Mahasiswa Gelar Aksi Duduk Diam Desak Istana Temui Massa Pendemo
loading...

Mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Mereka melakukan aksi duduk diam mendesak Istana mau menemui. Foto/Danandaya Aria Putra
A
A
A
JAKARTA - Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi unjuk rasa di depan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025). Hingga pukul 18.49 WIB para peserta aksi pun belum membubarkan diri.
Berdasarkan pantauan SindoNews di lokasi, setelah melaksanakan salat Magrib mahasiswa memilih untuk melakukan aksi duduk diam. Mereka tak akan membubarkan diri sebelum pihak Istana menemuinya.
"Kawan-kawan setelah ini kita akan lakukan aksi duduk diam, untuk perempuan berada di depan laki-laki di barisan belakang," kata orator dari atas mobil komando.
"Kita tetap di sini, menunggu pihak dari istana keluar, setuju kawan-kawan," lanjut orator disambut teriakan setuju.
Nampak para mahasiswa duduk di Jalan Medan Merdeka Barat. Dari atas mobil pun orator mengajak peserta aksi menyanyikan Tanah Airku dan membacakan lima sila Pancasila.
Pada aksi hari ini, mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah soal efesiensi anggaran demi kelancaran program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"MGB katanya, siangnya anaknya dapat makan siang gratis tapi malamnya anaknya gak makan karena orang tuanya dipecat oleh negara," kata orator.
Selain itu, mahasiswa juga mengkritik pemerintah ketika adanya kelangkaan gas elpiji 3 kg.
"Oke gas oke gas, mana gasnya," tulis poster yang dibawa mahasiswa Universitas Indonesia.
Diketahui Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia Seluruh Indonesia (BEM SI) mengungkap tema 'Indonesia Gelap' ini karena menganggap seluruh kebijakan pemerintah yang dilaksanakan tanpa adanya transparansi.
“Secara umum 'Indonesia Gelap' kita memaknai bahwa kebijakan-kebijakan hari ini yang selalu dikeluarkan dan dijanjikan gelap tanpa ada terangnya,” ucap Koordinator BEM SI Herianto saat dihubungi.
Tema ini juga sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah yang selalu berharap terciptanya Indonesia Emas 2045.
Herianto menyebut bagaimana mau mewujudkan Indonesia emas 2045 sedangkan beragam kebijakan saja tidak pro terhadap generasi muda.
"Ya jelas ini sindiran keras bagaimana mungkin mau indonesia emas sedangkan kebijakan yang dihadirkan tidak berpihak ke generasi-generasi muda yang menjadi pelopor emasnya," tuturnya.
“Contohnya lapangan pekerjaan, pendidikan yang belum memadai,” sambungnya.
Dalam aksi hari ini, mahasiswa membawa 5 tuntutan, di antaranya:
5 Tuntutan Mahasiswa
1. Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang tidak berpihak pada rakyat.
2. Mencabut pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik.
3. Melakukan pencairan tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan secara penuh tanpa hambatan birokratis dan pemotongan yang merugikan.
4. Mengevaluasi total program MBG dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan.
5. Berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan pantauan SindoNews di lokasi, setelah melaksanakan salat Magrib mahasiswa memilih untuk melakukan aksi duduk diam. Mereka tak akan membubarkan diri sebelum pihak Istana menemuinya.
"Kawan-kawan setelah ini kita akan lakukan aksi duduk diam, untuk perempuan berada di depan laki-laki di barisan belakang," kata orator dari atas mobil komando.
"Kita tetap di sini, menunggu pihak dari istana keluar, setuju kawan-kawan," lanjut orator disambut teriakan setuju.
Nampak para mahasiswa duduk di Jalan Medan Merdeka Barat. Dari atas mobil pun orator mengajak peserta aksi menyanyikan Tanah Airku dan membacakan lima sila Pancasila.
Pada aksi hari ini, mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah soal efesiensi anggaran demi kelancaran program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"MGB katanya, siangnya anaknya dapat makan siang gratis tapi malamnya anaknya gak makan karena orang tuanya dipecat oleh negara," kata orator.
Selain itu, mahasiswa juga mengkritik pemerintah ketika adanya kelangkaan gas elpiji 3 kg.
"Oke gas oke gas, mana gasnya," tulis poster yang dibawa mahasiswa Universitas Indonesia.
Diketahui Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia Seluruh Indonesia (BEM SI) mengungkap tema 'Indonesia Gelap' ini karena menganggap seluruh kebijakan pemerintah yang dilaksanakan tanpa adanya transparansi.
“Secara umum 'Indonesia Gelap' kita memaknai bahwa kebijakan-kebijakan hari ini yang selalu dikeluarkan dan dijanjikan gelap tanpa ada terangnya,” ucap Koordinator BEM SI Herianto saat dihubungi.
Tema ini juga sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah yang selalu berharap terciptanya Indonesia Emas 2045.
Herianto menyebut bagaimana mau mewujudkan Indonesia emas 2045 sedangkan beragam kebijakan saja tidak pro terhadap generasi muda.
"Ya jelas ini sindiran keras bagaimana mungkin mau indonesia emas sedangkan kebijakan yang dihadirkan tidak berpihak ke generasi-generasi muda yang menjadi pelopor emasnya," tuturnya.
“Contohnya lapangan pekerjaan, pendidikan yang belum memadai,” sambungnya.
Dalam aksi hari ini, mahasiswa membawa 5 tuntutan, di antaranya:
5 Tuntutan Mahasiswa
1. Mencabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 karena menetapkan pemangkasan anggaran yang tidak berpihak pada rakyat.
2. Mencabut pasal dalam RUU Minerba yang memungkinkan perguruan tinggi mengelola tambang guna menjaga independensi akademik.
3. Melakukan pencairan tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan secara penuh tanpa hambatan birokratis dan pemotongan yang merugikan.
4. Mengevaluasi total program MBG dan mengeluarkannya dari anggaran pendidikan.
5. Berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
(shf)