Pemerintah Berjanji Segera Benahi Masalah Perunggasan
loading...
A
A
A
BOGOR - Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Singgih Januratmoko saat ini ada sejumlah akar masalah perunggasan yang sudah dua tahun mendera peternak dan mengalami kerugian.
Menghadapi situasi maka perlu langkah yang harus segera diambil oleh pemerintah adalah menyeimbangkan supply dan demand serta memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak.
“Saya sudah sampaikan ini ke Pak Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bahwa Kemendag tidak konsisten dengan pelaksanaan dan pengawasan regulasi tentang harga acuan,” tegasnya, Jumat (12/9/2020).
Selain itu, terkait dengan desakan dari Brazil untuk memasukkan ayamnya ke Indonesia, dia juga minta pemerintah mengambil langkah strategis sebagai upaya perlindungan kepada peternakan unggas nasional. (BACA JUGA: Anies Kewalahan Atasi COVID-19, Kang Emil Tawarkan Bantuan RS)
Pinsar Indonesia juga menyinggung keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan di sektor peternakan. “Bagaimana bisa BUMN menjalankan tugasnya kalau tidak punya amunisi. Kami minta ada Penyertaan Modal Negara sehingga keberadaannya bisa benar-benar efektif,” tutur Singgih yang juga anggota Komisi VI DPR ini.
Menanggapi hal tersebut, Menko Perekonomian menyampaikan dalam waktu dekat akan melihat langsung ke peternakan unggas. “Kami akan datang untuk bertemu dengan peternak,” Airlangga menambahkan.
Hal terakhir yang disampaikan Pinsar adalah dukungan permodalan bagi peternak UKM dan koperasi. Pinsar yang sudah membentuk koperasi mengharapkan pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). (BACA JUGA: Mahasiswa Unsika Unjuk Rasa Tuntut Keringanan Uang Kuliah)
Dalam hal ini Airlangga langsung merespon dan mengarahkan peternak memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Mudah-mudahan LPDB juga bisa dimanfaatkan karena dana mereka masih terbatas,” katanya.
Sementara Airlangga Hartarto mengaku siap membantu memperbaiki sektor perunggasan yang dalam dua tahun ini terus mengalami kerugian.
Perunggasan nasional, kata dia, memang perlu diperbaiki sehingga menciptakan suasana kondusif bagi seluruh pelaku bisnisnya. “Saya akan pelajari dan komunikasikan dengan kementerian-kementerian terkait,” ujarnya.
Menghadapi situasi maka perlu langkah yang harus segera diambil oleh pemerintah adalah menyeimbangkan supply dan demand serta memperbaiki harga ayam hidup di tingkat peternak.
“Saya sudah sampaikan ini ke Pak Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto bahwa Kemendag tidak konsisten dengan pelaksanaan dan pengawasan regulasi tentang harga acuan,” tegasnya, Jumat (12/9/2020).
Selain itu, terkait dengan desakan dari Brazil untuk memasukkan ayamnya ke Indonesia, dia juga minta pemerintah mengambil langkah strategis sebagai upaya perlindungan kepada peternakan unggas nasional. (BACA JUGA: Anies Kewalahan Atasi COVID-19, Kang Emil Tawarkan Bantuan RS)
Pinsar Indonesia juga menyinggung keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat penugasan di sektor peternakan. “Bagaimana bisa BUMN menjalankan tugasnya kalau tidak punya amunisi. Kami minta ada Penyertaan Modal Negara sehingga keberadaannya bisa benar-benar efektif,” tutur Singgih yang juga anggota Komisi VI DPR ini.
Menanggapi hal tersebut, Menko Perekonomian menyampaikan dalam waktu dekat akan melihat langsung ke peternakan unggas. “Kami akan datang untuk bertemu dengan peternak,” Airlangga menambahkan.
Hal terakhir yang disampaikan Pinsar adalah dukungan permodalan bagi peternak UKM dan koperasi. Pinsar yang sudah membentuk koperasi mengharapkan pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). (BACA JUGA: Mahasiswa Unsika Unjuk Rasa Tuntut Keringanan Uang Kuliah)
Dalam hal ini Airlangga langsung merespon dan mengarahkan peternak memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Mudah-mudahan LPDB juga bisa dimanfaatkan karena dana mereka masih terbatas,” katanya.
Sementara Airlangga Hartarto mengaku siap membantu memperbaiki sektor perunggasan yang dalam dua tahun ini terus mengalami kerugian.
Perunggasan nasional, kata dia, memang perlu diperbaiki sehingga menciptakan suasana kondusif bagi seluruh pelaku bisnisnya. “Saya akan pelajari dan komunikasikan dengan kementerian-kementerian terkait,” ujarnya.
(vit)