Kisah Tribhuwana Tunggadewi Jadi Raja Majapahit usai Gayatri Tak Mau Naik Tahta

Senin, 04 November 2024 - 09:08 WIB
loading...
Kisah Tribhuwana Tunggadewi...
Gayatri Rajapatni menolak naik tahta menjadi Raja Majapahit dan menyerahkannya kepada putrinya, Tribhuwana Tunggadewi. Penampakan Gayatri Rajapatni istri dari raja Majapahit Raden Wijaya versi AI. Foto/@aiNusantara
A A A
JAKARTA - Sosok berpengaruh, Gayatri Rajapatni menolak naik tahta menjadi Raja Majapahit. Gayatri menyerahkan singgasana Kerajaan Majapahit kepada putrinya, Tribhuwana Tunggadewi.

Pergantian tahta di Majapahit itu pasca Raja Jayanagara dibunuh usai terjadi sejumlah prahara di dalam Kerajaan Majapahit. Jayanegara merupakan putra dari Raden Wijaya yang merupakan pendiri sekaligus raja pertama Majapahit.


Gayatri pun sempat mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Mahapatih Gajah Mada yang telah mengusulkan dirinya menggantikan Jayanagara sebagai raja.

Akan tetapi bagi Gayatri, naiknya Tribhuwana Tunggadewi sebagai raja dianggap sebagai solusi, untuk menyenangkan hati para penduduk Kahuripan - Jiwana, tempat Tribhuwana saat menjadi penguasa di wilayah kekuasaan Majapahit.

Naik tahtanya Tribhuwana Tunggadewi juga membuat Gayatri sangat bahagia karena menyaksikan semua orang mendapat manfaat dari kerjasama antara penguasa yang diangkat dengan pasangannya nanti dalam berbagi masalah dan kesuksesan dalam mengelola pemerintahan.

Di sisi lain Gayatri pasca menolak jabatan raja, Prof. Slamet Muljana pada "Gayatri Rajapatni: Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit", sama sekali tak berniat menikah lagi.



Padahal saat itu Gayatri masih cukup cantik dan mempesona beberapa laki-laki.

Tetapi sebagai penganut Buddhis, ia tak percaya bahwa para janda berkasta bangsawan harus terjun ke dalam api pembakaran jasad suaminya. Namun ia meyakini bahwa mereka pantas undur diri dari kehidupan duniawi.

Istri pendiri Majapahit ini pun memilih memangkas rambutnya dan menjadi seorang biksu Buddha. Ia pun tak lagi terlibat pada kehidupan di publik Majapahit kala itu. Namun ia tetap bisa diam-diam membawa putrinya serta cucu-cucunya menjalankan pemerintahan.



Perasaan bersalah Gayatri juga begitu besar. Pasalnya ia telah memerintahkan pembunuhan atas sang raja muda, kendati pun ia tidak melakukan demi keuntungan pribadi, dan memang ia tak ingin orang lain berpikir demikian, sebagaimana yang mungkin akan terjadi jika Gayatri mengambil alih tahta sendiri.

Tetapi ia tak pernah mengutarakan pertimbangan tersebut kepada Gajah Mada. Namun karena rasa hormat Gajah Mada terhadap Gayatri semakin besar dan mereka tetap bersahabat, Gajah Mada tampaknya juga mahfum.

Tribhuwana sempat diberi tahu ibunya tentang keputusan itu. Tetapi layaknya seorang putri yang lahir dari orang tua bangsawan Jawa, ia tetap menjaga sikap.

Tribhuwana Tunggadewi gadis yang anggun, pandai membawa diri, ramah, dan tenang. Tingkah lakunya tak pernah gegabah dalam menampilkan perasaan suka cita maupun kekalutan yang tiba-tiba hadir dalam kehidupannya akibat kejadian di atas.

Tribhuwana akhirnya dilantik menjadi ratu dan upacara perkawinannya digelar sesuai dengan tampilan dan upacara tradisional yang megah. Gayatri pun lega karena pihak kerajaan maupun khalayak pada umumnya menyambut hangat pengangkatan sang ratu muda.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1783 seconds (0.1#10.140)