,” kata Ganjar, Sabtu (12/9/2020) malam.(Baca juga : Ngebor Tanah Buat Sumur, Warga Grobogan Dikagetkan Semburan Gas )

Di sisi lain, pihaknya juga menyiagakan Rumah Sakit Bung Karno Solo untuk jadi tempat khusus perawatan pasien COVID-19 di Jateng.

“Termasuk kalau rumah sakitnya kurang kami nyiapin RS Bung Karno Solo, itu mau kita khususkan. Tapi sampai hari ini juga belum dan itu masih standby masih kosong, sebenarnya kita lebih banyak siaga,” ujarnya.

Namun, Ganjar tak berharap kekosongan tempat isolasi maupun bed okupansi yang masih tersedia itu sampai penuh. Hal ini, kata Ganjar, tidak serta merta jadi alasan untuk melonggarkan protokol kesehatan.

“Itu tidak berarti kita harus tidak disiplin lho, jangan lho, jangan sampai kita tidak disiplin. Mentang-mentang masih ada terus mau dipenuhi, lebih baik dikosongin,” tegasnya.

Ia berharap, upaya pengosongan ini juga dapat dilakukan bersama-sama. Salah satunya dengan penegakan hukum yang telah dimulainya sejak 25 Agustus lalu.(Baca juga : Gubernur Jateng Belum Berencana Ambil Langkah PSBB )

“Ketika kita sudah bisa mengontrol diri dengan jaga jarak protokolnya diikuti, itulah sebenarnya adaptasi kebiasaan barunya sudah jalan. Maka sebenarnya kita tinggal melakukan improvement-lah, perbaikan dikit lagi dengan mencari cara untuk kontrol. Sekarang yang dibutuhkan apa? Patroli,” tegasnya.
(nun)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1069 seconds (0.1#10.140)