Sekjen PDIP Tegaskan Tak Ada Tarik Tambang Politik Dengan Risma
loading...
A
A
A
SURABAYA - Jajaran DPP PDIP menggelar Konsolidasi Organisasi Internal Partai di kantor DPD PDIP Jatim, Minggu (30/8/2020), untuk menyambut Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto dalam kesempatan ini menegaskan bahwa, tak ada “tarik tambang politik” antara dirinya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seperti digambarkan sejumlah media. "Ada media tertentu yang menggambarkan kami ada drama tarik-menarik. Saya tidak tahu informasinya dari mana. Karena tidak ada wawancara," ujarnya.
(Baca juga: 199 Santri di Banyuwangi Positif COVID-19, 6.000 Lainnya Dikarantina )
Hasto menegaskan, dalam tubuh PDIP tidak ada tarik-menarik. Yang ada adalah upaya menarik dengan sekuat-kuatnya untuk kesejahteraan rakyat. “Tidak ada tarik tambang politik di internal partai. Yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan. Semua taat sepenuhnya kepada keputusan Ketua Umum Partai, Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.
Hasto Kristiyanto mengakui, memang ada daerah yang mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Salah satunya adalah adalah Surabaya.
“Selama hampir 10 tahun Ibu Risma (Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini) memimpin, Surabaya menjadi ikon begitu banyak identitas keberhasilan. Seperti smart city, the green city dan lainnya. Karena itulah Surabaya akan dijaga dan dilindungi oleh anggota dan kader partai yang menyatu dengan rakyat untuk memenangkan Pilkada,” ujar Hasto.
Hasto mengatakan, untuk menjadi calon kepala daerah dari PDIP, harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais serta memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat. “Atas dasar hal tersebut, PDI Perjuangan tidak ingin Surabaya jatuh ke tangan yang salah,” ujar Hasto.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga ketua DPP PDIP menegaskan, untuk menang di Surabaya, dibutuhkan modal sosial, yang jauh lebih penting ketimbang uang. “Dan ciri kepemimpinan PDI Perjuangan adalah selalu menyatu dengan rakyat di Surabaya,” ujar Risma.
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto dalam kesempatan ini menegaskan bahwa, tak ada “tarik tambang politik” antara dirinya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini seperti digambarkan sejumlah media. "Ada media tertentu yang menggambarkan kami ada drama tarik-menarik. Saya tidak tahu informasinya dari mana. Karena tidak ada wawancara," ujarnya.
(Baca juga: 199 Santri di Banyuwangi Positif COVID-19, 6.000 Lainnya Dikarantina )
Hasto menegaskan, dalam tubuh PDIP tidak ada tarik-menarik. Yang ada adalah upaya menarik dengan sekuat-kuatnya untuk kesejahteraan rakyat. “Tidak ada tarik tambang politik di internal partai. Yang ada adalah menarik rakyat agar bebas dari belenggu kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan. Semua taat sepenuhnya kepada keputusan Ketua Umum Partai, Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya.
Hasto Kristiyanto mengakui, memang ada daerah yang mendapat perhatian khusus dari Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Salah satunya adalah adalah Surabaya.
“Selama hampir 10 tahun Ibu Risma (Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini) memimpin, Surabaya menjadi ikon begitu banyak identitas keberhasilan. Seperti smart city, the green city dan lainnya. Karena itulah Surabaya akan dijaga dan dilindungi oleh anggota dan kader partai yang menyatu dengan rakyat untuk memenangkan Pilkada,” ujar Hasto.
Hasto mengatakan, untuk menjadi calon kepala daerah dari PDIP, harus memenuhi kriteria ideologis Pancasilais serta memiliki kemampuan teknokratis guna menyelesaikan masalah rakyat. “Atas dasar hal tersebut, PDI Perjuangan tidak ingin Surabaya jatuh ke tangan yang salah,” ujar Hasto.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga ketua DPP PDIP menegaskan, untuk menang di Surabaya, dibutuhkan modal sosial, yang jauh lebih penting ketimbang uang. “Dan ciri kepemimpinan PDI Perjuangan adalah selalu menyatu dengan rakyat di Surabaya,” ujar Risma.
(msd)