Bung Tomo dan Gebrakan Politik Usia 17 Tahun di Parindra Antarkan Tokoh Muda ke Parlemen Belanda
loading...
A
A
A
SURABAYA - Semangat Sumpah Pemuda membuat Sutomo atau Bung Tomo ini memulai karier politiknya di usia muda. Perjuangannya melawan penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat Sang Orator tersebut kerap dipercaya oleh banyak kalangan untuk memimpin.
Sejak kecil Bung Tomo, sudah memiliki potensi memobilisasi massa. Semangatnya juga selalu menggebu-gebu apalagi membicarakan soal perlawanan kepada para penjajah.
Tak ayal Bung Tomo muda disegani oleh banyak orang. Bahkan termasuk yang lebih tua dari Bung Tomo sendiri. Di usianya yang masih cukup muda, Bung Tomo sudah dipercaya menjadi Sekretaris Partai Indonesia Raya (Parindra) cabang Tembok Duku, Kota Surabaya.
Dikutip dari "Bung Tomo: Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November", Pada saat itu, banyak yang terkejut ditunjuknya Bung Tomo sebagai Sekretaris Parindra. Sebab pada saat itu masih banyak orang - orang Parindra yang usianya lebih tua daripada Bung Tomo, apalagi masa pengabdiannya di Parindra juga jauh lebih lama.
Jika dilihat dari usia Bung Tomo dan waktu bergabung di Parindra, sebenarnya ia masih bisa dikatakan anak kemarin sore. Tentu saja ada beberapa orang yang merasa iri dengan ditunjuknya Bung Tomo menduduki jabatan tersebut. Apalagi saat itu Parindra adalah salah satu partai politik yang sangat dipandang.
Parindra adalah salah satu partai politik yang berhaluan moderat kooperatif di masa penjajahan Belanda. Parindra memang didirikan di masa zaman kolonial Belanda, partai politik ini didirikan oleh dr. Soetomo, di Solo pada 26 Desember 1935. Partai politik ini memiliki tujuan berusaha mengangkat derajat bangsa Indonesia.
Inilah yang menjadi pertimbangan Sutomo, untuk turut menerima tawaran jabatan sebagai sekretaris partai. Apalagi dengan idealismenya yang masih muda, Bung Tomo memiliki sejumlah gagasan agar turut mengangkat derajat bangsa Indonesia. Pada benak Bung Tomo perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa adalah prioritas utama dibanding segalanya.
Karakter seorang pejuang telah melekat pada diri Bung Tomo saat itu yang baru menginjak usia 17 tahun. Usia yang masih sangat muda untuk berkiprah di kancah perpolitikan dan pergerakan saat itu. Bung Tomo lah yang juga turut berjuang di awal - awal partai ini terbentuk, setelah melakukan fusi dari organisasi Budi Utomo dengan Partai Bangsa Indonesia (PBI).
Konon penunjukan Bung Tomo sebagai sekretaris partai politik tak lepas dari bakat dan kecakapannya dibanding dengan orang - orang yang lebih tua darinya. Ia dinilai memiliki bakat sebagai seorang orator, kendati masih berusia cukup muda. Sehingga dengan kemampuan dan bakatnya inilah Parindra mencoba memberikan kesempatan untuk menyalurkannya.
Saat itu Bung Tomo juga mulai menunjukkan kemampuannya dalam berkomunikasi politik dan diplomasi, dua hal yang sangat dibutuhkan dalam sebuah partai politik. Satu hal lagi yang penting, karakter Bung Tomo selaras dengan ideologi perjuangan Parindra, yaitu menegakkan kedaulatan bangsa.
Kelebihan individu yang dimiliki Bung Tomo inilah yang menjadikan banyak kelompok menyatakan bergabung dengan Parindra, misalnya Sarekat Soematra, Tirtajasa (Banten), dan Timor Verbond. Selain itu, beberapa tokoh muda yang berpengaruh saat itu, seperti Hoesni Thamrin, Soenarjo, dan Iskaq Tjokrohadisoerojo, juga turut bersedia bergabung. Pesona Bung Tomo menjadikan banyak tokoh muda mendaftarkan diri menjadi anggota Parindra, termasuk beberapa kelompok organisasi.
Salah satu langkah Parindra untuk mengangkatnya derajat bangsa dengan membangun sejumlah poliklinik dan koperasi pasar, tujuannya agar wakil - wakil mereka bisa masuk dalam Parlemen Belanda, sehingga bersama - sama memperjuangkan bangsa Indonesia.
Langkah ini pun berhasil, Parindra menempatkan sejumlah wakil di parlemen yang rata - rata didominasi anak muda, tokoh - tokoh seperti Moh. Husni Thamrin, R. Sukarjo Wiryopranoto, R. Panji Suroso, Wuryaningrat, dan Mr. Susanto Tirtoprojo, menduduki anggota parlemen. Kendati duduk di parlemen Belanda, tetapi tokoh - tokoh dari Parindra getol memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat.
