Kisah Panumbangan, Pesantren yang Hilang, hingga Berdirinya Kerajaan Panjalu

Minggu, 26 Januari 2020 - 05:00 WIB
Kisah Panumbangan, Pesantren yang Hilang, hingga Berdirinya Kerajaan Panjalu
Kisah Panumbangan, Pesantren yang Hilang, hingga Berdirinya Kerajaan Panjalu
A A A
Salah satu Pondok Pesantren yang terletak di Dusun Cikopeng, Desa Kertaraharja, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis dikabarkan menghilang.

Salah satu tokoh masyarakat setempat Gumilar mengatakan, berdasarkan kisah tutur, nama Panumbangan merupakan pengembangan dari kata tumbang. "Panumbangan dulunya merupakan hutan belantara yang dipenuhi pohon," kata Gumilar.

Singkat cerita, datang dua ksatria yang masih keturunan Majapahit bernama Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana.

"Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana berniat untuk tinggal di lokasi tersebut, maka mereka berdua menebang beberapa pohon dengan harapan lahan itu dijadikan sebagai perkampungan," tambahnya.

Sejak banyak pohon yang tumbang, maka lokasi tersebut diberi nama Panumbangan. Selain dilatarbelakangi karena banyak pohon tumbang, lokasi tersebut diberi nama Panumbangan berawal dari kisah Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana menjadi harimau setelah berenang di telaga larangan.

"Suatu hari Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana bertemu dengan Aki Garahang yang memberi pesan agar jangan berenang di telaga larangan," papar Gumilar.

Namun, pesan Aki Garahang tidak ditaati oleh Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana, sehingga mereka ber dua berenang di telaga larangan. "Setelah mereka berdua berenang di telaga larangan, keduanya berubah wujud menjadi harimau putih dan harimau hitam," terangnya.

Setelah hutan belantara menjadi perkampungan dan berubahnya wujud Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana menjadi harimau, datang tokoh baru bernama KH A Somad yang menyiarkan ajaran Agama Islam.

Dalam sejarahnya, KH A Somad mendirikan Pondok Pesantren dan berhasil menyebarkan ajaran Islam. Sayangnya, masa pendirian Pondok Pesantren dari mulai tanggal, bulan dan tahun hingga kini tidak pernah diketahui.

Setelah KH A Somad banyak mencetak ahli agama dan masyarakat menjadi penganut agama Islam yang taat, Pondok Pesantren tersebut menghilang atau dalam bahasa Sunda ngahiang.

"Rangkaian perjalanan sejak datangnya Bongbang Rarang dan Bongbang Kencana yang selanjutnya muncul KH A Somad erat kaitannya dengan Kerajaan Panjalu," terang Gumilar.

Pada tahun 1950 di Dusun Cikopeng, Desa Kertaraharja, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, ada program cetak sawah yang dipelopori oleh TNI waktu itu.

"Saat membuat sawah, salah satu warga bernama Aki Ruhatma (almarhum) menemukan peralatan raja di antaranya mahkota, sirip kanan dan kiri untuk di gunakan di lengan tangan dan kaki raja yang terbuat dari emas seberat 2 kilogram," tuturnya.

Saksi penemuan barang berharga yang ditemukan Aki Ruhatma tersebut, sekarang masih hidup bernama Aki Memet. Aki Memet sering menceritrakan kisah yang pernah terjadi disekitar Panumbangan.

Barang penemuan Aki Ruhatma waktu itu juga langsung diserahkan ke pihak TNI untuk di amankan. Namun, saat ini barang dimaksud entah berada di mana.

Gumilar menerangkan, dari kisah yang terjadi di Panumbangan terkait pernah adanya Pondok Pesantren yang didirikan KH A Somad yang menghilang tersebut, sekarang dirinya telah berhasil mendirikan Pondok Pesantren Nurul Firdaus yang konsen terhadap dunia pendidikan dan pengobatan hipnoteraphy.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4959 seconds (0.1#10.140)