Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Pangeran Diponegoro sempat mendapat tugas khusus saat Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IV naik tahta Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta.
Sri Sultan HB IV yang masih muda ini membuat Pangeran Diponegoro harus mengajarkan beberapa hal, salah satunya bahasa Melayu.
Tapi tampaknya sultan muda itu masih cukup sulit mencerna pembelajaran yang diberikan Pangeran Diponegoro.
Bahkan saat didatangkan guru khusus Bahasa Melayu bernama Letnan Abbas, sembilan bulan berikutnya belum juga bisa merangkai kata-kata dengan baik.
Sri Sultan HB IV selain belajar dari Pangeran Diponegoro, ia juga belajar dari guru bahasa khusus.
Guru bahasa jni mengajarkan bahasa Melayu kepada raja muda, yang baru saja berkuasa di Keraton Yogya. Hal itu terlihat saat Raffles melakukan kunjungan singkatnya ke Keraton Yogya, pada pertengahan Januari 1816.
Saat itu, Sri Sultan HB IV telah memerintahkan secara penuh. Memang kehidupan sang sultan muda itu tak begitu tertarik dengan hal-hal pembelajaran.
Sri Sultan HB IV yang masih muda ini membuat Pangeran Diponegoro harus mengajarkan beberapa hal, salah satunya bahasa Melayu.
Tapi tampaknya sultan muda itu masih cukup sulit mencerna pembelajaran yang diberikan Pangeran Diponegoro.
Bahkan saat didatangkan guru khusus Bahasa Melayu bernama Letnan Abbas, sembilan bulan berikutnya belum juga bisa merangkai kata-kata dengan baik.
Sri Sultan HB IV selain belajar dari Pangeran Diponegoro, ia juga belajar dari guru bahasa khusus.
Guru bahasa jni mengajarkan bahasa Melayu kepada raja muda, yang baru saja berkuasa di Keraton Yogya. Hal itu terlihat saat Raffles melakukan kunjungan singkatnya ke Keraton Yogya, pada pertengahan Januari 1816.
Saat itu, Sri Sultan HB IV telah memerintahkan secara penuh. Memang kehidupan sang sultan muda itu tak begitu tertarik dengan hal-hal pembelajaran.