Wali Kota Aminullah Ajak Masyarakat Promosikan Wisata melalui Media Sosial
loading...
A
A
A
Kunjungan wisatawan di Banda Aceh pun menunjukkan grafik menurun. Data dispar per Juli 2020, menunjukkan angka wisatawan sebanyak 88.068 kunjungan, dengan wisatawan nusantara 84.890 kunjungan dan manca negara 3.178 kunjungan.
Dibandingkan pada 2019 jumlah kunjungan wisatawan sampai bulan Juli; Wisatawan Nusantara 210.950 dan Wisatawan Manca Negara 9.014 kunjungan, dengan total 219.964 kunjungan.
Sehingga pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Banda Aceh priode juli 2020 dibandingkan Juli 2019 adalah sebanyak 131.896 (59, 96%). Terjadi penurunan cukup dratis akibat wabah Covid-19.
Mantan Bankir ini pun tak tinggal diam, Banda Aceh yang mengandalkan sektor dagang dan jasa itu dirangkul dengan memberdayakan UMKM di tengah pandemi. “Banda Aceh yang perekonomiannya bertumpu sebagian besar pada sektor perdagangan, jasa dan pariwisata, ada sebanyak 12.970 umkm dan 506 koperasi. Kita berdayakan semuanya dengan menjahit masker dan kita (pemkot) beli untuk dibagikan bagi mereka yang kurang mampu,” kata Aminullah.
Upaya lainnya pun terus dilakukan, sebagai upaya penopang ekonomi masyarakat pada masa krisis seperti saat ini. Bertahan dalam masa ini, dan terus mengajak masyarakat untuk mempromosikan wisata melalui media sosial. “Sektor wisata jadi indikator penting dalam pembangunan ekonomi. Sektor wisata terus kita upgrade. Setelah pandemi ini berlalu, tentu semua akan berlibur, dan kita punya sejumlah lokasi wisata yang siap memanjakan para wisatawan,” pungkas Aminullah.
Museum Tsunami, PLTD apung, Boat di atas rumah, Mesjid Raya Baiturrahman, Gunongan, Putro Phang, Rumoh Aceh, Pantai Ulee Lheu, Makam Syiah Kuala, Kerkhof Belanda, Taman Bustanussalatin. Destinasi tersebut merupakan destinasi yang telah dikenal di mata dunia, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Disamping itu, setiap wisatawan juga akan disambut dengan berbagai tarian adat Aceh, seperti tari Ranup Lampuan, Rapai Geleng, hingga Tob Dabôh (seni memukul diri) yang dikemas dalam berbagai acara/event kesenian setiap pekannya di Taman Bustanussalatin.
Aminullah dalam berbagai kesempatannya juga turut mempromosikan kuliner khas dari kota para raja itu. Misalnya, seduhan kopi ternikmat di dunia (biji kopi gayo), makanan dengan masakan khas Aceh yang dilabeli 3E; Enak, enak sekali (w)eeenak banget. Belum lagi Mi Aceh yang sangat memanjakan lidah, dan masih banyak hal menarik lainnya yang dapat dijumpai ketika singgah di kota terindah ujung pulau Sumatera ini.
Dibandingkan pada 2019 jumlah kunjungan wisatawan sampai bulan Juli; Wisatawan Nusantara 210.950 dan Wisatawan Manca Negara 9.014 kunjungan, dengan total 219.964 kunjungan.
Sehingga pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Banda Aceh priode juli 2020 dibandingkan Juli 2019 adalah sebanyak 131.896 (59, 96%). Terjadi penurunan cukup dratis akibat wabah Covid-19.
Mantan Bankir ini pun tak tinggal diam, Banda Aceh yang mengandalkan sektor dagang dan jasa itu dirangkul dengan memberdayakan UMKM di tengah pandemi. “Banda Aceh yang perekonomiannya bertumpu sebagian besar pada sektor perdagangan, jasa dan pariwisata, ada sebanyak 12.970 umkm dan 506 koperasi. Kita berdayakan semuanya dengan menjahit masker dan kita (pemkot) beli untuk dibagikan bagi mereka yang kurang mampu,” kata Aminullah.
Upaya lainnya pun terus dilakukan, sebagai upaya penopang ekonomi masyarakat pada masa krisis seperti saat ini. Bertahan dalam masa ini, dan terus mengajak masyarakat untuk mempromosikan wisata melalui media sosial. “Sektor wisata jadi indikator penting dalam pembangunan ekonomi. Sektor wisata terus kita upgrade. Setelah pandemi ini berlalu, tentu semua akan berlibur, dan kita punya sejumlah lokasi wisata yang siap memanjakan para wisatawan,” pungkas Aminullah.
Museum Tsunami, PLTD apung, Boat di atas rumah, Mesjid Raya Baiturrahman, Gunongan, Putro Phang, Rumoh Aceh, Pantai Ulee Lheu, Makam Syiah Kuala, Kerkhof Belanda, Taman Bustanussalatin. Destinasi tersebut merupakan destinasi yang telah dikenal di mata dunia, karena memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Disamping itu, setiap wisatawan juga akan disambut dengan berbagai tarian adat Aceh, seperti tari Ranup Lampuan, Rapai Geleng, hingga Tob Dabôh (seni memukul diri) yang dikemas dalam berbagai acara/event kesenian setiap pekannya di Taman Bustanussalatin.
Aminullah dalam berbagai kesempatannya juga turut mempromosikan kuliner khas dari kota para raja itu. Misalnya, seduhan kopi ternikmat di dunia (biji kopi gayo), makanan dengan masakan khas Aceh yang dilabeli 3E; Enak, enak sekali (w)eeenak banget. Belum lagi Mi Aceh yang sangat memanjakan lidah, dan masih banyak hal menarik lainnya yang dapat dijumpai ketika singgah di kota terindah ujung pulau Sumatera ini.
(alf)