Lihat Juga: Siapa Hana-Rawhiti Kareariki Maipi-Clarke? Anggota DPR Selandia Baru yang Protes dengan Menari Haka
Sejak kecil Bung Tomo, sudah memiliki potensi memobilisasi massa. Semangatnya juga selalu menggebu-gebu apalagi membicarakan soal perlawanan kepada para penjajah.
Tak ayal Bung Tomo muda disegani oleh banyak orang. Bahkan termasuk yang lebih tua dari Bung Tomo sendiri. Di usianya yang masih cukup muda, Bung Tomo sudah dipercaya menjadi Sekretaris Partai Indonesia Raya (Parindra) cabang Tembok Duku, Kota Surabaya.
Dikutip dari "Bung Tomo: Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November", Pada saat itu, banyak yang terkejut ditunjuknya Bung Tomo sebagai Sekretaris Parindra. Sebab pada saat itu masih banyak orang - orang Parindra yang usianya lebih tua daripada Bung Tomo, apalagi masa pengabdiannya di Parindra juga jauh lebih lama.
Jika dilihat dari usia Bung Tomo dan waktu bergabung di Parindra, sebenarnya ia masih bisa dikatakan anak kemarin sore. Tentu saja ada beberapa orang yang merasa iri dengan ditunjuknya Bung Tomo menduduki jabatan tersebut. Apalagi saat itu Parindra adalah salah satu partai politik yang sangat dipandang.
Baca Juga
Parindra adalah salah satu partai politik yang berhaluan moderat kooperatif di masa penjajahan Belanda. Parindra memang didirikan di masa zaman kolonial Belanda, partai politik ini didirikan oleh dr. Soetomo, di Solo pada 26 Desember 1935. Partai politik ini memiliki tujuan berusaha mengangkat derajat bangsa Indonesia.
Inilah yang menjadi pertimbangan Sutomo, untuk turut menerima tawaran jabatan sebagai sekretaris partai. Apalagi dengan idealismenya yang masih muda, Bung Tomo memiliki sejumlah gagasan agar turut mengangkat derajat bangsa Indonesia. Pada benak Bung Tomo perjuangan menegakkan kedaulatan bangsa adalah prioritas utama dibanding segalanya.
Karakter seorang pejuang telah melekat pada diri Bung Tomo saat itu yang baru menginjak usia 17 tahun. Usia yang masih sangat muda untuk berkiprah di kancah perpolitikan dan pergerakan saat itu. Bung Tomo lah yang juga turut berjuang di awal - awal partai ini terbentuk, setelah melakukan fusi dari organisasi Budi Utomo dengan Partai Bangsa Indonesia (PBI).
Konon penunjukan Bung Tomo sebagai sekretaris partai politik tak lepas dari bakat dan kecakapannya dibanding dengan orang - orang yang lebih tua darinya. Ia dinilai memiliki bakat sebagai seorang orator, kendati masih berusia cukup muda. Sehingga dengan kemampuan dan bakatnya inilah Parindra mencoba memberikan kesempatan untuk menyalurkannya.
Saat itu Bung Tomo juga mulai menunjukkan kemampuannya dalam berkomunikasi politik dan diplomasi, dua hal yang sangat dibutuhkan dalam sebuah partai politik. Satu hal lagi yang penting, karakter Bung Tomo selaras dengan ideologi perjuangan Parindra, yaitu menegakkan kedaulatan bangsa.
Kelebihan individu yang dimiliki Bung Tomo inilah yang menjadikan banyak kelompok menyatakan bergabung dengan Parindra, misalnya Sarekat Soematra, Tirtajasa (Banten), dan Timor Verbond. Selain itu, beberapa tokoh muda yang berpengaruh saat itu, seperti Hoesni Thamrin, Soenarjo, dan Iskaq Tjokrohadisoerojo, juga turut bersedia bergabung. Pesona Bung Tomo menjadikan banyak tokoh muda mendaftarkan diri menjadi anggota Parindra, termasuk beberapa kelompok organisasi.
Salah satu langkah Parindra untuk mengangkatnya derajat bangsa dengan membangun sejumlah poliklinik dan koperasi pasar, tujuannya agar wakil - wakil mereka bisa masuk dalam Parlemen Belanda, sehingga bersama - sama memperjuangkan bangsa Indonesia.
Langkah ini pun berhasil, Parindra menempatkan sejumlah wakil di parlemen yang rata - rata didominasi anak muda, tokoh - tokoh seperti Moh. Husni Thamrin, R. Sukarjo Wiryopranoto, R. Panji Suroso, Wuryaningrat, dan Mr. Susanto Tirtoprojo, menduduki anggota parlemen. Kendati duduk di parlemen Belanda, tetapi tokoh - tokoh dari Parindra getol memperjuangkan dan membela kepentingan rakyat.
Lihat Juga: Siapa Hana-Rawhiti Kareariki Maipi-Clarke? Anggota DPR Selandia Baru yang Protes dengan Menari Haka
(cip)