Pangdam: Prajurit TNI Jangan Jadi Seperti Peledak Sumbu Pendek

Rabu, 02 September 2020 - 11:17 WIB
loading...
Pangdam: Prajurit TNI...
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto didampingi istri Suci Nugroho Budi Wiryanto kunjungan kerja ke Markas Yonif 320/BP. Foto/Pendam Siliwangi
A A A
BANDUNG - Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto meminta para prajurit TNI AD di jajaran Kodam III/Siliwangi baik Jawa Barat maupun Banten untuk tidak menjadi seperti bahan peladak bersumbu pendek.

Artinya, prajurit TNI jangan mudah terprovokasi, terhasut, tersinggung, dan meledak atau marah hanya karena kabar atau informasi yang belum tentu kebenarannya. (BACA JUGA: Takut Dibunuh, ABG di Ciamis Tak Melawan saat Diperkosa Pemuda Pengangguran )

Panglima mengimbau prajurit TNI AD menguatkan mekaniskme konfirmasi dan cek ricek terhadap informasi atau kabar yang beredar. (BACA JUGA: Travel Seruduk Bagian Belakang Truk, 1 Tewas 4 Terluka )

Imbauan ini disampaikan Pangdam menyikapi kasus insiden penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur, yang dipicu hoaks atau kabar bohong yang disebarkan Prada TNI MI di grup WhatsApp. (BACA JUGA: 15 Ton Kertas Ibadah Ludes Terbakar, Kerugian Rp220 Juta )

"Seluruh personel Kodam III/Siliwangi jangan mudah terprovokasi, jangan mudah terhasut dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya atau hoaks," kata Pangdam dalam kunjungan kerja ke Markas Batalyon Infanteri (Yonif) 320/Badak Putih, Pandeglang, Banten, Selasa (1/9/2020).

Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengemukakan, jika ada berita atau informasi yang belum tentu kebenarannya, prajurit TNI AD harus dapat mencerna sebaik-baiknya.

"Selalu lakukan check and recheck, kroscek. Cek berulang kali supaya yakin benar. Sehingga tidak akan salah dalam mengambil keputusan dan tindakan. Bijak dalam bermedia sosial tidak boleh berbohong baik bicara maupun menulis," ujar Panglima.

Pangdam kembali mengingatkan kepada prajurit TNI AD bahwa TNI dan Polri bersaudara. Begitu juga dengan pemerintah daerah (pemda), dan masyarakat umum. Sehingga, tidak boleh ada gesekan.

"Kita (prajurit TNI) harus lebih bijak menghadapi situasi jika menerima berita yang belum tentu kebenarannya sehingga jangan mudah tersulut emosi. Kejadian yang lalu di Jakarta Timur tidak boleh terjadi di Banten atau wilayah Kodam III/Siliwangi," tutur Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto.

Panglima mengemukakan, para prajurit TNI harus memupuk persaudaraan dengan siapapun, terutama dengan Polri. Kemampuan bela diri dan kemiliteran TNI bisa digunakan untuk hal-hal positif.

"Pelihara dan asah terus kemampuan dengan berlatih di bidang kemiliteran dan lainnya. Namun, untuk kemampuan bela diri yang dimiliki oleh seluruh prajurit harus digunakan untuk kepentingan negara melawan musuh-musuh negara, membela kebenaran. Tidak boleh digunakan hal-hal lain. Bukan untuk melawan kawan dan saudara-saudara kita," ungkap Pangdam.

Pangdam mengatakan, jaga nama baik satuan dan orang tua. Sebab, orang tua para prajurit ini selalu mendoakan tak henti-henti demi keberhasilan anaknya. Hindari pelanggaran, berlatih, berlatih, dan selalu bersyukur serta berdoa agar terpilih untuk penugasan di luar negri. Karena, tugas di luar negri suatu kebanggaan tersendiri.

Sementara itu, hadir pula dalam acara tersebut, Kapolda Banten Irjen Pol Fianda. Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 320/BP Mayor TNI Inf Faurizal Noerdin dan seluruh prajurit memenuhi di jalan Mako Yonif 320/BP.

Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto didampingi Ketua Persit KCK PD III/Siliwangi Suci Nugroho Budi Wiryanto disambut oleh prajurit Yonif 320/Badak Putih dengan unjuk kebolehan bela diri militer.

“Saya bangga kepada kalian. Kalian telah menampilkan bela diri militer dan sekaligus budaya Banten. Itu sama dengan ikut melestarikan budaya khas Banten sesuai dengan UU TNI Nomor 34 tentang Operasi Militer Selain Perang,” tandas Pangdam.

Pangdam: Prajurit TNI Jangan Jadi Seperti Peledak Sumbu Pendek

Prajurit Yonif 320/Badak Putih menunjukkan kebolehan mereka dalam ilmu bela diri militer. Foto/Pendam Siliwangi

Seperti diketahui, Polsek Ciracas hancur akibat diserang oleh ratusan orang berambut cepat yang diduga anggota TNI. Penyerangan tersebut diduga dipicu kabar bohong yang disebarkan Prada TNI Ilham, anggota Satuan Direktorat Hukum TNI Angkatan Darat (AD).

Insiden ini berawal pada Kamis (27/8/2020). Saat itu, Prada Ilham mengendarai sepeda motor dan melaju di kawasan Ciracas. Ketika melintas di tikungan Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, pertigaan lampu merah Arundina, Prada Muhammad Ilham hendak menyalip kendaraan di depannya, tapi gagal.

Karena kurang konsentrasi, Prada Ilham mengalami kecelakaan tunggal alias terjatuh dari sepeda motor di tikungan tersebut. Prada Ilham terluka. Kecelakaan tunggal tersebut dibuktikan dengan rekaman gambar CCTV dari salah satu toko di sekitar lokasi kejadian.

Namun, Prada Ilham justru menyebarkan kabar bohong di grup WhatsApp kepada teman-temannya angkatan 2017 bahwa dirinya dikeroyok. Temen-teman satu angkatan Prada Ilham naik pitam. Mereka menyerang Polsek Ciracas. Bahkan merusak lapak dagangan warga di sekitar lokasi kejadian.
(awd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1877 seconds (0.1#10.140)