Himmarfi Bingkai Perubahan Sosial Dampak Pandemi COVID-19
loading...
Pengunjung melihat bingkai foto karya himmarfi di Visma Gallery, Surabaya, Senin (07/9/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A
A
A
SURABAYA - Belasan fotografer muda yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (Himmarfi) menghadirkan gambaran cerita di balik pandemi COVID-19. Mereka membingkai dengan apik berbagai narasi yang belum banyak diketahui publik.
Cerita tersebut mereka bingkai dalam sebuah pameran fotografi bertajuk “Intrik” yang menghiasi dinding Visma Gallery, Jalan Tegalsari Surabaya.
Potret sepinya stasiun kereta api, adaptasi seni musik dan teater dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dirintis oleh para korban PHK, hingga kondisi ekonomi dari kelas bawah, menengah, dan atas, sampai dengan zona beserta ragam kebaharuannya ini diselenggarakan dari tanggal 7 - 13 September 2020.
Editor Intrik - Virtual Photography Exhibition, Muni Moon, mengatakan pameran fotografi yang bertajuk “Intrik” adalah bentuk dedikasi peserta Himmarfi Intermediate Training (HIT) terhadap dunia jurnalistik dewasa ini, melihat fenomena pandemi di kota Surabaya, Jawa Timur.
(Baca juga: Gagal Mendahului Kendaraan, Minibus Dihantam Truk di Tuban, Enam Tewas )
“Fotografi sebagai alat yang mampu membekukan realitas sejarah peradaban manusia. Dan sebagai ruang kontemplasi untuk kita kembali merenungkan apa yang sudah kita perbuat terhadap alam semesta. Apakah selama ini kita sudah merawatnya dengan baik, atau sebaliknya? Tanpa sadar kita sudah merampas hak-hak makhluk hidup di muka bumi ini,” ujar Muni.
Sebanyak 109 buah foto telah disiapkan oleh para pameris. Mereka adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA – AWS) angkatan 2018-2019. Ini adalah kali pertama Himmarfi menyelenggarakan pameran secara virtual.
Meski begitu, Muni–yang dipercaya menjadi editor dalam pameran ini–pernah terlibat dalam pameran foto virtual “Vision 20/20” di Jakopi? Gallery, Ljubljana, Slovenia (kerja sama antara Jakopi? Gallery dan Panna Institute) pada bulan Maret - Juli yang lalu.
“Mari kita bersama-sama mengapresiasi karya mereka dengan hadir ke galeri dengan disiplin mengikuti standar protokol kesehatan yang berlaku atau dengan alternatif lain dengan menikmati karya-karya mereka secara virtual,” tandasnya.
Cerita tersebut mereka bingkai dalam sebuah pameran fotografi bertajuk “Intrik” yang menghiasi dinding Visma Gallery, Jalan Tegalsari Surabaya.
Potret sepinya stasiun kereta api, adaptasi seni musik dan teater dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dirintis oleh para korban PHK, hingga kondisi ekonomi dari kelas bawah, menengah, dan atas, sampai dengan zona beserta ragam kebaharuannya ini diselenggarakan dari tanggal 7 - 13 September 2020.
Editor Intrik - Virtual Photography Exhibition, Muni Moon, mengatakan pameran fotografi yang bertajuk “Intrik” adalah bentuk dedikasi peserta Himmarfi Intermediate Training (HIT) terhadap dunia jurnalistik dewasa ini, melihat fenomena pandemi di kota Surabaya, Jawa Timur.
(Baca juga: Gagal Mendahului Kendaraan, Minibus Dihantam Truk di Tuban, Enam Tewas )
“Fotografi sebagai alat yang mampu membekukan realitas sejarah peradaban manusia. Dan sebagai ruang kontemplasi untuk kita kembali merenungkan apa yang sudah kita perbuat terhadap alam semesta. Apakah selama ini kita sudah merawatnya dengan baik, atau sebaliknya? Tanpa sadar kita sudah merampas hak-hak makhluk hidup di muka bumi ini,” ujar Muni.
Sebanyak 109 buah foto telah disiapkan oleh para pameris. Mereka adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA – AWS) angkatan 2018-2019. Ini adalah kali pertama Himmarfi menyelenggarakan pameran secara virtual.
Meski begitu, Muni–yang dipercaya menjadi editor dalam pameran ini–pernah terlibat dalam pameran foto virtual “Vision 20/20” di Jakopi? Gallery, Ljubljana, Slovenia (kerja sama antara Jakopi? Gallery dan Panna Institute) pada bulan Maret - Juli yang lalu.
“Mari kita bersama-sama mengapresiasi karya mereka dengan hadir ke galeri dengan disiplin mengikuti standar protokol kesehatan yang berlaku atau dengan alternatif lain dengan menikmati karya-karya mereka secara virtual,” tandasnya.
(msd)
Lihat Juga :
