Ridwan Kamil Bekerja Semata-mata Demi Keselamatan Warga Jabar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, seluruh langkah dan kebijakannya dalam menangani pandemi virus corona (COVID-19) semata-mata untuk menyelamatkan nyawa warga Jabar dari COVID-19.
Pernyataan tersebut disampaikan Ridwan Kamil menanggapi sejumlah pihak yang menilai kinerja Pemprov Jabar paling responsif dalam menangani pandemi COVID-19. Penilaian tersebut dianggapnya hanyalah bentuk apresiasi atas kinerja Pemprov Jabar selama ini.
Namun, dia menegaskan, selama ini, Pemprov Jabar bekerja keras menangani COVID-19, termasuk dampaknya bukan untuk mendapatkan pujian. Akselerasi yang dilakukan Pemprov Jabar semata-mata untuk menyelamatkan warga Jabar dari COVID-19 di tengah segala keterbatasan.
"Kita bekerja untuk menolong rakyat, menyelamatkan nyawa warga dengan keputusan terbaik dalam keterbatasan," tegas Kang Emil, sapaan akrabnya, Minggu (3/5/2020).
Di tengah segala keterbatasan, terutama anggaran dan fasilitas penunjang, pihaknya berupaya memaksimalkan teknologi, menggerakkan relawan, dan berani mengambil keputusan cepat, seperti membeli alat rapid tes tanpa menunggu bantuan dari pemerintah pusat.
Menurut Kang Emil, setidaknya ada lima strategi yang dijalankan Pemprov Jabar dalam menangani pandemi COVID-19, yakni proaktif, transparans, ilmiah, kolaboratif, dan inovatif. "Lima strategi inilah yang kami pegang setiap hari, sehingga kalau diapresiasi alhamdulillah, kalau kurang baik kita perbaiki," ujarnya.
Kang Emil juga menekankan, penanganan COVID-19 merupakan ujian kepemimpinan yang tak perlu dirangking karena konteks penanganan setiap daerah berbeda-beda kebutuhannya. Namun, diakuinya, langkah yang diambil
Pemprov Jabar sudah maksimal.
"Untuk Jabar ini sudah paling pol. Tapi kan ukurannya tadi, COVID-nya turun tidak ada gejojak. Ini yang menjadi tantangan karena ketidakpastian ini ada," tegasnya.
Menurutnya, penanganan maksimal di tengah keterbatasan harus dilakukan seorang pemimpin. Pihaknya tidak menginginkan situasi memburuk dari darurat kesehatan menjadi darurat ekonomi, apalagi hingga chaos. "Jangan sampai ada darurat ketiga, sosial politik, penjarahan, dan kerusuhan," imbuhnya.
Disinggung seringnya kinerja dirinya dibanding-bandingkan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pihaknya menilai wajar jika hal tersebut muncul di sosial media. Namun, di luar perdebatan warga sosial media, Kang Emil menegaskan bahwa tidak ada urusan rivalitas di antara ketiganya.
"Itu sunnatullah, kami para pemimpin Pak Ganjar, Pak Anies, kalau ngobrol enggak pernah baper. Pak Ganjar, Pak Anies punya haters, punya suporter. Saya juga ada, ada yang muji, mengkritisi," katanya.
"Nabi Muhammad saja manusia maksum haters-nya banyak karena enggak mungkin menyenangkan semua manusia. Di Jawa Barat, prinsipnya kita kerja maksimal, yang kurang kita perbaiki, yang positif pertahankan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Lembaga riset Repro Indonesia dalam hasil surveinya menyebutkan bahwa Pemprov Jabar paling responsif dalam penanganan COVID-19 dibandingkan Pemprov DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
Menanggapi hasil survei Repro Indonesia tersebut, pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi menilai, momentum penanganan pandemi COVID-19 sekaligus menjadi ajang ujian bagi kepemimpinan Ridwan Kamil yang dapat dilihat dari langkah serta kebijakannya yang terstruktur dan sistematis.
Pernyataan tersebut disampaikan Ridwan Kamil menanggapi sejumlah pihak yang menilai kinerja Pemprov Jabar paling responsif dalam menangani pandemi COVID-19. Penilaian tersebut dianggapnya hanyalah bentuk apresiasi atas kinerja Pemprov Jabar selama ini.
Namun, dia menegaskan, selama ini, Pemprov Jabar bekerja keras menangani COVID-19, termasuk dampaknya bukan untuk mendapatkan pujian. Akselerasi yang dilakukan Pemprov Jabar semata-mata untuk menyelamatkan warga Jabar dari COVID-19 di tengah segala keterbatasan.
"Kita bekerja untuk menolong rakyat, menyelamatkan nyawa warga dengan keputusan terbaik dalam keterbatasan," tegas Kang Emil, sapaan akrabnya, Minggu (3/5/2020).
Di tengah segala keterbatasan, terutama anggaran dan fasilitas penunjang, pihaknya berupaya memaksimalkan teknologi, menggerakkan relawan, dan berani mengambil keputusan cepat, seperti membeli alat rapid tes tanpa menunggu bantuan dari pemerintah pusat.
Menurut Kang Emil, setidaknya ada lima strategi yang dijalankan Pemprov Jabar dalam menangani pandemi COVID-19, yakni proaktif, transparans, ilmiah, kolaboratif, dan inovatif. "Lima strategi inilah yang kami pegang setiap hari, sehingga kalau diapresiasi alhamdulillah, kalau kurang baik kita perbaiki," ujarnya.
Kang Emil juga menekankan, penanganan COVID-19 merupakan ujian kepemimpinan yang tak perlu dirangking karena konteks penanganan setiap daerah berbeda-beda kebutuhannya. Namun, diakuinya, langkah yang diambil
Pemprov Jabar sudah maksimal.
"Untuk Jabar ini sudah paling pol. Tapi kan ukurannya tadi, COVID-nya turun tidak ada gejojak. Ini yang menjadi tantangan karena ketidakpastian ini ada," tegasnya.
Menurutnya, penanganan maksimal di tengah keterbatasan harus dilakukan seorang pemimpin. Pihaknya tidak menginginkan situasi memburuk dari darurat kesehatan menjadi darurat ekonomi, apalagi hingga chaos. "Jangan sampai ada darurat ketiga, sosial politik, penjarahan, dan kerusuhan," imbuhnya.
Disinggung seringnya kinerja dirinya dibanding-bandingkan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pihaknya menilai wajar jika hal tersebut muncul di sosial media. Namun, di luar perdebatan warga sosial media, Kang Emil menegaskan bahwa tidak ada urusan rivalitas di antara ketiganya.
"Itu sunnatullah, kami para pemimpin Pak Ganjar, Pak Anies, kalau ngobrol enggak pernah baper. Pak Ganjar, Pak Anies punya haters, punya suporter. Saya juga ada, ada yang muji, mengkritisi," katanya.
"Nabi Muhammad saja manusia maksum haters-nya banyak karena enggak mungkin menyenangkan semua manusia. Di Jawa Barat, prinsipnya kita kerja maksimal, yang kurang kita perbaiki, yang positif pertahankan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Lembaga riset Repro Indonesia dalam hasil surveinya menyebutkan bahwa Pemprov Jabar paling responsif dalam penanganan COVID-19 dibandingkan Pemprov DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
Menanggapi hasil survei Repro Indonesia tersebut, pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi menilai, momentum penanganan pandemi COVID-19 sekaligus menjadi ajang ujian bagi kepemimpinan Ridwan Kamil yang dapat dilihat dari langkah serta kebijakannya yang terstruktur dan sistematis.
(zik)